Ruby membuka matanya perlahan. Cahaya matahari yang menerobos dari celah gorden kamar hotel menyoroti wajahnya yang masih terlihat mengantuk. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum menoleh ke samping. Di sana, Varo masih tertidur pulas. Napas lelaki itu teratur, wajahnya tenang, seolah tidak ada beban di dalam pikirannya. Ruby mendecakkan lidah pelan. Betapa nyamannya hidup Varo sekarang, di bawah perlindungannya. Namun, kenyamanan itu tidak akan bertahan lama jika Varo tidak bisa menuruti kemauannya. Dengan tangan ringan, Ruby menyentuh pipi Varo, lalu mengusapnya perlahan. Lelaki itu hanya bergerak sedikit, tetapi tetap dalam tidurnya. Ruby menghela napas, lalu dengan gemas ia mengangkat kakinya dan menendang b****g Varo cukup keras. "AWWW!" Varo terlonjak bangun sambil mengusa