Pagi itu, sinar matahari yang hangat menerobos masuk melalui jendela kamar hotel, membangkitkan Ruby dari tidurnya yang lelap. Ia membuka mata dan tersenyum melihat Varo terbaring di sampingnya, tubuhnya yang kuat dan berotot menjadi pemandangan yang menggoda. Ruby tidak bisa menahan diri, tangannya bergerak dengan lembut, menyentuh d**a Varo, lidahnya menjulur, menjilat kulitnya dengan sensual. "Ahh..." desah Varo pelan, matanya masih terpejam, menikmati sentuhan Ruby. Perlahan, Ruby meluncur ke bawah, tangannya menyentuh perut rata Varo, dan akhirnya berhenti di hadapan penisnya yang sudah mulai mengeras. Ruby terpesona melihat ukuran yang luar biasa itu, dan tanpa ragu, ia mulai mengelusnya dengan lembut. "Uhh, Ruby..." Varo menggeliat, matanya mulai terbuka, terkejut melihat Ruby ya