Varo duduk di depan Ruby sekarang. Wanita itu memakan makanannya dengan tenang, sekali-kali tersenyum kecil sambil menyesap anggur merah dari gelasnya. Di bawah cahaya lampu restoran yang temaram, wajahnya terlihat semakin memesona. Varo menatapnya sekilas sebelum kembali fokus pada makanan di piringnya. Perasaan aneh menggelitik pikirannya setiap kali bersama Ruby, tetapi ia berusaha untuk tetap tenang. Ponselnya yang tergeletak di atas meja tiba-tiba bergetar. Nama "Papa" terpampang di layar. Jantung Varo berdegup kencang. Ayahnya menelepon. Ia menelan ludah, sedikit ragu sebelum akhirnya mengangkat panggilan tersebut. "Halo, Pa?" ujar Varo, berusaha terdengar biasa saja. Dari seberang sana, suara Vando terdengar hangat. "Varo, bagaimana kabarmu? Lama sekali tidak ada kabar darimu. Ap