“Apa?” Kriss menjauhkan diri dari Tiffany. “Jangan. Di sana berbahaya,” ucap Kriss tak suka mendengar rencana wanita itu. Sejak awal ia memang sudah menduga niat Tiffany ketika melihat wanita itu tiba-tiba saja, seperti biasa, muncul di kamarnya seperti ini. “Aku bisa jaga diri. Aku kan bukan sekali ini saja ke sana,” elak Tiffany keras kepala, tak mau kalah terhadap apa pun alasan dari pria itu yang akan melarangnya kali ini. Ia sendiri paham akan kekhawatiran yang bercokol dalam pikiran pria itu. Namun, Tiffany pun sama khawatirnya dengan pria itu. Dari pada tinggal di rumah dan hanya menunggu dengan cemas, Tiffany lebih memilih untuk ikut saja. Wanita itu akan menjaga sekaligus mengawasi Kriss melakukan pekerjaannya. Lagi pula, ia tak ingin membiarkan lelaki pujaannya itu hanya berdu

