45

1011 Kata
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, anehnya tidak ada tanda-tanda dunia itu kembali ke setelan awal. Kriss benar-benar tidak tahu bagaimana caranya keluar jika seperti ini. Kriss menatap ke dalam goa, terdiam sejenak untuk memikirkan semuanya. "Haruskah kita masuk ke dalam?" Tanya Kriss dengan sedikit ragu. "Apakah kamu ingin mati? Kamu pikir kenapa ada ular berjaga di sini? Tentu saja karena ada penunggunya di dalam sana." Balas laki-laki itu yang langsung saja membuat Kriss terdiam. Ada benarnya juga, tapi Kriss juga tidak bisa diam saja saat ini. Dirinya benar-benar harus keluar dari sini, sebelum dirinya mati karena kehabisan darah dan juga kehausan. Kriss menatap ke arah lukanya yang terus berdarah, tiba-tiba saja Kriss teringat janjinya pada Tiffany jika dirinya akan kembali dengan selamat. Bukankah dirinya masih harus berjuang setidaknya sekali? "Aku akan masuk ke dalam, jika kamu ingin menunggu di sini, maka tunggulah sendiri." Kata Kriss yang langsung saja bangun dan berjalan semakin masuk ke dalam goa. Dengan langkah pelan dan hati-hati tentunya. Laki-laki yang tadi menolak tentu saja mengikuti langkah Kriss dari belakang dengan takut. Memang benar dirinya menolak, tapi dirinya juga tidak bisa tinggal sendirian dengan makhluk aneh yang terus mondar-mandir di depan pintu goa, belum lagi dengan suaranya yang terdengar sangat menakutkan. Kriss menghentikan langkahnya saat kakinya tidak sengaja menendang sesuatu, Kriss duduk dan melihatnya, itu jelas-jelas tulang-tulang yang pernah ia lihat sebelumnya. Kriss semakin mempercepat langkahnya, di dalam hatinya Kriss benar-benar sudah merasa sangat tenang karena akhirnya dirinya bisa selamat. Cukup lama Kriss berjalan, Kriss berhenti saat melihat nenek-nenek tua yang tengah duduk dengan mengelus ular besar itu. Kriss masih ingat jika nenek itu adalah bagian dari makhluk itu, untuk itu Kriss memutuskan untuk hati-hati. "Oh, anda di sini." Ucap laki-laki itu yang langsung saja membuat Kriss menoleh dan menatap tajam ke arah laki-laki itu. "Hey, dia nona pemilik rumah. Apakah kamu tidak lihat? Ternyata dia yang merawat ular itu." Ucap laki-laki itu lagi dengan antusias. Laki-laki itu berjalan lebih dulu dan maju untuk mendekatinya. Sampai saat ini, Kriss benar-benar tidak tahu kenapa pandangannya pada nenek itu dengan orang lain terus berbeda. "Ya, kemarilah!" Ucap nenek itu dengan seringaian yang membuat Kriss khawatir. Kriss menahan baju laki-laki itu untuk tidak mendekat, namun laki-laki itu tidak mendengarkan dan malah menampel tangannya begitu saja. "Aaaaaaaaa." Jeritan laki-laki itu yang terdengar membuat Kriss memundurkan langkahnya. Tentu saja Kriss paham kenapa laki-laki itu berteriak, itu semua karena nenek itu memperlihatkan wujud aslinya, memutar kepalanya dengan benar-benar memutar, dan hal itu membuat Kriss juga takut saat melihatnya. Kriss menatap ke arah temannya yang jatuh di tanah karena ketakutan. Kriss mencoba untuk mendekatinya dan mengecek napasnya. Untung saja dia masih bernapas. "Permisi, saya akan kembali." Ucap Kriss dengan sopannya. "Cacat itu tidak akan sembuh seumur hidupmu." Ucap nenek itu yang langsung saja membuat Kriss menatap ke arah lukanya. Kriss terdiam, dan menganggukkan kepalanya mengerti. Dirinya sudah melihat banyak sekali orang aneh dan juga dirinya juga pernah melihat nenek itu sebelumnya. Jadi Kriss juga bisa menahan ketakutannya. "Terima kasih." Ucap Kriss memutuskan untuk membantu temannya itu bangun dan membawanya pergi meninggalkan goa. Kriss membuka pintu rumah itu dan keluar, Kriss bernapas lega karena akhirnya dirinya bisa keluar dari dunia itu. Sekarang Kriss tahu kenapa nenek itu menunjukkannya, itu karena dia ingin memberitahukan jalan keluar untuk dirinya. Kriss berjalan dengan memapah temannya, setelah sampai di penginapan, Kriss pun segera menjatuhkan laki-laki itu begitu saja. Kriss segera masuk ke dalam rumah dan berniat untuk mengobati lukanya, tapi anehnya, Kriss benar-benar tidak bisa melihat luka itu. Hanya saja luka itu terasa sedikit menyakitkan. Obat-obatan yang dibawakan oleh dokter Anya membuat Kriss sadar. Kriss mengambil obat-obatan itu dan meminumnya dengan cepat. Setidaknya dirinya bisa menahan rasa sakit di lengannya dengan bantuan obat itu. Setelah itu, Kriss jatuh tertidur. Antara tubuhnya yang lelah dan juga sakit di lengannya membuat Kriss memutuskan tidur tanpa memakan apa-apa. Berbeda dengan teman Kriss yang mulai sadar dan menatap ke arah sekitarnya. Teman Kriss terlihat kebingungan, menatap ke arah dirinya sendiri yang malah tidur di lantai. "Apakah aku tidur dengan berjalan? Kenapa aku bisa tidur di sini?" Gumamnya sendiri. Ingatannya tentang semua hal yang ada di bendungan anastasius hilang, dia benar-benar tidak ingat apapun kecuali bayang-bayang ketakutan yang masih melekat pada dirinya. Bahkan di saat dirinya tidak ingat sekalipun, laki-laki itu tetap terlihat ketakutan. "Kenapa tubuhku tidak berhenti bergetar?" Tanya laki-laki itu kebingungan. Setelahnya, laki-laki itu pun memutuskan untuk masuk ke dalam penginapannya dan mencoba untuk membaringkan tubuhnya yang gemetaran. Di luar penginapan, nenek itu berdiri, menatap ke arah dua kamar penginapan yang diisi oleh orang yang berbeda. "Beruntunglah kamu karena bersama dengan orang yang tepat." Ucap nenek itu sembari menatap ke arah kamar laki-laki yang baru saja masuk ke dalam penginapan. Nenek itu menatap ke arah kamar Kriss dengan tersenyum tipis. "Selamat datang penunggu bendungan anastasius selanjutnya." Gumam nenek itu dengan tertawa lebar. Sudah berpuluh-puluh tahun dirinya terjebak di sini dan menjadi penunggu bendungan anastasius. Tidak ada yang tahu tentang itu, tapi yang pasti, semua itu karena ulahnya yang tidak dapat menahan rasa ingin tahunya. Sama persis dengan apa yang dilakukan oleh Kriss. Dirinya terus penasaran dan tetap diam sekalipun mengerti tentang apa yang ada di dalam bendungan. Lalu secara perlahan dirinya mencoba untuk mencaritahu semua sendirian. Hingga akhirnya dirinya terjebak dan tidak pernah bisa kembali. Sama seperti apa yang ia lakukan sebelumnya, dirinya juga mendapatkan peringatan dari penunggu sebelumnya, dirinya diberitahukan tentang pintu keluar juga, bedanya dirinya tidak dapat keluar dari sana karena keterlambatannya dalam langkahnya. Mungkin semua orang berpikir jika dirinya asli keturunan orang sekitar, tapi nyatanya, dirinya adalah orang asing yang mendapatkan kepercayaan untuk menjadi penunggu bendungan anastasius. Di mana tubuhnya yang asli belum ditemukan sampai hari ini, dan yang terlihat sekarang hanyalah ilusi. Nanti, jika waktunya sudah tiba, maka akan ada mayat yang ditemukan. Mayat itu persis di depan pintu masuk goa yang ada di sekitar bendungan, dijaga oleh seekor ular besar yang biasanya dilihat oleh orang-orang. Di sanalah dirinya mati dan belum juga ditemukan hingga saat ini. Tapi sekarang, dirinya mulai tenang karena akhirnya dirinya bisa pergi dengan tenang setelah melihat tanda-tanda orang baru yang akan mengisi tempatnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN