“Aduh… sial!” umpat Dokter Anya tiba-tiba usai tertawa bersama Kriss. Kriss mengernyitkan dahinya mendengar umpatan yang keluar dengan begitu lancarnya dari bibir Dokter Anya. Dokter muda itu tampak kesal sekaligus merasa tidak nyaman akan sesuatu. “Kriss, aku izin pakai toiletmu dulu, ya! Sudah tak tahan ini.” Dokter Anya bangkir dari kursi dengan gerakan yang terlihat susah payah. Perutnya yang buncit membuat punggung wanita itu mencekung. Dengan sigap Kriss ikut bangkit berdiri, berusaha membantu Dokter Anya. Ia memegang bahu sang dokter seperti merangkul dari belakang agar badan wanita itu tidak goyah. “Hati-hati, Dokter,” ucap Kriss mengingatkan. “Oke, terima kasih, ya,” balas Dokter Anya merasa bersyukur sebab tadi hampir saja ia benar-benar terjatuh gara-gara terlalu buru-buru

