44

1001 Kata
Di tempat lain, Kriss keluar dari kosnya pagi-pagi sekali. Setelah memperhatikannya beberapa hari, Kriss tahu jika orang-orang sini tidak akan pergi ke sekitar bendungan saat pagi hari, mereka akan mulai naik saat hari sudah cukup siang, untuk itu rencananya hari ini Kriss akan mengecek berapa lama dunia itu saat dirinya sengaja membuka kuncinya. Kriss berjalan ke arah bendungan dengan sedikit cepat, setelah itu Kriss mengelilingi bendungan lebih dulu untuk mengecek situasinya, dirinya tidak bisa membuat orang lain celaka hanya karena kecerobohannya. Kriss kembali ke tempat kunci ke dunia lain itu, setelah itu Kriss menekan tulang itu dengan tangannya untuk memulainya. Kriss bangun, menyaksikan perubahan bendungan itu secara nyata. Kriss juga memperhatikan itu dengan baik, memperkirakan jika ada yang berbeda dengan yang ada di dalam gamenya. "Apa yang terjadi?" Suara orang yang tiba-tiba terdengar membuat Kriss menoleh dan terkejut saat melihat teman sampai tempat tinggalnya itu juga ada di sekitar bendungan dan ikut menyaksikan perubahan itu. "Kenapa kamu datang?" Tanya Kriss panik. "Aku hanya mengikutimu, aku pikir kamu akan olah raga pagi. Siapa tahu kamu akan melakukan hal sehebat ini." Jawab laki-laki itu dengan tenangnya. Suara langkah kaki yang beruntun membuat Kriss berlari dan menarik temannya itu. Kriss terdiam saat melihat makhluk itu ada di depannya. "Makhluk apa itu?" Tanya teman Kriss ketakutan, tangannya bahkan gemetaran karena takut. "SADARKAN DIRIMU!"teriak Kriss yang langsung saja menarik laki-laki itu pergi untuk menghindari makhluk itu. Langkah kaki makhluk yang mengejarnya terdengar semakin cepat, dan hal itu membuat Kriss tidak bisa berpikir jernih. Kriss tidak tahu di mana dirinya harus pergi bersembunyi. Karena jika dirinya hanya berlari-lari maka semuanya tidak akan berakhir. Kriss menatap ke arah goa yang berpindah ke sisi kanan, Kriss melangkahkan kakinya untuk mendekati goa itu masih dengan menarik tangan laki-laki yang saat ini menjadi bebannya. Kriss benar-benar tidak bisa berlari dengan leluasa karena laki-laki itu tengah ketakutan hebat. "Hoarrrrrhh." Suara menggelar makhluk setengah harimau itu membuat bulu kuduk Kriss berdiri, Kriss sedikit beruntung karena dirinya hanya dikejar oleh satu makhluk saja, jika tidak mungkin dirinya sudah mati. Kriss segera masuk ke daerah goa begitu dirinya melihat gerombolan makhluk yang baru saja muncul dari berbagai arah. Ternyata suara tadi adalah panggilan yang dibuat oleh makhluk tadi pada teman-temannya. Kriss masuk ke dalam goa sedikit lebih dalam, namun Kriss terkejut saat melihat ular melingkar di dalam. Kriss terdiam, menatap ke arah ular dan juga ke luar goa dalam diam. Makhluk itu terlihat mondar-mandir di depan goa, dan hal itu membuat Kriss panik bukan main. "Ahhhhhh." Teriak laki-laki di sampingnya saat dia baru menyadari adanya ular besar di sekitarnya. Laki-laki itu hendak berlari ke luar dari goa, tapi Kriss menahannya dengan cepat. "Aaaaaakkk!!!!" Teriak laki-laki itu lagi saat matanya bertatapan dengan makhluk yang mengerikan itu. Hampir saja Kriss melepaskan tangannya dan membiarkan laki-laki itu di bawa oleh makhluk itu. Kriss menarik makhluk itu dan membiarkan laki-laki itu di belakangnya. Tubuh laki-laki itu sudah bergetar hebat sama seperti Kriss, bedanya Kriss masih bisa mengendalikan dirinya, karena ini bukan pertama kalinya dirinya melihat hal itu. "Huarrrrrh." Teriakan makhluk itu kembali terdengar, dan hal itu membuat ular yang ada di dalam goa bereaksi. Kriss memundurkan langkahnya saat melihat makhluk itu merundukkan tubuhnya untuk melihat ke dalam goa. Tangannya bergerak untuk menjangkau ke arahnya, membuat Kriss terus mundur dan tidak sengaja menginjak ular besar itu. Kepala ular itu terangkat, dan Kriss segeralah mengelus ular itu dengan tangannya yang bergetar. Sepertinya dirinya benar-benar tidak akan selamat hari ini. Kriss segera menjauhkan tangannya saat melihat ular itu membuka mulutnya dengan lebar, Kriss menelan ludahnya cepat dan menatap ke arah laki-laki yang bersamanya sudah pingsan di tempat. "Permisi, tolong biarkan saya lewat." Ucap Kriss dengan takut-takut. Seperti memahami kata-katanya, ular itu pun segera bergerak dan masuk ke dalam goa. Kriss segeralah beranjak masuk ke dalam goa dan memapah temannya itu untuk masuk ke dalam. "Aaaahk" teriak Kriss pelan saat kulitnya tak sengaja terkena kuku makhluk yang terus mencoba untuk menggapainya. Kriss melihat bawah bahunya, dagingnya tertarik sedikit dan hal itu benar-benar sangat menyakitkan. Meskipun begitu Kriss masih terus bergerak untuk masuk ke dalam goa dan menghindari makhluk itu. Kriss berjalan dengan hati-hati untuk masuk ke dalam goa yang cukup gelap itu. Kriss memutuskan untuk berhenti melangkah dan menunggu di dalam goa sembari memegangi lukanya. Kriss menatap ke arah jam tangan yang dipakainya, jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi dan waktu benar-benar berlalu dengan sangat cepat. Padahal Kriss datang ke bendungan pukul lima pagi. Kriss duduk dan bersandar pada dinding goa, Kriss merobek bajunya dan mengikatkannya pada luka yang ada di lengannya. Kriss benar-benar takut, jantungnya bahkan tidak berhenti untuk berdebar. Kriss benar-benar tidak akan bisa keluar jika dunia ini tidak kembali pada modenya. Setelah menunggu cukup lama, Kriss nahkan sudah ingin memejamkan matanya karena lelah. Suara makhluk itu benar-benar terdengar sangat keras, dan itu menandakan jika dunia itu belum kembali ke settingan awal. Kriss membuka matanya saat merasakan gerakan di sampingnya. Kriss menatap ke arah laki-laki yang ia lupakan namanya. Laki-laki itu sudah sadar dan segera memasang ekspresi wajah ketakutan dan menatap ke sekeliling. "Apakah aku masih hidup?" Tanya laki-laki itu dengan bodohnya. Kriss mengambil botol minum yang tadi ia bawa dan memberikannya pada laki-laki itu. "Sisakan sedikit untukku." Kata Kriss memperingatkan. Seolah-olah tidak mendengarnya, laki-laki itu justru malah menghabiskannya, dan hal itu membuat Kriss sedikit kesal. Tapi Kriss juga tidak bisa marah karena situasi seperti ini adalah kesalahannya. "Huarrrr." Suara makhluk yang kembali terdengar membuat laki-laki itu ketakutan dan berniat untuk berlari. "Ayo pulang, bagaimana kita pulang?" Tanya laki-laki dengan mata yang sudah basah karena ketakutan. "Tunggulah dengan tenang, aku juga tidak tahu bagaimana caranya kembali." Jawab Kriss mencoba untuk menenangkannya. "Lalu kenapa kamu membuatnya menjadi seperti ini? Bukankah makhluk-makhluk itu muncul setelah angin kencang yang mengubah posisi hutan ini? Bahkan burung-burung pergi meninggalkan tempat ini." Bantah laki-laki itu dengan suaranya yang bergetar. "Bukankah kamu memujinya keren tadi?" Balas Kriss lagi, tidak mau disalahkan karena tidak biasanya laki-laki itu bangun pagi-pagi sekali seperti itu. Keduanya terdiam, dan memutuskan untuk menahan dirinya sendiri, berusaha tenang agar dapat memikirkan jalan keluar untuk selamat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN