"Kalau aku tidak mau?" timpal Derfin pada Marissa. Marissa tidak bisa membalas, dia kehabisan kata-kata berdebat dengan majikannya. Derfin menang, berhasil buat asisten pembantunya kehabisan kata-kata. "Tuan, bisa dengan mantan ...." Derfin sudah berdiri di hadapannya, Marissa terpaku dalam diam saat dia belum selesai membalas kalimat dari bibirnya. "Vannesa bukan siapa-siapa, hatiku hanya ada kau seorang. Aku mana berani menduakan dirimu dari selingkuhan sementara," sambung Derfin serius. Marissa seperti terhipnotis oleh kalimat majikannya. Entah perasaan apa yang membuat dia tidak bisa berkutik dari posisinya. Padahal dia sudah pematang kan tidak akan jatuh cinta pada majikan sendiri, walau majikannya ini benar-benar menyebalkan. Dengan cepat Marissa berpaling arah lain, saat D