Varo menatap Ruby yang tertidur lelap di ranjangnya. Napas wanita itu teratur, dadanya naik-turun dengan perlahan di balik selimut satin yang menyelimuti tubuhnya. Wajahnya terlihat begitu damai, tidak menyadari bahwa Varo sudah berencana pergi sejak awal. Untung saja tadi dia berhasil meneteskan sedikit obat tidur ke dalam minuman Ruby saat wanita itu sedang sibuk dengan ponselnya. Varo menghela napas lalu bangkit dari tempat tidur dengan hati-hati. Ia bergerak sepelan mungkin agar tidak membuat suara sedikit pun. Setelah memastikan Ruby masih tertidur pulas, ia segera meraih pakaiannya yang tergeletak di kursi dekat ranjang, mengenakannya dengan cepat, lalu mengambil ponselnya dari atas nakas. Tanpa membuang waktu, Varo berjalan keluar dari kamar, melangkah dengan tenang namu