91

1032 Kata
Seminggu setelahnya, Kriss sudah merasa lebih baik. Tapi dirinya memutuskan untuk ambil cuti dan pergi mengunjungi bendungan Anastasius. Kali ini Kriss pergi sendiri karena dirinya hanya ingin memastikan tempatnya, sedangkan Tiffany masih harus memimpin di laboratorium seperti biasanya. Kriss menatap ke semua penjuru bendungan dengan teliti, setelah itu dirinya terus berjalan masuk ke dalam hingga akhirnya menemukan sebuah sungai yang ia cari. Aliran air sungai yang terus turun ke bawah membuat Kriss yakin jika itu memanglah tempatnya. Kriss berjalan untuk melihat tempat dimana para makhluk itu berkumpul. Tidak ada apa-apa, hanya beberapa semak-semak yang terlihat di sana. "Apa yang kamu lakukan di sana?" Suara yang terdengar familiar membuat Kriss menoleh, menatap ke arah nenek tua yang menjadi penunggu bendungan anastasius. "Apakah ini tempatnya?" Tanya Kriss yang langsung saja membuat nenek tua itu diam. "Apa yang kamu rencanakan?" Tiba-tiba saja, rupa wanita tua itu berubah menjadi sesosok gadis yang sangat cantik. Dia terlihat seperti wanita yang ia lihat di dalam game sebelumnya. "Jangan pernah berpikir untuk menangkapnya, atau jika tidak kamu akan menghancurkan dunia." Kata wanita itu memberitahu. "Aku hanya membutuhkan satu untuk balas dendam." Jawab Kriss dengan jujur. "Makhluk itu tidak dapat mati, kecuali jika dia benar-benar hancur karena bom." Kata wanita itu memberitahu. "Aku akan menyiapkan peledak untuk menghancurkannya nanti." Jawab Kriss masih kekeuh ingin menangkap makhluk itu. Wanita itu terdiam, dirinya berjalan mendekat ke arah Kriss dan terus berjalan ke arah dimana semua makhluk itu berkumpul. Kriss terkejut saat melihat wanita itu jatuh ke dalam tanah. Tanahnya tiba-tiba longsor begitu wanita itu menginjaknya, dan Kriss benar-benar bingung bagaimana caranya untuk menolong. "Itu ilusi!" Seruan yang terdengar membuat Kriss segera sadar dan menatap ke arah wanita yang masih ada di sana. "Itu jebakan." Lanjutnya memberitahu. "Daerah sekitar sini sudah terkena ilusi makhluk itu karena ini memang tempatnya, lalu jika kamu masuk ke dalam ilusi itu, kamu sama saja membuka kunci dunia lain dari bendungan ini." Kata wanita itu memberitahu. "Jadi jangan sekali-kali mengajak seseorang ke sini, atau jika tidak dia tidak akan bisa kembali." Lanjutnya memberitahu. "Wanita itu, dia akan selalu melindungi kamu sampai menyerahkan nyawanya untukmu." Kriss menelan ludahnya sendiri, tentu saja dirinya tahu wanita mana yang dimaksud oleh jelmaan nenek tua itu. "Dia akan mati untuk menyelamatkanmu, dia akan melindungi kamu sebagaimana dia mencintai kamu." Lanjutnya memberitahu. "Saya akan menjauhkan diri dari wanita itu, jadi apa yang anda katakan tidak akan pernah terjadi." Balas Kriss dengan percaya diri. Wanita itu tersenyum saat mendengarnya. "Tidak ada yang bisa menghindari takdirnya." Kata wanita itu yang langsung saja membuat Kriss terdiam. Kriss menatap ke arah wanita yang tengah memfokuskan dirinya sendiri. "Ayo kita kembali, jangan sampai kita terjebak di sini karena orang lain." Ajak wanita itu yang langsung saja membuat Kriss menyadari jika wanita itu dapat mendeteksi keberadaan orang baru atau pendatang baru di area bendungan. Kriss berjalan mengikuti langkah kaki nenek itu, namun tiba-tiba saja pohon-pohon sudah mulai bergerak acak, tempatnya pun sudah berubah. Kriss segera berlari setelah mendapatkan intruksi dari wanita itu, Kriss berlari ke arah kunci itu berada. Kriss menabrak seorang wanita yang ada di sana dan segera menarik kuncinya kembali. Hingga akhirnya gerakan pohon yang acak pun berhenti. "Apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Kriss pada wanita yang tadi ia jatuhkan. Wanita itu terlihat pucat, tidak lama setelahnya wanita itu jatuh pingsan dan hal itu tentu saja membuat Kriss panik dan mencoba untuk membangunkan wanita itu. Kriss menatap ke arah sekitar yang sudah berubah sedikit, bayangan makhluk sudah terlihat di indera penglihatannya. Kriss menggendong wanita itu dan membawanya keluar dari bendungan. Lalu tidak lama setelahnya kunci itu kembali terbuka dan Kriss dapat melihat jika makhluk-makhluk itu berlalu lalang di area bendungan. Seperti biasanya, hanya orang yang sebelumnya terjebak di dalam sanalah yang dapat melihat adanya makhluk itu. Kriss menghentikan langkahnya, menurunkan wanita itu di atas lantai penginapan yang biasa ia pakai untuk bermalam. Kriss membuka pintu kamarnya dan kembali untuk menggendong wanita itu masuk ke dalam. Setelah membaringkan wanita itu di atas ranjang, Kriss segera membuka tasnya dan mengambil minyak angin yang ia dapatkan dari dokter Anya. Kriss memberikan minyak angin pada hidung wanita itu hingga beberapa saat setelahnya wanita itu bangun dan melihat ke arahnya. "Kamu siapa?" Tanya wanita itu yang langsung saja membuat Kriss menarik napasnya panjang. Bersyukur karena dirinya dapat menyelamatkan nyawa seseorang yang hampir saja hilang dimakan makhluk itu. "Untuk apa kamu datang ke sana?" Tanya Kriss penasaran. "Penelitian, aku harus membuat makalah untuk dikumpulkan." Jawab wanita itu sembari bangun dari tidurnya. Kriss mengambil vitamin dari tasnya dan memberikannya pada wanita itu. Wanita itu menerimanya dan meminumnya dengan tenang. "Apakah tidak bisa membuat penelitian lain? Kamu tidak tahu jika banyak orang yang mati dan gagal dalam penelitiannya?" Tanya Kriss sungguh-sungguh. "Aku sudah mengajukan banyak sekali judul, tapi hanya judul ini yang bisa lolos." Jawab wanita itu memberitahu. "Aku tidak tahu, tapi aku harus bisa membuat penelitian ini berhasil agar aku bisa menyelesaikan kuliahku." Lanjut wanita itu dengan murung. "Kamu tahu? Dengan datang ke sini kamu hanya menyerahkan nyawamu saja." Kata Kriss memberitahu. "Apakah kamu tahu banyak tentang tempat ini? Bisakah kamu membantuku?" Tanya wanita itu dengan gugup. "Aku akan membayarnya, jadi tolong biarkan aku mengetahuinya." Lanjut wanita itu lagi. Deringan ponsel yang terdengar membuat Kriss mengambil ponselnya dan menerima panggilan dari Tiffany. "Apakah kamu sudah makan siang?" Tanya Tiffany yang langsung saja membuat Kriss sadar jika ini sudah siang. "Tidak bisakah kamu menolongku?" Tanya wanita itu lagi. "Siapa? Kamu bersama wanita?" Tanya Tiffany di sebrang telpon. "Hanya seseorang yang meminta tolong, jangan khawatir." Jawab Kriss memberitahu. "Apakah kamu berbohong? Kamu sengaja pergi sendiri untuk bertemu wanita itu bukan?" Balas Tiffany dengan suara yang menggebu-gebu. "Aku akan langsung kembali sore ini, jadi jangan melebih-lebihkan." Jawab Kriss yang tentu saja dapat menenangkan wanita itu. Kriss mematikan sambungan telponnya dan menatap ke arah wanita yang saat ini tengah diam itu. "Apa saja yang ingin kamu ketahui?" Tanya Kriss pada wanita itu. "Rahasia bendungan ini, banyak yang mengatakan jika bendungan ini ada penunggunya. Untuk itu banyak pengunjung yang hilang dan ditemukan tidak bernyawa." Jawab wanita itu dengan antusias. "Bertanyalah pada nenek pemilik penginapan ini, jika dia memberitahu maka aku akan memberikan tambahan." Kata Kriss yang langsung saja membuat wanita itu berbinar dan segera keluar untuk mencari keberadaan nenek itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN