50

1139 Kata
Dokter Anya kembali ke kamar dan meletakkan paper bag berisi makanan itu di atas meja. Setelah itu dokter Anya pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar dan memutuskan untuk tidur. Ponselnya yang bergetar tentu saja membuat dokter Anya mengurungkan niatnya untuk tidur dan memutuskan untuk melihat ponselnya. Dokter Anya tersenyum tipis, melihat gambar berbagai ruangan yang yang dikirimkan oleh kakak sepupu Tiffany. Dokter Anya tidak tahu kenapa laki-laki itu menanyakan apakah dirinya suka atau tidak, tapi Anya memutuskan untuk menjawabnya dengan jujur. Memberitahu jika dirinya suka. Setelah mengirimkan balasan itu tentu saja dokter Anya berniat meletakkan ponselnya kembali. Namun, belum sempat dirinya meletakkan ponsel itu, balasan sudah masuk. Benar-benar berbeda saat dirinya bertukar pesan dengan mantan kekasihnya dulu, dan bodohnya dokter Anya berpikir jika semua laki-laki memang seperti itu. *Aku harap kamu bisa melihatnya sendiri nanti.* Dokter Anya tersenyum saat membacanya. Setelah itu dokter Anya pun memutuskan untuk tidak membalasnya lagi. Hari-hari terus berlalu, dan tanpa disadari hari ini sudah hari Jum'at. Di mana besoknya sudah weekend dan libur kerja. Kriss mencoba untuk menambahkan satu persatu bahan yang tadi sudah ia perkirakan. Tiffany sendiri tentu saja ikut membantunya dalam mengambilkan bahan-bahannya. "Apakah gagal?" Tanya Anto saat melihat Kriss berhenti dan mengambil napasnya. Kriss tidak menjawab dan menambahkan bahan terakhir. Semua orang terdiam, menunggu hasilnya. Sudah cukup lama Kriss memperhatikan, dan semalam Kriss juga mendiskusikan hal itu dengan Tiffany, hingga akhirnya Tiffany setuju untuk mencobanya. Tiffany menutup bibirnya tak percaya, menatap ke arah Kriss yang juga menatap ke arahnya. "Kita berhasil!!!" Seru Tiffany dengan senang. Tiffany pun memeluk Kriss dengan erat, begitupun dengan Kriss yang juga senang karena melihat Tiffany yang begitu senang. Yang lainnya pun merasa lega dan juga senang, akhirnya setelah melewati beberapa bulan untuk percobaan, dan berhasil juga. Anto menundukkan tubuhnya, memperhatikan bagaimana reaksi itu terjadi. Anto benar-benar tidak pernah terpikirkan untuk menambahkan bahan baru, dan kali ini dirinya kalah dengan Kriss yang notabenenya anak baru dan juga tidak sekolah dengan benar. "Haruskah kita membuat laporan tentang keberhasilan kali ini?" Tanya Anto yang langsung saja membuat Tiffany melepaskan pelukannya dan ikut memperhatikan reaksi itu. "Sebelum itu, kita harus memperkirakan apa efeknya nanti. Kemungkinan ini dibutuhkan untuk syuting, dimana membutuhkan salju saat belum waktunya salju turun. Jadi kita harus mengujinya dengan baik. Mulai dari efek samping yang ditimbulkan dan juga berapa lama itu akan hilang." Kata Tiffany memimpin. "Berbeda dengan salju aslinya, ini langsung menguap setelah beberapa menit." Tambah Tiffany sembari menunjuk bekas salju buatan yang sudah menguap dan meninggalkan bekasnya. Kriss menatap ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul empat sore, dengan begitu jam kerja pun usai dan waktunya untuk kembali ke tempat masing-masing. Tapi karena semua orang senang dengan keberhasilan itu, semuanya pun tidak menyadari usainya jam kerja yang berlangsung. "Dari yang aku lihat, itu bertahan kurang dari sepuluh menit dan lebih dari lima menit. Aku tidak yakin apakah waktu tahannya bisa ditambahkan atau tidak, tapi yang pasti ini tidak memiliki efek samping, karena kita menggunakan bahan-bahan yang aman, kecuali jika kita menambahkan bahan yang seharusnya tidak ditambahkan, mungkin akan ada efeknya pada kulit, seperti gatal-gatal dan juga kemerah-merahan." Kata Kriss menjelaskan. Kriss mengulurkan tangannya dan membiarkan salju buatan itu terkena kulit tangannya. Semua orang memperhatikan itu dengan baik, hingga akhirnya mereka pun bisa menerima penjelasan dari Kriss dengan sangat baik. "Dibandingkan itu, bukankah jenis kulit berbeda?" Tanya Anto mengkhawatirkan opsi lain. Tentu saja ada beberapa kulit yang terlalu sensitif, dan Kriss mengakui itu. Kriss menoleh ke arah Tiffany dan juga wanita lain yang ada di dalam ruangan laboratorium itu. "Kalau begitu, ayo kita coba pada beberapa hewan besok. Untuk sekarang bukankah seharusnya kita membereskan semuanya dan istirahat?" Kata Kriss pada akhirnya. Semua orang pun langsung menoleh ke arah jam dinding dan menyadari jika jam kerja sudah habis. Beberapa dari mereka segera beranjak untuk membersihkan semuanya. Meninggalkan Tiffany, Anto dan juga Kriss yang masih ada di sana. "Bagaimana kamu bisa merancang bahannya dengan tepat?" Tanya Anto penasaran. "Bukan aku, tapi Tiffany yang melakukannya. Aku hanya memimpinnya, tapi Tiffany yang merancang semua bahan-bahannya." Jawab Kriss memberitahu. Anto segera menatap ke arah Tiffany, dan Tiffany menggelengkan kepalanya cepat, memberitahu jika itu bukan dirinya. Memang benar, dirinya ikut andil dalam merancang semua itu, tapi Tiffany benar-benar tidak ikut banyak hal dalam mendiskusikan bahan-bahannya. "Ayo kita bereskan." Ajak Kriss yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Tiffany. Kriss dan juga Tiffany membereskan itu semua bersamaan, berbeda dengan Anto yang kembali ke mejanya dan membersihkan mejanya sendiri. Setelah selesai, ketiganya pun keluar dari lab dan berjalan untuk kembali ke kamar masing-masing. "Apakah kalian akan minum nanti?" Tanya Anto yang langsung saja membuat Tiffany menoleh ke arah Kriss untuk bertanya. Kriss menggelengkan kepalanya cepat, tidak setuju untuk minum, setelah terakhir kali dirinya tidak mampu bangun karena mabuk. "Aku ingin tidur, pergilah minum dengan yang lainnya." Kata Kriss memberitahu. "Kalau begitu, ayo kita pergi ke luar dan membeli minuman dan juga makanan. Karena besok weekend, kita bisa menikmatinya di sini." Putus Tiffany pada akhirnya. Anto pun menganggukkan kepalanya setuju. Kebetulan dirinya juga lagi suntuk. Tante-tante yang ia miliki terlalu sering memanggilnya, dan itu membuat Anto sedikit tertekan karena harus mengimbanginya, sekalipun dirinya tidak memiliki mood untuk melakukannya. "Kalau begitu aku akan mandi dulu, setelah itu ayo kita keluar." Kata Tiffany pada Anto. Anto pun langsung menganggukkan kepalanya setuju. Kriss sendiri tentu saja memutuskan untuk kembali ke kamar dan menjatuhkan tubuhnya di atas kasur lantai miliknya. Memang paling benar jika dirinya lebih suka tidur dibandingkan dengan melakukan kegiatan lainnya. Kriss mengambil ponselnya dan melihat berita tentang bendungan anastasius yang ia lewatkan selama dua hari terakhir. Alasannya tentu saja karena dirinya tidak bisa melihatnya karena Tiffany selalu ada disekitarnya. Wanita itu benar-benar sangat marah saat mengetahuinya, jadi Kriss memutuskan untuk berhenti sejenak. Kriss membaca artikel khusus bendungan itu dengan perlahan. Sampai saat ini, mayat dari temannya yang hilang itu belum juga ditemukan. Saat ini, Kriss memikirkan tentang nenek itu, Kriss berharap nenek itu mau membantu temannya dan menyembunyikannya di dalam goa. Kriss segera beranjak bangun dan menghampiri komputernya. Kriss menggunakan lensa kotak untuk masuk ke dalam game yang ia buat. Kriss melihat sekeliling, siapa tahu dirinya bisa menemukan temannya dengan memasuki game itu. Kriss terus berjalan dan mencari keberadaan temannya itu, tentu saja Kriss juga hati-hati, karena jika tidak dirinya akan ketahuan dengan makhluk-makhluk itu. Takutnya nanti nyawanya ikut terancam jika mati berkali-kali. Kriss mendekat ke arah goa dan melihat ke dalamnya, tidak ada tanda-tanda ada orang di dalam sana, dan Kriss pun mulai berputar ke arah lain, hingga akhirnya Kriss menghentikan langkahnya dan bersembunyi di balik semak-semak, memperhatikan banyak sekali makhluk yang berkumpul di sana dan menatap ke satu obyek. Melihat hal itu tentu saja membuat Kriss tahu jika makhluk itu juga berkembang biak. Kriss kembali dengan langkah hati-hati, hingga Kriss terkejut saat melihat orang lain selain dirinya. Itu adalah seorang wanita cantik yang juga terlihat memperhatikan makhluk-makhluk itu dengan sebuah kamera di tangannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN