Varo yang mengikuti langkah Ruby di dalam mall dengan tangan wanita itu yang melingkar erat di lengannya, mencoba tetap tenang. Sudah beberapa kali ia menelan saliva, mencoba mengabaikan tatapan tajam beberapa orang yang melihat mereka. Tak jarang Ruby tersenyum menggoda pada Varo, membuat lelaki itu menghela napas pelan. Sejujurnya, ia tak terbiasa menjadi pusat perhatian seperti ini. Langkah kaki Ruby akhirnya terhenti di depan sebuah salon mewah. Dengan wajah penuh semangat, Ruby menatap Varo dengan tatapan yang sulit diartikan. "Sayang, tunggu di sini, ya? Mommy cuma sebentar," ucapnya dengan nada lembut yang tak bisa dibantah. Varo mengangguk pasrah, tak ingin menambah masalah. Ia duduk di sofa empuk yang disediakan di ruang tunggu salon, mengambil majalah di meja kecil di depannya