Senyum tipis menghiasi bibir Gama. Sepupunya itu tidak tahu ada cerita apa dibalik sosok dokter yang berparas tampan itu. Namun tidak perlu diberitahukan pada Saga. Hanya memperpanjang cerita saja. Yang penting sekarang, Dea sudah menerimanya. "Kalian bicarakan juga kapan nikah?" "Belum pasti. Tapi dalam waktu dekat ini. Hanya saja belum ada penentuan tanggalnya. Karena papa dan mamaku mesti datang untuk melamar Dea lagi." Saga mengangguk-angguk. Gama memang harus melakukan hal itu untuk meyakinkan keluarga Dea. Tidak seperti dirinya dulu, keputusan diambil sendiri bersama Melati. Keluarga memang ada, tapi hubungan kala itu sedang tidak baik-baik saja. "Kami akan menikah secara diam-diam. Hanya keluarga saja yang tahu," lanjut Gama. "Terus kalian juga tetap tinggal sendiri-sendiri?"