42

1026 Kata
Kriss menyantap makan malamnya dengan tergesa. Dirinya baru saja kembali setelah seharian ada di sekitar bendungan anastasius untuk melihat keadaan sekitar. Kriss tidak berani mengaktifkan kunci karena ada temannya yang juga datang untuk memancing. "Kamu benar-benar tidak ingin memakan ikan ini?" Tanya laki-laki yang tinggal di sebelahnya. Saat memancing laki-laki itu mendapatkan ikan dan langsung saja dibakarnya untuk makan malam. Sedangkan Kriss menolak untuk memakannya dan memilih untuk membeli makanan dari luar. "Saya tidak bisa makan ikan seperti itu, jadi anda bisa menghabiskannya." Jawab Kriss berbohong. Kriss tidak bisa makan dengan sembarangan. Dari yang ia cari tahu, orang luar desa yang sudah pernah memakan ikan dari bendungan itu akan merasa nikmat dan ketagihan. Lalu dia juga akan datang berkunjung lagi dan lagi, itu akan berhenti saat orang itu sudah masuk ke dalam jebakan dan mati karena dimakan oleh makhluk-makhluk penunggu bendungan. "Aku sudah sering memancing di tempat lain, tapi ikan dari sini benar-benar yang terbaik." Kata laki-laki itu bercerita. "Aku dengar juga seperti itu, tapi sayangnya aku tidak bisa memakannya." Jawab Kriss yang langsung saja membuat laki-laki itu menganggukkan kepalanya mengerti. "Tapi sebenarnya apa yang kamu lakukan di sini? Kamu tidak mancing atau melakukan apapun kecuali mengelilingi sekitar bendungan." Tanya laki-laki itu pada Kriss. "Aku menelitinya, aku pikir pasti ada sesuatu yang menarik di sekitar bendungan, untuk itu aku memutuskan untuk berkeliling saja." Jawab Kriss berbohong. "Benarkah? Kalau begitu ayo kita berkeliling bersama. Aku juga penasaran sebenarnya ada apa saja di sini." Kata laki-laki itu dengan nada berani. "Apakah kamu pernah masuk goa yang ada di samping bendungan? Kata orang di sana ada ular besar yang menunggu di depan pintu masuk ke dalam goa." Kata laki-laki itu lagi, memberitahukan hal itu pada Kriss. "Aku sebenarnya penasaran, tapi takut jika ular itu akan menghabisiku." Lanjutnya lagi. "Sepertinya aku tidak pernah mendengar hal itu." Jawab Kriss tak yakin. Kriss tidak tahu karena entah itu di dunia nyata atau di dunia game, Kriss belum pernah menjelajahinya. Untuk itu Kriss tidak yakin soal itu. "Belum ada orang yang berhasil masuk ke sana, karena kebanyakan dari mereka akan lari setelah melihat ular itu. Dikatakan di sana adalah tempat tinggal penghuni bendungan yang merupakan putri kodok yang besar." Kata laki-laki itu menceritakannya semua mitos yang pernah ia dengar. "Aku penasaran, dia pasti sangat cantik hingga dijaga ketat oleh seekor ular besar." Lanjut laki-laki itu sudah membayangkan hal yang tidak-tidak. Kriss tidak setuju dengan hal itu. Kriss jadi mengingat hari pertama saat dirinya datang dan masuk ke dalam rumah nenek itu. Kriss pikir itu adalah sebuah goa yang gelap. Apa itu mungkin? "Aku harap bisa menemukan jodoh di sini." Gumam laki-laki itu lagi. "Oh, halo! Apakah anda sedang melakukan pemeriksaan?" Tanya laki-laki itu dengan suara antusias. Kriss menoleh, menatap ke arah nenek-nenek yang datang dengan tatapan mata yang tajam. Seperti pada hari pertama, pandangannya dan juga pandangan laki-laki yang tinggal di sebelahnya pada nenek itu benar-benar berbeda. Melihat bagaimana mata laki-laki itu yang berbinar, tentu saja membuat Kriss tahu jika laki-laki itu benar-benar melihat seorang wanita cantik pada sosok nenek yang ia pikir mengerikan itu. "Apakah kalian baru kembali?" Tanya nenek itu yang langsung saja dijawabi anggukan oleh laki-laki disebelahnya. "Saya baru saja memanggang ikan dari hasil pancingan saya hari ini, apakah anda mau mencicipinya?" Jawab laki-laki itu dengan antusias. "Ini benar-benar sangat lezat." Lanjut laki-laki itu lagi. Kriss masih diam, menatap ke arah pandangan nenek itu yang mulai berubah. Terlihat sekali jika nenek itu sangatlah kesal dan juga marah. "Tidak perlu, makanlah dengan perlahan." Jawab nenek itu mencoba untuk tetap tenang. Nenek itu menatap ke arah Kriss sedangkan Kriss memutuskan untuk menghindari pandangannya dan memilih untuk beranjak bangun. "Saya akan pergi tidur lebih dulu." Kata Kriss berpamitan. Temannya yang mendengarnya tentu saja terkejut, bagaimana bisa Kriss menghindari wanita yang sangat cantik itu. Setelah melihat Kriss masuk ke dalam kamarnya, nenek itu pun berpamitan untuk pergi. Bagi nenek itu memeriksa kondisi orang yang menginap di tempatnya sangat penting. Dirinya tidak bisa membiarkan orang-orang itu mati dengan mudah, untuk itu nenek itu selalu mengawasinya, apalagi orang-orang yang melakukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan. Di dalam kamar, Kriss langsung saja membuka tasnya dan menatap ke arah botol yang sudah ia bawa. Kriss masih belum menemukan tempat yang cocok untuk menyimpan botol itu. Selain itu, akan sangat mudah jika dirinya mengetahui di mana makhluk itu berkumpul, karena dengan begitu Kriss dapat meletakkan botol itu di sana nantinya. Kriss mengambil ponselnya yang ia simpan di atas kasur lantai. Kriss menyalakan ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Kriss terkejut saat melihat jam yang tertera di layar ponselnya. Benar-benar tidak menyangka jika sekarang sudah hampir jam dua belas malam. Kriss melihat notifikasi panggilan tak terjawab dari Tiffany. Saat Kriss berpikir untuk mengabaikannya dan akan menghubunginya esok, ponselnya pun kembali berdering. "APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN TIDAK MENGAKTIFKAN PONSELMU?" teriak Tiffany begitu panggilannya diangkat oleh Kriss. Kriss tersenyum tipis saat mendengarnya, Kriss yang sudah terbiasa dengan teriakan wanita itu tentu saja tidak merasa takut atau merasa bersalah. "Ada apa?" Tanya Kriss dengan suara pelan. "Aku mengirim dokter Anya pada sepupuku, dia belum pulang atau menelpon sampai jam segini. Apakah mereka benar-benar melakukannya di hotel?" Jawab Tiffany bercerita dengan nada khawatir. "Bukankah kamu memang mengusulkan hal itu? Kenapa khawatir?" Balas Kriss pelan. "Bagaimanapun juga ini pertama kalinya dokter Anya melakukannya, bagaimana jika dia kesakitan?" Jawab Tiffany khawatir. "Aku juga iseng menghubunginya, tapi tidak ada respon." Lanjut Tiffany lagi. "Dia bukan orang kecil lagi, jadi berhentilah untuk khawatir dan segera pergi tidur." Jawab Kriss mencoba untuk menenangkan. "Aku baru saja kembali dari bendungan setelah seharian berkeliling." Kata Kriss memberitahu. "Apakah kamu sudah menyelesaikannya?" Tanya Tiffany buru-buru. "Aku tidak bisa membuka kuncinya sembarangan karena ada orang lain bersamaku. Aku tidak berniat menyeret orang itu dalam penelitian ini. Dia bilang dia akan kembali lusa, jadi mungkin aku akan membuka kuncinya di hari itu." Jawab Kriss memberitahu. "Kamu harus hati-hati, jangan lupa untuk memberikan kabar padaku. Aku akan melihatnya dari sini." Kata Tiffany sedikit khawatir. "Tidak apa-apa, aku akan baik-baik saja." Jawab Kriss dengan yakin. Setelah itu keduanya pun berbincang cukup lama hingga akhirnya Kriss memutuskan untuk mematikan sambungan telponnya dan pergi tidur. Udara di situ sangatlah dingin hingga membuat Kriss sedikit tidak sanggup menahannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN