BAB 6 - KISSES IN THE RAIN

1529 Kata
KITR.06 RUMOR AKAN HILANG DENGAN SENDIRINYA “Jika kalian saling mencintai, kenapa kalian tidak melanjutkan upacara pernikahan tadi.” Exel Wang menggenggam tangan Ariella Xander yang bersimpuh di sampingnya dan menjawab, “Karena kami berbeda keyakinan, Tuan.” Mendengar jawaban dari Exel Wang membuat suasana hening seketika. Aku tidak menyangka ini adalah jawaban yang diberikan oleh Exel Wang. Ia pun menjawab tanpa ragu-ragu sambil memegang tangan Ariella Xander seperti saling menguatkan. Suasana hening itu terjadi cukup lama. Daddy Abraham Xander dan Mommy Freya menatap sepasang kekasih itu dengan tatapan yang sulit dimengerti. Beliau masih bisa mengatur ekspresinya untuk tetap tenang, namun Mommy Freya terlihat lesu dengan tubuh bersandar di sofa. Selama ini tidak ada masalah yang berarti dalam keluarga kami. Namun setelah dewasa, permasalahan kali ini terlihat begitu berbeda dan harus di selesaikan dengan baik. Aku yang duduk di sofa yang ada di sisi lain masih diam tanpa kata. Hingga akhirnya Daddy Abraham Xander pun kembali bersuara, “Ella, apa kamu mencintainya?” “Ya, Dad. Aku mencintainya.” Ariella Xander menjawab dengan wajah menunduk. Sepertinya saat ini kakakku terlihat cemas dan takut Daddy Abraham akan marah besar padanya. Kemudian Daddy Abraham Xander pun bertanya pada Exel Wang, “Exel, apa kamu benar-benar mencintai putriku?” Exel Wang mengangguk dengan pasti, “Benar, Tuan. Aku mencintai Ariella.” “Bagaimana caranya agar aku bisa percaya kalau kamu akan menjaga putriku dengan baik?” “Tuan, aku tidak ingin memberikan janji-janji. Tapi aku akan berusaha memberikan yang terbaik dan membahagiakan Ariella. Jika aku tidak mencintainya, aku tidak akan memberanikan diri untuk datang hari ini ke Hong Kong. Aku datang kemari karena benar-benar mencintainya.” “Apa kamu yakin akan menikahi putriku meski kalian berbeda keyakinan?” Exel Wang mengangguk, “Aku yakin, Tuan.” “Kamu Ella?” “Aku yakin Dad.” “Apa orang tuamu telah mengetahui hal gila yang kamu lakukan ini, Exel?” “Sudah, Tuan.” “Apa keluargamu bisa menerima putriku dengan baik?” “Aku yakin bisa Tuan. Orang tuaku telah mengetahui semuanya. Beliau juga tahu aku akan menikahi Ariella.” “Apa rencanamu untuk pernikahan ini Exel?” Daddy Abraham Xander kembali bertanya. “Tuan, aku tidak bisa memaksakan sebuah keyakinan pada siapapun, termasuk Ariella. Dan aku juga tidak mau memaksakan diri untuk meyakini keyakinan orang lain. Jadi… jika Tuan mengizinkan, kami akan menikah secara Internasional saja. Kami akan mengambil akta nikah di pencatatan sipil. Setelah itu hanya melakukan pesta pernikahan secara Internasional.” Setelah mendengar penjelasan Exel Wang, Daddy Abraham Xander menghela nafas panjang. Dan kemudian kembali menoleh pada Ariella Xander. “Bagaimana pendapatmu, Ella?” “Pendapatku sama dengan Exel, Dad.” Daddy Abraham Xander kembali terdiam cukup lama, sepertinya saat ini beliau sedang memikirkan solusinya. Aku menoleh pada Mommy Freya, beliau hanya diam tanpa berkata sambil terus menggenggam tangan Daddy Abraham. Terlihat Mommy Freya saat ini juga tengah berpikir keras. Namun saat aku perhatikan, genggaman tangan antara kedua orang tuaku semakin lama semakin kuat. Hingga akhirnya Mommy Freya yang dari tadi diam, kini mengeluarkan suara. “Ella, Mommy tidak menyuruhmu atau melarangmu menikah dengan Exel. Mommy juga tidak bisa memaksakan apa yang Mommy inginkan. Kamu telah dewasa, Mommy tidak akan menuntutmu melakukan apa yang Mommy inginkan. Jadi berpikirlah sebelum memulai hubungan yang lebih serius. Menikah bukanlah seperti pacaran, di saat tidak cocok dengan mudahnya bisa berpisah. Tapi di dalam pernikahan kalian harus memikirkan dari berbagai sudut pandang. Jika kamu sudah yakin dengan pilihanmu saat ini, Mommy tidak akan melarang.” “Tapi kamu harus bisa menerima apa pun yang terjadi setelah kalian menikah. Mommy dan Daddy menikah karena cinta, perbedaan di antara kami yang sangat jauh berbeda bukanlah penghalang untuk bersama. Aku pernah berada di posisimu, saat aku akan menikah dengan Daddy yang merupakan orang asing. Jadi semua di kembalikan padamu. Karena kamu telah dewasa, Mommy yakin kamu bisa memikirkan hal yang terbaik untukmu. Dan jangan pernah salahkan orang lain atas pilihanmu sendiri.” Kemudian Mommy Freya menoleh pada Exel Wang dan berkata, “Dan untukmu Exel, aku harap kamu tahu apa yang harus kamu lakukan untuk membahagiakan putri kami.” Belum selesai Mommy Freya bicara, Daddy Abraham pun kembali bersuara, “Jika kamu kembali mengecewakan dan menyakiti putriku, aku tidak akan bisa memaafkanmu. Tidak hanya tidak memaafkanmu, aku juga akan menghancurkanmu.” “Aku mengerti, Tuan.” Exel Wang menanggapi ucapan Daddy Abraham dengan wajah menunduk. “Kalau begitu uruslah segera penikahan kalian. Aku tidak ingin mengurusnya seperti sebelumnya. Atur tanggal dan tempat acara kalian sendiri. Dan jangan lupa bawa orang tuamu kemari di hari pesta pernikahan kalian. Aku tidak ingin putriku terlihat seperti menikahi pria tanpa keluarga. Aku tidak menyuruh atau melarang kalian menikah. Kalian sudah dewasa, bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Kami hanya bisa memberi restu. Untuk masalah keyakinan, dikembalikan pada pribadi masing-masing. Aku hanya ingin putriku bahagia.” “Aku akan melakukannya, Tuan. Aku akan melakukan yang terbaik untuk Ariella.” Exel Wang berbicara dengan sungguh-sungguh untuk meyakinkan kedua orang tuaku. Aku yang dari tadi sudah menahan diri akhirnya bersuara setelah Exel Wang menjawab dengan pasti. Dengan suara lantang aku berkata, “Aku tidak menyetujuinya. Dad… Mom… Aku tidak bisa menerima Exel yang telah menyakiti Cece ku selama ini.” Spontan Daddy Abraham menoleh padaku, “Steve, Daddy tidak memintamu berbicara dan minta pendapatmu.” “Tapi Dad…aku berhak bersuara. Aku adiknya.” “Aku tahu, kamu adiknya dan kamu putraku. Cece mu telah dewasa. Ia berhak menentukan jalan hidupnya sendiri. Jadi biarkan saja ia menikah dengan Exel. Dia memiliki pilihan sendiri dan dia yang akan menjalani kehidupan rumah tangga. Kita hanya memberikan restu.” Setelah Daddy Abraham Xander berbicara, suasana ruang tengah kembali hening. Ariella Xander dan Exel Wang masih bersimpuh di depan kedua orang tuaku. Sedangkan Daddy Abraham yang telah lama diam, kini bangkit dan membawa Mommy Freya pergi. Namun sebelum melangkah pergi beliau berkata, “Exel, sekarang kamu pulanglah. Aku sudah memberikan restu pada kalian berdua. Kamu tidak boleh bertemu dengan Ariella hingga hari pendaftaran pernikahan kalian tiba. Uruslah semuanya dengan baik. Aku ingin istirahat.” “Baik, Tuan. Terima kasih banyak.” Saat Daddy Abraham dan Mommy Freya melangkah menuju lift yang ada di sudut koridor, beliau pun menyapaku, “Steve, pergi ke kamarmu!” “Baik, Dad. Aku ambil air minum dulu.” Kedua orang tua ku pun berlalu pergi. Sedangkan aku bangkit dari sofa melangkah menuju dapur untuk mengambil segelas air putih. Lalu aku kembali melewati sepasang kekasih itu yang kini telah duduk di sofa tanpa berkata apa-apa. Aku masih merasa kesal dengan pria yang akan menjadi calon kakak iparku. Aku tidak menyukainya karena ia memiliki keyakinan yang berbeda dengan kami. Kami sekeluarga adalah orang yang memiliki pemikiran terbuka. Namun aku tidak menyukainya karena hal-hal yang telah terjadi yang banyak menyakiti dan merugikan kakakku. Aku belum bisa memaafkannya atas segala yang telah terjadi. Saat aku telah sampai di kamarku, aku berdiri di pinggir jendela kaca yang menghadap ke halaman depan villa. Terlihat Exel Wang keluar villa di antar oleh kakakku Ariella Xander. Kemudian ia pergi ia pun pergi meninggalkan villa menggunakan mobil kakakku. Aku tidak tahu ia akan pergi kemana. Tapi setidaknya aku merasa sedikit lega karena ia tidak tinggal di sini hingga hari pernikahannya tiba. Karena kalau ia tinggal di villa ini, aku sudah tidak sabar untuk memukulinya. TOK! TOK! TOK! Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamarku. Kemudian handle pintu kamarku bergerak dan muncul Daddy Abraham Xander dari balik pintu. Beliau berjalan menghampiriku sembari bertanya, “Apa yang kamu lakukan, Steve?” Aku menoleh ke arah dari mana suara itu berasal dan menjawab, “Aku hanya melihat-lihat keluar, Dad. Pria itu telah pergi.” “Apa yang kamu meksud itu adalah Exel?” Daddy Abraham kembali bertanya saat beliau telah berdiri di sampingku ikut menatap keluar jendela kaca kamarku. “Ya, Dad. Kenapa Daddy membiarkannya menikah dengan Cece?” “Biarkan saja, itu pilihannya.” “Apa Daddy tidak ingat bahwa pria itu yang telah mengakibatkan Cece mengalami kecelakaan? Ia juga telah membohongi Cece dengan statusnya.” “Tentu saja Daddy ingat. Aku hampir saja kehilangan putriku akibat kecelakaan itu. Daddy sudah mencari info tentangnya. Benar ia telah menikah, tapi istrinya telah meninggal. Mendiang istrinya adalah super model yang terkenal di Eropa. Tapi hubungan mereka tidak harmonis dari awal pernikahan. Istrinya memiliki banyak skandal. Dia anak satu-satunya dari keluarga Wang, salah satu keluarga terpandang di Turki. Ia pemilik Wang Jewelry yang terkenal itu.” “Jadi Daddy merestuinya karena kedudukan pria itu?” Aku bertanya pada Daddy Abraham dengan perasaan sedikit kesal. “Tentu saja tidak. Daddy tidak pernah mempermasalahkan siapa dia, kedudukannya dan yang lainnya. Daddy tidak memilih-milih menantu. Daddy hanya ingin kalian bahagia dengan pilihan kalian sendiri.” “Jadi Daddy tidak marah karena kekeacauan yang terjadi tadi?” “Daddy hanya marah karena kekacauan yang ia buat yang membuat keluarga kita malu di depan orang-orang. Tapi biarkan saja. Dengan seiringnya waktu rumor akan hilang dengan sendirinya. Untuk perasaanya terhadap putriku, aku tidak pernah marah. Ia memiliki nyali besar untuk mendapatkan apa yang ia mau. Bahkan ia rela datang jauh dari Istanbul hanya untuk menemui Cece mu. Aku yakin ia sangat mencintai dan bisa menjaga Ella dengan baik. Dan untuk masalah keluarga Arthur, aku akan berbicara dengan mereka nanti. Aku juga tidak ingin hubungan baik kita dengan keluarga Arthur rusak karena hal tadi.” Kemudian Daddy Abraham Xander menyentuh pundakku sembari berkata, “Cobalah menerimanya. Bagaimana pun ia adalah calon kakak iparmu dan ia akan masuk dalam keluarga kita.” Aku hanya diam dan tidak menanggapi ucapan Daddy Abraham Xander. Dan beliau pun kembali berkata, “Bagaimana denganmu? Apa kamu telah menemukan wanita yang pas menjadi calon istrimu?”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN