56

1000 Kata
Tiffany yang baru saja bangun langsung menatap ke arah Kriss yang sudah tidak ada di sampingnya. Tiffany sangat ingat, semalam dirinya memutuskan untuk tetap tinggal dan tidur di dalam pelukan laki-laki itu. Tapi tiba-tiba saja saat bangun dirinya tidak menemukan keberadaannya. Tiffany beranjak bangun dan berjalan meninggalkan kamar dengan menguap lebar, mencari keberadaan Kriss yang tega meninggalkan dirinya begitu saja. Sudah mencari di beberapa tempat dan Tiffany tetap tidak bisa menemukan keberadaan Kriss, hal itu tentu saja membuat Tiffany badmood, bisa-bisanya Kriss benar-benar meninggalkan dirinya seperti itu. Tiffany berjalan keluar dari kamar Kriss dan menatap ke arah Anto dan juga yang lainnya tengah berbincang di depan kamarnya. "Baru bangun?" Tanya Anto yang langsung saja dijawabi anggukan oleh Tiffany. "Apakah kalian tidak melihat Kriss? Aku tidak menemukannya." Tanya Tiffany dengan suara pelan. "Dia bilang ada urusan, pagi-pagi banget perginya." Kata orang yang Tiffany lupa siapa namanya. "Apakah dia bilang sesuatu?" Tanya Tiffany pelan. "Tidak, dia hanya berlari dan naik taksi dengan terburu-buru." Jawab laki-laki itu lagi. Setelah mendengar itu, Tiffany pun langsung mengangguk mengerti dan berjalan lagi untuk kembali ke kamarnya. "Kamu mau sarapan apa? Biar aku belikan." Tanya Anto yang langsung saja membuat Tiffany menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Anto yang terlihat sungguh-sungguh. "Aku tidak lapar, jika Kriss sudah kembali tolong segera bangunkan aku, karena aku akan kembali tidur lagi." Jawab Tiffany yang langsung saja dijawabi anggukkan oleh Anto. Tiffany masuk ke dalam kamar dan langsung saja menjatuhkan dirinya di atas ranjang dengan mata yang terpejam. "Apakah mereka benar-benar berhubungan?" Tanya yang lain pada Anto. "Bukan urusan kita juga, lagipula siapa yang berani menentang Tiffany?" Jawab Anto dengan suara pelan. Jika dulu Anto akan merasa sinis karena iri, maka dirinya tidak akan melakukan hal bodoh itu lagi. Karena dengan begitu dirinya malah membuat hubungannya dengan Tiffany menjadi jauh, dan Anto tidak menyukai hal itu. "Beruntung sekali anak baru itu, dia baru masuk tapi sudah menarik perhatian calon pewaris." Gumam yang lainnya lagi. "Berurusan sama orang kaya tidak gampang, apakah kalian tidak ingat tentang sebelumnya? Laki-laki itu bahkan juga tiba-tiba menghilang dan tidak pernah ada kabarnya lagi." Balas Anto mengingatkan. "Setidaknya dia sudah tahu bagaimana dalamnya Tiffany, bukankah itu akan terlihat indah?" Ucap yang lainnya dengan tertawa pelan. "Bicara yang sopan!" Tegur Anto dengan cepat. "Kalian kembalilah! aku akan pergi istirahat juga. Sisa mabuk semalam belum hilang." Ucap Anto mengusir teman-temannya. Anto masuk ke dalam kamar dan mengambil ponselnya, tidak ada sedikitpun notifikasi masuk dan hal itu membuat Anto lega. Tidak seperti biasanya, di mana dirinya tidak sempat untuk istirahat hanya karena mendapatkan panggilan dari tante-tantenya. "Kamu benar-benar tidak ingin makan?" Tulis Anto pada layar ponselnya dan mengirimkannya pada Tiffany. Tiffany yang menerimanya tentu saja membiarkannya, memutuskan untuk melanjutkan tidurnya dengan nyenyak. Meskipun Tiffany ingin tidur dengan nyenyak, Tiffany tetap tidak bisa melakukannya karena dia masih memikirkan tentang kepergian Kriss. Tiffany membuka matanya lebar dan mengambil ponselnya, menelpon dokter Anya untuk menanyakan keberadaan Kriss. "Apakah Kriss ada di tempat dokter Anya?" Tanya Tiffany begitu panggilan telponnya diterima oleh dokter Anya. "Aku tidak ada di tempat, apakah dia pergi?" Jawab dokter Anya dengan cepat. "Hem, tadi malam kita minum-minum jadi aku tidak tahu kapan dia pergi. Tahu-tahu sudah tidak ada." Kata Tiffany memberitahu. "Apa jangan-jangan dia pergi ke sana lagi? Siapa tahu dia menemukan sesuatu." Ucap dokter Anya yang langsung saja membuat Tiffany segera mematikan panggilan telponnya dan mencaritahu berita tentang bendungan anastasius. Benar saja, kemarin di beritakan jika ada lima orang pemancing yang hilang secara bersamaan. Baru kali ini hal seperti ini terjadi, karena biasanya hanya satu dua orang yang dinyatakan hilang. Tiffany mencoba untuk menghubungi Kriss karena khawatir, tapi panggilannya tidak diangkat oleh laki-laki itu, dan hal itu membuat Tiffany semakin cemas sendiri. Tiffany segera bangun dan berganti pakaian, Tiffany juga tidak lupa untuk membawa baju ganti jaga-jaga jika nanti dirinya tidak bisa langsung pulang. Setelah selesai membereskan semuanya, Tiffany segera mengambil kunci mobil dan berlari keluar, meninggalkan kamarnya. Membuat orang-orang yang masih ada di sana ikut bertanya-tanya tentang apa yang terjadi. "Apakah sudah di mulai?" Tanya laki-laki berkulit putih dengan kacamata yang dipakainya. "Maksudmu pembalasan?" Tanya yang lainnya memperjelas. "Iya, kamu kan tahu, setiap laki-laki yang berhubungan dengan Tiffany selalu hilang, jadi mungkin saja kali ini giliran anak itu. Dia kan pasti juga mendekati Tiffany dengan maksud tertentu." Jawab laki-laki pertama dengan antusias. "Jika benar, sayang sekali. Bayaran untuk mendapatkan tubuh Tiffany sangatlah mahal hingga kita harus kehilangan diri kita sendiri." Balas yang lainnya yang langsung saja dijawabi anggukan oleh teman-temannya. Anto kembali keluar, menatap ke arah teman-temannya yang belum juga kembali ke kamarnya masing-masing. "Ada apa? Kenapa kalian terus menatap ke arah sana?" Tanya Anto penasaran. "Tiffany baru saja pergi dengan berlari, aku pikir Kriss dalam bahaya?" Jawab yang lainnya tidak yakin. "Mana ada seperti itu, mungkin dia hanya pergi karena ada keperluan, atau bisa jadi dia ada janji tapi lupa " kata Anto mencoba untuk berpikir posisi. "Dia membawa tas punggung," kata laki putih itu memberitahu. "Apakah mereka berencana untuk kabur? Siapa tahu mereka tidak mendapatkan restu darah orang tua Tiffany." Jawab yang lainnya menambahkan. Anto mengeluarkan ponselnya dan menelpon nomor Tiffany yang ia punya. Pada dering ketiga, akhirnya panggilan diterima. "Ada apa? Sekarang aku ngebut." Tanya Tiffany sembari mematikan sambungan telponnya. Anto yang mendengarnya tentu saja khawatir, tapi Anto tidak bisa melakukan apa-apa selain berharap yang terbaik untuk Tiffany dan juga Kriss. Selama perjalanan, Tiffany tidak berhenti menatap ke sebelah kanan kiri, Tiffany khawatir jika terjadi sesuatu dengan Kriss. Tiffany mengambil ponselnya saat lampu merah menyala, memutuskan untuk mencari tahu lebih banyak lagi tentang bendungan anastasius. Tiffany juga mengirimkan pesan pada Kriss, berharap laki-laki itu akan membalas pesannya setelah melihatnya. Perjalanan yang jauh membuat Tiffany sedikit lelah, daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, Tiffany pun memutuskan untuk berhenti pada SPBU dan turun untuk membeli sesuatu yang bisa di makan, selain itu, Tiffany juga pergi ke toilet untuk mencuci wajahnya. Setelah merasa cukup, Tiffany kembali masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya dengan hati-hati. setidaknya masih butuh 3 jam untuk dirinya tiba d Ares bendungan anastasius.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN