Pintu utama gedung perusahaan Arjuan terbuka perlahan, memperlihatkan sosok wanita anggun dalam balutan gaun putih tulang dari bahan sutra mahal yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Rambut panjangnya tergerai rapi dengan warna balayage keemasan yang mengilap saat tertimpa sinar matahari pagi. High heels berwarna nude menjejakkan suara pelan tapi tegas di atas lantai marmer putih mengilap. Itu adalah Ruby. Begitu dia melangkah masuk ke lobi utama perusahaan, suasana seketika berubah hening. Tatapan para karyawan yang semula sibuk berjalan atau berbincang, kini tertuju penuh pada sosok Ruby. Mata mereka membelalak, sebagian saling berbisik, sebagian lagi terlalu terkejut untuk bereaksi. Tidak sedikit pula yang langsung berdiri dari kursinya, kaget bukan main. “Nona Ruby?” bisik salah sa