171

2091 Kata

Anto beranjak dari ruang praktik Dokter Anya. Langkah kakinya menuntun pria itu menuju kantin asrama. Meski jam istirahat siang sudah habis, bagi Anto yang saat ini sedang tak ada pekerjaan di laboratorium pun tak jadi masalah bila ia tak segera kembalii ke tempat kerjanya itu. Pria itu memasuki lokasi gedung laboratorium lebih dalam, melintasi area asrama dan berbelok di ujung lorong untuk tibia di kantin. Seorang wanita paruh baya yang biasa menjaga di sana tampak sibuk menata piring, gelas, dan berbagai alat makan dari balik meja konter. “Ibu, tolong air botol mineralnya satu,” kata Anto pada ibu penjaga kantin itu. “Mau yang dingin atau suhu normal, Pak Anto?” tanya ibu penjaga kantin ramah. “Yang suhu normal saja, Bu,” jawab Anto tersenyum ramah pula. Sebelah tangannya berada di a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN