33

1000 Kata
Seperti yang dikatakan oleh Kriss sebelumnya, hubungan keduanya berubah setelah hari itu. Kriss selalu menatap ke arah Tiffany dengan tatapan yang berbeda dari sebelumnya, begitupun dengan Tiffany yang merasa malu saat bertemu dengan Kriss. Tiffany tidak sering menginap di kamar Kriss lagi, karena begitu dirinya hanya berdua saja dengan Kriss maka dirinya tidak bisa menahan gairahnya sendiri untuk tidak memancing Kriss agar menyentuh dirinya. Pernah sekali, Tiffany menggoda Kriss di ruangan dokter Anya dan berakhir melakukannya di kamar dokter Anya hanya karena Tiffany ingin memberitahu pada dokter Anya jika Kriss adalah miliknya. Sudah sebulan semenjak kejadian itu, dan hubungan ketiganya juga semakin canggung setiap harinya. "Kamu akan ambil cuti besok?" Tanya dokter Anya pada Kriss yang tengah memakan makan siangnya. "Iya, kali ini cukup lama karena ada hal yang perlu aku cari tahu." Jawab Kriss dengan tenang. "Apakah Tiffany juga ikut?" Tanya dokter Anya lagi. "Tidak, dia akan tetap di sini. Ini cukup berbahaya untuk itu aku melarangnya untuk ikut." Jawab Kriss sembari menatap ke arah samping kursinya yang kosong. Tiffany merajuk dan tidak mau makan siang di kantin hanya karena Kriss tidak mengajaknya pergi untuk melanjutkan penelitian. Alasan Kriss tidak mengizinkannya tentu saja karena ini cukup berbahaya, dirinya akan membuka kunci bendungan anastasius dan mencoba untuk masuk ke dalam sana. Kriss sendiri juga tidak yakin jika dirinya bisa kembali dengan selamat, tapi setidaknya Kriss ingin mencobanya sekali agar rasa penasarannya terobati. Kriss tersenyum tipis dan kembali memakan makanannya. "Hubungan kalian baik-baik saja kan?" Tanya dokter Anya tiba-tiba. "Tentu saja baik, memangnya ada hal lain yang membuat hubungan kita tidak baik?" Jawab Kriss dengan cepat. "Ah, dia pasti akan protes jika tahu aku hanya makan berdua dengan dokter Anya. Aku tidak tahu kenapa dia begitu marah, padahal kita semua teman." Lanjut Kriss memberitahu. "Tidak ada teman yang melakukan hubungan seperti itu." Kata dokter Anya memberitahu. "Jika kamu melakukannya dengan Tiffany, tentu saja diantara kalian berdua ada yang tertarik, atau bisa juga kalian saling tertarik tapi belum juga menyadari perasaan itu." Lanjut dokter Anya menjelaskan. "Dia tahu aku melakukan penelitian yang membahayakan, dimana sewaktu-waktu aku bisa pergi kapan saja, lalu untuk apa dia menyukaiku? Itu benar-benar buang-buang waktu." Kata Kriss menyuarakan pendapatnya. "Lagipula kita melakukannya karena dia memang menyukainya, jika tidak kita juga tidak akan melakukannya." Lanjut Kriss lagi. "Lalu jika aku juga memintamu untuk melakukannya padaku kamu juga akan melakukannya?" Tanya dokter Anya tiba-tiba. Kriss yang mendengarnya tentu saja langsung tertawa, dan hal itu membuat dokter Anya terdiam, berpikir apa yang lucu dari kata-katanya. "Aku serius!" Seru dokter Anya memberitahu. "Itu tidak mungkin, dokter Anya saja tidak mau melakukannya dengan kekasih dokter Anya yang sudah menemani dokter lebih dari satu tahun, lalu tiba-tiba dokter memintaku untuk melakukannya? Tentu saja aku tidak akan mempercayainya." Balas Kriss dengan cepat. "Bagaimana rasanya?" Tanya dokter Anya pada akhirnya. "Apa?" Tanya Kriss kembali serius, menata ke arah dokter Anya yang terlihat murung. "Aku penasaran karena suara Tiffany saat itu terdengar keras, dia terus mendesah dan juga memintamu untuk tidak berhenti bergerak. Aku berpikir itu pasti sangat nikmat hingga dia berteriak seperti itu." Kata dokter Anya yang terlihat sangat serius. Kriss yang mendengarnya tentu saja langsung diam, Kriss tidak berpikir jika dokter Anya akan benar-benar penasaran dengan hal itu. Kriss pikir dokter Anya adalah wanita yang polos dan tidak pernah memikirkan hal seperti itu. "Aku akan jujur, aku akhir-akhir ini juga merangsang diriku sendiri saat mengingat tentang hari itu. Aku berpikir bagaimana rasanya jika aku melakukannya denganmu." Lanjut dokter Anya memberitahu. Kriss benar-benar meletakkan sendok garpunya saat mendengar hal itu. Tiba-tiba saja Kriss merasa takut dengan apa yang ada dipikiran dokter Anya tentang dirinya. "Dokter Anya harus berhenti sebelum terlambat." Kata Kriss mengingatkan. "Aku juga tidak akan menyangkalnya, itu memang nikmat tapi dokter Anya tidak bisa mempertaruhkan masa depan anda hanya karena rasa penasaran seperti itu." Lanjut Kriss memberitahu. "Anda seorang perempuan, dimana anda juga mempercayai jika seharusnya tidak melakukan hal itu sebelum pernikahan. Lalu anda juga pasti mengingat pesan-pesan yang pernah dikatakan oleh orang tua pada anda, jadi anda tidak boleh melakukannya dan mengecewakan mereka." Kata Kriss lagi yang bahkan tidak sadar jika panggilannya pada dokter Anya sudah berubah. "Bagaimana aku bisa berhenti? Aku bahkan selalu mengingatnya begitu melihat ke arahmu. Lalu bisa saja aku melakukannya dengan orang lain disaat kamu menolakku seperti ini." Tanya dokter Anya sembari memberikan kemungkinan yang mungkin saja akan terjadi kedepannya. "Sebenarnya aku tidak ingin memberitahukan hal ini, tapi aku akan pergi disaat waktunya sudah tepat, jadi Anda harus berpikir lagi. Jika anda tidak bisa berhenti untuk melupakan suara Tiffany atau bayangan apa yang ada di kepala dokter Anya tentang diriku maka anda bisa melakukannya, tapi tidak denganku atau disaat aku masih di sini." Kata Kriss memberitahu. "Apakah Tiffany tahu hal ini?" Tanya dokter Anya sedikit terkejut. "Dia tahu, untuk itu dia membiarkan aku melanjutkan penelitian yang aku dalami sekarang." Jawab Kriss memberitahu. Dokter Anya yang mendengarnya tentu saja merasa sedikit kecewa. Dokter Anya pikir, setidaknya sekali saja dirinya menjadi orang pertama yang mengerti tentang Kriss dibandingkan dengan Tiffany, tapi dirinya bahkan tidak bisa melakukan hal itu. Selain itu, bahkan dirinya juga ditolak mentah-mentah oleh Kriss, berbeda dengan Tiffany yang diterima dengan mudah. "Maaf karena saya akan pergi lebih dulu." Kata Kriss yang langsung saja beranjak bangun dan pergi meninggalkan mejanya dan juga dokter Anya sendirian. Kriss meletakkan piring kotornya di tempat biasa, setelah itu Kriss pun berjalan meninggalkan kantin dan kembali ke lab untuk mencari keberadaan Tiffany. Jujur saja, Kriss benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan dokter Anya, Kriss merasa sangat bersalah karena sudah merusak pikiran wanita itu. Wanita yang sebelumnya selalu memikirkan hal baik, dibandingkan hal-hal tidak berguna seperti itu. Kriss terus berjalan dan memasuki lab dengan langkah pelan. Kriss memutar bola matanya dan melihat ke arah Tiffany yang tengah asik makan bersama yang lainnya. Ada Anto dan juga laki-laki lainnya di sana. Kriss berjalan untuk menghampirinya, Kriss memang mengatakan jika hubungannya dengan Tiffany hanya sebatas teman dan juga patner di atas ranjang saja, tapi entah kenapa Kriss merasa kesal saat melihat Tiffany dekat dengan laki-laki lain seperti itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN