Mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan gerbang besar rumah keluarga Arjuan. Ruby turun lebih dulu dengan langkah mantap, wajahnya tenang namun penuh aura konfrontatif. Ia mengenakan dress hitam ketat dengan belahan tinggi di sisi kanan, rambut barunya digerai, terlihat sangat berbeda dari sosok yang dulu mereka campakkan. Di belakangnya, Varo berjalan perlahan, wajahnya ragu, langkahnya berat. "Ruby… apa kamu yakin ini keputusan tepat?" tanya Varo pelan, matanya menatap bangunan megah di hadapannya, bangunan yang menyimpan begitu banyak kenangan, termasuk luka. Ruby menoleh, senyumnya sinis. "Kita sudah menikah. Mereka harus tahu kita tidak sembunyi. Ini bukan soal meminta restu, tapi memperlihatkan siapa yang menang." Varo hanya bisa menarik napas. Ia tahu, ketika Ruby suda