Kriss dan Tiffany masuk ke dalam kamar, setelah itu Tiffany mengunci pintunya dari dalam, dan hal itu membuat Kriss terdiam.
Kriss memperhatikan kamar Tiffany dengan baik, ruangan itu sangatlah luas dan juga nyaman.
"Jadi kamu benar-benar melakukannya dengan dokter Anya?" Tanya Tiffany kembali mengulangi pertanyaannya.
"Tidak, aku tidak pernah melakukan apapun dengan dokter Anya." Jawab Kriss memberitahu.
"Dokter Anya meminta bantuan agar aku menjadi pacar pura-puranya, dan karena mantan pacar dokter Anya mengincar tubuh dokter Anya, aku berbohong jika aku sudah tidur berkali-kali dengan dokter Anya." Lanjut Kriss memberitahu.
"Laki-laki itu juga langsung mengumpat saat mendengarnya, dia bilang sudah menunggu lama untuk menjadi orang pertama yang menyentuh dokter Anya, nyatanya malah diriku yang lebih beruntung." Kata Kriss lagi.
"Apakah sudah selesai?" Tanya Kriss yang langsung saja berbalik dan menatap ke arah Tiffany yang terdiam.
"Apa alasan kamu menolak untuk menyentuhku? Apakah karena aku bukan seorang perawan?" Tanya Tiffany dengan hati-hati.
"Itu bukan berarti aku memperdulikan hal itu, tapi bisa dikatakan aku tidak berani melakukan hal-hal seperti itu pada orang yang bahkan memiliki status lebih tinggi dariku." Jawab Kriss memberitahu.
"Tapi aku yang menginginkannya," balas Tiffany masih mencoba untuk menekankan jika dirinya lah yang menginginkan hal itu, dan jika terjadi sesuatu maka Kriss tidak perlu bertanggung jawab karena hal itu.
Tiffany menggerakkan tangannya untuk menurunkan resleting dress yang dipakainya, setelah itu Tiffany juga melepaskan dress itu hingga memperlihatkan tubuh putihnya yang hanya terbalut oleh dalaman yang dipakainya saja.
Kriss menatapnya dalam diam, semua itu terlihat sangat bagus, tapi sekali lagi, Kriss tidak berminat untuk melakukannya.
"Aku tidak ingin melakukannya sekarang." Kata Kriss memberitahu.
"Kenapa? Apakah kamu memiliki masalah disfungsi ereksi?" Tanya Tiffany tanpa ragu-ragu.
Tiffany berjalan mendekati Kriss dan duduk tepat di depan Kriss. Tiffany membuka celana kolor yang dipakai oleh Kriss dan melihat milik Kriss yang memang tidak terlihat bangun.
"Aku pikir kamu harus berhenti sekarang." Kata Kriss memperingatkan Tiffany.
"Aku bahkan sudah melihat milikmu, bukankah kamu terlambat untuk memperingatkanku?" Balas Tiffany yang langsung saja mengeluarkan aset milik Kriss dan merangsangnya dengan hati-hati.
"Hubungan kita akan berbeda setelah ini." Kata Kriss lagi.
"Aku tidak peduli, jika permainanmu bagus aku juga tidak masalah jika harus menjadi budakmu." Jawab Tiffany tanpa ragu-ragu.
"Satu hal," kata Tiffany lagi sembari mendongakkan kepalanya dan menatap lurus ke arah Kriss yang juga menatap ke arahnya.
"Jika kamu bosan kamu harus mengakhiri ini semua, karena aku tidak suka berbagi pada siapa saja." Lanjut Tiffany memberitahu.
Setelah mengatakan itu Tiffany pun mulai merangsang milik Kriss dengan mulutnya, Kriss sendiri yang tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti itu tentu saja merasa ngilu. Kriss memegangi kepala Tiffany dan menggerakkannya maju mundur. Hingga dalam beberapa menit saja Kriss sudah menelan kepala Tiffany, membiarkan miliknya keluar di dalam mulut Tiffany.
Tiffany yang merasakan sesuatu di mulutnya tentu saja terkejut, dirinya baru saja memulai dan Kriss sudah keluar?
Tiffany terbatuk-batuk saat milik Kriss berhasil keluar dari bibirnya.
Kriss berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci miliknya, sejujurnya Kriss juga sedikit malu karena dirinya keluar dengan cepat. Ini memang pertama kalinya dirinya bermain bersama seorang wanita, jika dirinya pernah ejakulasi sekalipun itu karena dirinya bermain dengan tangannya sendiri, dan Kriss tidak bisa menahan hangatnya mulut Tiffany yang menyelimuti miliknya. Untuk itu Kriss tidak bisa menahannya lagi dan keluar hanya dalam beberapa menit saja.
Tiffany yang tidak terima ditinggalkan tentu saja ikut masuk ke dalam kamar mandi, Tiffany melepaskan semua hal yang menempel di tubuhnya, dan hal itu membuat Kriss menelan ludah sendiri karena melihat pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Tidak adil jika kamu pergi setelah keluar sendirian." Kata Tiffany protes.
"Apa aku harus melakukan hal yang sama?" Tanya Kriss dengan polosnya.
"Lakukan berulang-ulang hingga kamu bisa masuk ke dalam milikku. Aku tahu kamu tidak sepolos itu." Jawab Tiffany dengan sedikit kesal karena Kriss bahkan masih mempertanyakan hal seperti itu.
Tiffany mendekat ke arah Kriss dan mulai mencium bibirnya. Baru saja lumatan di mulai, Tiffany sudah menghentikan ciumannya dan melotot tajam ke arah Kriss.
"Kamu belum sikat gigi." Keluh Tiffany dengan kesal.
"Kamu juga tahu kalau aku baru bangun tidur dan makan." Jawab Kriss tidak sedikitpun merasa bersalah.
Tiffany mengambil sikat giginya dan meminta Kriss untuk menyikat giginya lebih dulu.
Kriss tentu saja menurut, menyikat giginya hingga bersih dan harum. Setelah itu itu Kriss berkumur dan bernapas dengan mulut di depan Tiffany.
"Masih bau?" Tanya Kriss dengan sedikit tertawa.
Tiffany tentu saja hanya diam dan mengambil sikat giginya lagi dan meletakkannya kembali ke tempat semula.
Berbeda dengan sebelumnya, sekarang Kriss yang berinisiatif untuk mencium Tiffany lebih dulu. Kriss memang tidak memiliki pengalaman untuk melakukan hal seperti ini, tapi tentu saja Kriss pernah menontonnya dan juga belajar dari film itu.
Tangan Kriss tidak tinggal diam, Kriss memainkan tubuh atas Tiffany semaunya, mencubit hingga memelintir dan Tiffany hanya bisa menggerakkan tubuhnya karena terangsang.
Setelah puas dengan bagian atas, Kriss pun menggerakkan tangannya ke bagian bawah. Kriss menyentuh pusat inti milik Tiffany yang sudah sedikit basah. Karena itu Kriss pun semakin semangat untuk memainkannya.
Kriss memasukkan jari-jarinya, dan hal itu membuat Tiffany melenguh pelan. Suara Tiffany yang seperti itu membuat Kriss terangsang hingga akhirnya Kriss melepaskan ciumannya dan memilih untuk memainkan aset atas Tiffany dengan bibirnya.
Tiffany mengerang pelan saat lidah Kriss menyentuh puncak gunungnya yang sudah mengeras, karena hal itu Kriss semakin semangat dan melahap puncaknya hingga membuat Tiffany mendesah pasrah.
Tiffany menekan kepala Kriss ke arah dadanya, membuat Kriss semakin semangat untuk memainkan aset atas milik Tiffany. Tiffany yang sedikit kuwalahan tentu saja tidak sengaja jatuh terduduk di atas closed, dan hal itu memudahkan Kriss untuk memainkan bagian atas dan bawah secara bersamaan.
Kriss menarik kepalanya dan membuka kaki Tiffany lebar, Kriss menatap bagian bawah Tiffany dengan mata nyalang.
"Jangan menatapnya seperti itu." Tegur Tiffany dengan tatapan mata yang sudah sayu.
Kriss pun kembali menenggelamkan kepalanya di d**a Tiffany, menghisap dan juga menggigit pelan aset atas Tiffany sesukanya. Selain itu, Kriss juga menggerakkan tangannya untuk merangsang bagian bawah Tiffany, mulai dari membelai hingga sekarang memasukkan jari-jarinya ke dalam milik Tiffany.
Tiffany terus mendesah seiring dua jari Kriss yang bergerak maju mundur, selain itu Tiffany juga sangat menikmati permainan mulut dan juga lidah Kriss pada aset bagian atasnya.