Kriss masih setia melambaikan tangan kala mobil papanya Tiffany itu masih tertangkap jangkauan penglihatannya. Hingga mobil hitam itu sudah bergabung dengan kendaraan lain dan mengecil, jauh dari jangkauannya barulah Kriss menurunkan tangannya. Ia mendesah panjang melihat ke arah mobil itu pergi seakan masih menatap asap yang ditinggalkan. Kemudian pandangan Kriss kembali ke anak buah papanya Tiffany yang kini tengah menelepon. Merasa sedang diperhatikan anak buah itu menunduk hormat lalu mempercepat sambungan teleponnya. "Saya sudah menelepon mobil dereknya," ucap anak buah papanya Tiffany. Kriss mengangukkan kepalanya paham. "Aku akan menunggu sambil duduk di sana," tunjuk Kriss pada trotoar pinggir jalan. Merasa tidak pantas, anak buah papanya Tiffany itu lantas bergeleng dan mengha

