Tiffany terbangun saat ponsel yang ia letakkan di atas nakas berdering pendek dan bergetar hebat. Masih dengan mata terpejam, tangannya terangkat menggapai-gapai gawainya. Genggamannya yang lemah dan goyah hampir saja membuat benda itu meluncur dari tangannya, sehingga rasa kagetnya memaksa matanya terbuka sempurna. Dengan debar jantung yang serasa mau copot, wanita itu mengelus dadanya seraya membuang napas untuk menenangkan dirinya. Bersyukur ponselnya masih selamat. Nah, selanjutnya Tiffany akan memeriksa notifikasinya. Berharap itu sesuatu yang penting dan bukan hanya pesan spam dari operator atau hal tidak penting lainnya. Seharian ini suasana hatinya sudah kurang bagus karena ditinggal Kriss pagi-pagi sekali dan ia merasa terjebak di rumah yang terasa akrab sekaligus asing saat ini.

