157

2002 Kata

"Aw!" Dea bertingkah kesakitan karena jeweran itu. "Iya, Kakak, ampun!" ucapnya berpura-pura memohon bak seorang adik yang tengah mendapat hukuman dari kakaknya. Tiffany terkekeh seraya melepas jewerannya. Ia lalu membawa tangannya untuk mengusap bahu wanita itu. Wanita itu memeriksa jam di dinding putih itu. Waktu makan obat telah tiba. "Kamu harus makan obat dulu," kata Tiffany. Ia membantu Dea kembali duduk. Wanita itu memberikan beberapa tablet obat ke telapak tangan Dea dan segelas air. Usai menegak semua obat-obatan dan meneguk air putih itu Dea menyerahkan gelas kepada Tiffany seraya mengucapkan terima kasih. "Sama-sama," jawab Tiffany. Tiffany membantu Dea berbaring kembali. "Kamu istirahat sekarang, ya," titah Tiffany. Perintah Tiffany dihadiahi dengan anggukan semangat Dea.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN