Tiffany benar-benar pergi ke gym seperti yang ia katakan sebelumnya. Sedangkan yang lainnya kembali bekerja seperti pegawai pada umumnya.
Sudah lama Tiffany tidak menghabiskan waktunya untuk olahraga, tapi meskipun begitu dirinya tetap menjaga makanannya agar tidak terlalu gemuk.
"Sudah lama tidak datang!" Sapaan yang terdengar dari salah satu teman gymnya biasanya membuat Tiffany tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Laki-laki berbadan besar itu namanya Jerry, dia salah satu penyuka sesama jenis jadi Tiffany bisa bergaul dengannya. Selain itu, Jerry sangat rajin datang ke gym untuk membuat otot tubuhnya dan juga mengincar seseorang yang mau menjadi pasangan kencannya.
Tiffany menghentikan kegiatannya dan menghampiri Jerry yang menunggunya.
"Apakah kamu tidak bekerja?" Tanya Tiffany pada Jerry.
"Aku sudah menyelesaikannya dan segera kemari. Bagaimana denganmu? Tidak seperti biasanya kamu datang di waktu ini dan juga hari seperti ini." Jawab Jerry kembali bertanya pada Tiffany.
"Aku ambil cuti, dan sedang bosen di rumah." Jawab Tiffany dengan suara pelan.
"Ayo minum dulu." Ajak Jerry yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Tiffany.
Tiffany berjalan ke arah dimana tempat istirahat di sediakan. Di sana Tiffany bisa melihat kegiatan orang-orang yang sedang berolahraga.
Pakaian yang dipakai Tiffany hari ini tidak seterbuka biasanya, alasannya tentu saja karena Tiffany ingat jika Kriss tidak menyukai dirinya menggunakan pakaian yang terlalu terbuka.
"Apakah salah satunya kekasihmu?" Tanya Tiffany penasaran.
"Tidak ada, aku sudah lama berganti haluan." Jawab Jerry memberitahu.
"Tiba-tiba?" Tanya Tiffany tak percaya.
Jerry yang mendengarnya tentu saja hanya tertawa pelan. Dirinya sudah cukup lama menjadi pengunjung gym itu. Bisa dikatakan lebih dari lima tahun, dan sepertinya Tiffany sudah hampir 2 tahun tidak datang.
"Kenapa kamu tidak pernah datang lagi? Biasanya kamu sering datang bersama kekasihmu." Tanya Jerry penasaran.
"Ah, dia sudah tidak ada." Jawab Tiffany dengan suara pelan.
Tiffany menteri ke arah depan dengan tatapan yang sedikit sayu. Bagaimanapun juga Tiffany ingat jika dirinya seringkali mengunjungi gym bersama saat weekend, tapi setelah menghilangnya kekasihnya itu, Tiffany sudah tidak pernah lagi datang ke gym.
"Putus?" Tanya Jerry penasaran.
Jerry tahu betapa Tiffany sangat mencintai kekasihnya dulu. Meskipun Jerry sedikit tidak menyukai laki-laki itu, tetap saja Jerry hanya bisa mendukung sebagai seorang teman.
"Anggap saja seperti itu." Jawab Tiffany sembari menatap ke arah Jerry.
"Bagaimana denganmu? Apakah kamu benar-benar sudah normal?" Tanya Tiffany penasaran.
Tiffany bahkan terang-terangan menatap ke arah d**a Jerry dan juga selangkangannya karena penasaran.
Jerry yang melihatnya tentu saja merasa tidak habis pikir, bagaimanapun juga Tiffany adalah wanita yang tidak takut pada apapun.
"Cobalah, kamu bisa mengeceknya." Kata Jerry yang langsung saja membuat Tiffany mencebikkan bibirnya.
"Apakah ada seorang wanita yang meluruskanmu?" Tanya Tiffany penasaran.
"Lebih tepatnya penyakit, aku terkena penyakit ambien cukup parah tidak lama setelah kamu berhenti datang ke gym." Jawab Jerry memberitahu.
Tiffany yang mendengarnya tentu saja tertawa, bahkan saking kencangnya Tiffany membuat beberapa pengunjung gym melihat ke arahnya.
"Apakah kamu bercanda?" Tanya Tiffany masih dengan tawanya.
"Lucu kan? Benar-benar sialan." Balas Jerry mengumpat pelan.
"Jadi kamu sudah tidak menerima rudal lagi? Biasanya kamu mengamati satu persatu satu dari mereka dan mengajaknya check in." Tanya Tiffany sedikit menggoda.
"Sekarang aku yang akan masuk, jika tahu rasanya v****a sehangat itu tentu saja aku tidak akan berpindah haluan. Masalahnya, dari awal aku disakiti perempuan dan pertama kali memasukkan milikku ke dalam dubur." Kata Jerry memberitahu.
Meskipun sedikit jorok, Tiffany benar-benar tidak merasa terganggu dengan hal itu. Bagaimanapun juga Jerry adalah laki-laki terjujur yang temui. Laki-laki itu adalah pemilik sebuah restoran yang cukup terkenal dan membuka cabang di berbagai daerah, yah bisa dikatakan dia sukses dengan usahanya sendiri.
"Apakah kamu sudah menikah?" Tanya Tiffany hati-hati.
"Baru memiliki pacar?" Jawab Jerry ragu-ragu.
"Apakah kamu berniat untuk mencobaku?" Tanya Jerry lagi.
"No, aku sudah punya pasangan baru yang lebih mengerti diriku. Dia benar-benar yang terbaik dari yang terbaik." Tolak Tiffany tanpa sedikitpun ragu.
Jerry yang mendengarnya tentu saja hanya menganggukkan kepalanya mengerti.
"Bagaimana dengan cewekmu? Boleh melihatnya?" Tanya Tiffany sembari mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto Kriss yang ia miliki.
Jerry juga mengambil ponselnya dan memperlihatkan foto kekasihnya.
"Ah, apakah kamu benar-benar serius? Bukankah dia terlalu bagaimana?" Tanya Tiffany hati-hati saat tahu siapa wanita itu.
Itu adalah wanita yang cukup terkenal dikalangan para laki-laki, wanita itu sering melayani beberapa laki-laki setiap harinya demi mendapatkan uang. Tiffany mengetahui itu karena dulu kekasihnya pernah hampir ketahuan akan tidur dengan wanita itu.
"Aku juga tidak yakin, tapi aku menyewanya setiap hari dan membuatnya berhenti melayani laki-laki lain." Jawab Jerry memberitahu.
"Itu adalah cara yang mulia, semoga saja dia benar-benar berhenti dan setia padamu." Kata Tiffany bersungguh-sungguh.
"Bagaimana dengan laki-laki ini, dimana kamu menemukannya?" Tanya Jerry penasaran.
Potret yang diperlihatkan oleh Tiffany adalah potret Kriss yang tidur tanpa baju di tubuhnya. Tubuhnya terlihat sedikit berotot dengan wajahnya yang tampan.
"Satu tempat kerja." Jawab Tiffany memberitahu.
"Lalu kenapa dia tidak ikut datang?" Tanya Jerry penasaran.
"Karena dia tidak mengambil cuti hari ini. Dia berbeda dengan kekasihku sebelumnya, dia memiliki kegiatan lain yang membuatnya benar-benar pergi jika itu memang diperlukan." Jawab Tiffany memberitahu.
Tiffany terdiam sejenak, menatap ke arah wanita yang memiliki bentuk tubuh paling bagus yang ia lihat hari ini. Pantatnya yang menonjol ke belakang dan juga dadanya yang menonjol ke depan. Selain itu wanita itu juga memiliki kulit putih dengan tinggi yang cukup membuat iri.
"Apakah kamu bisa menggodanya? Aku baru pertama kali ini melihat wanita secantik itu." Tanya Tiffany pada Jerry.
Jerry melihatnya dengan seksama hingga akhirnya tertawa pelan.
Jerry melambaikan tangannya dan meminta Tiffany untuk mendekatkan telinganya. Tiffany tentu saja segera mendekatkan telinganya dan mendengarkan apa yang dibisikkan oleh Jerry padanya.
"What the f**k, bagaimana kamu tahu?" Umpat Tiffany tak percaya saat mendengarnya.
"Aku sering berbicara beberapa kali dengannya. Awalnya dia menggodaku, lalu aku melihat otot kakinya yang ya seperti itu, jadi aku mengaku jika aku normal." Jawab Jerry memberitahu.
Tiffany menatap sekali lagi ke arah wanita itu. Dari yang Jerry katakan, wanita itu adalah seorang waria yang memiliki barang seorang laki-laki. Melihat bagaimana bentuk tubuh waria itu tentu saja membuat Tiffany tahu jika itu menghabiskan banyak uang.
"Padahal aku baru saja tertarik dengan p****t dan payudaranya." Kata Tiffany masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Emang enak yang gede." Kata Jerry yang langsung saja mendapatkan umpatan dari Tiffany yang merasa terhina karena miliknya yang tepos.