BAB 7 - KISSES IN THE RAIN

1361 Kata
KITR.07 TIDAK INGIN REPUTASIKU TERCORENG Setelah terjadi keributan dan juga sudah mengantongi restu dari kedua orang tuaku beberapa hari yang lalu, aku tidak lagi melihat Exel Wang dalam beberapa hari terakhir. Aku dengar Exel Wang akhir-akhir ini tengah sibuk mengurus semua persiapan pesta penikahannya dengan kakakku yang akan di selenggarakan besok. Namun di villa kediaman orang tuaku, aku tidak melihat adanya kesibukan yang menandakan besok akan diadakannya pesta. Semua berjalan dengan normal layaknya hari-hari biasa. Daddy Abraham dan Mommy Freya menghabiskan hari-hari beliau di villa dengan berbagai kegiatan. Begitu juga dengan Grandma dan Grandpa yang beberapa hari lalu datang dari London untuk menghadiri pernikahan Ariella Xander dan Samuel Arthur. Meski pernikahan itu gagal, tapi beliau masih berada di Hong Kong menunggu pernikahan yang akan diselenggarakan besok. Sedangkan kakakku Ariella Xander menghabiskan hari-harinya di villa dengan mengurung diri di kamar. Aku tidak tahu apa yang ia lakukan, karena setiap harinya aku harus pergi bekerja ke perusahaan Uncle Ahmed Ali. Tapi yang pastinya ia dalam keadaan baik-baik saja dan keluargaku terlihat damai kembali. Pendaftaran pernikahan Exel Wang dan Ariella Xander di Biro Urusan Sipil akan di lakukan besok pagi. Yang menjadi saksi pendaftarkan penikahan mereka besok adalah aku dan Daddy Abraham Xander. Kemudian malam harinya akan di adakan pesta pernikahan di salah satu hotel terkenal di Hong Kong. Untungnya hal ini sudah di persiapkan jauh-jauh hari yang awalnya untuk resepsi pernikahan kakakku dengan Samuel Arthur. Hanya saja esok yang menjadi pengantin prianya bukan Samuel Arthur, tapi Exel Wang. Beberapa hari terakhir ini aku tidak pulang ke penthouse milikku yang ada di Kowloon. Aku selalu pergi ke villa keluargaku sepulang dari kantor semenjak kejadian beberapa hari lalu. Selain tidak ingin terjadi lagi keributan seperti beberapa hari yang lalu, aku juga ingin berkumpul dengan keluarga besarku di villa selama Grandma dan Grandpa masih berada di Hong Kong. Aku sangat dekat dengan beliau karena selama kuliah di London, beliau berdua lah yang selalu sibuk memperhatikanku. Dan tidak jarang di akhir pekan, aku selalu pergi dari asrama dan menginap di mansion keluarga Xander. “Mom, mana Cece?” Aku bertanya pada Mommy Freya saat kami sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan kecuali Ariella Xander. “Ia masih di kamarnya. Mungkin sebentar lagi keluar.” Mommy Freya menjawab sambil mengaduk kopi untuk Daddy Abraham. “Bukannya besok ia akan mendaftarkan penikahannya dan malamnya ada resepsi?” “Ya, benar.” “Tapi kenapa di sini tidak ada yang sibuk? Seolah-olah tidak aka nada acara yang akan berlangsung besok.” Daddy Abraham pun menjawab, “Apa lagi yang di persiapkan, Steve? Semuanya sudah disiapkan cukup lama. Hanya pengantin pria nya saja yang berubah.” “Apa kita tidak membantu Exel, Dad?” “Tidak usah. Daddy hanya ingin melihat seberapa bisa pria itu mempersiapkan pernikahannya sendiri hanya dalam waktu beberapa hari. Dengan begitu kita akan melihat seberapa cintanya ia pada Cece mu.” Saat kami tengah membicarakan sepasang kekasih yang akan menikah besok itu, tiba-tiba Ariella Xander kakakku muncul dari koridor. Grandpa yang lebih dulu melihatnya berjalan menuju meja makan pun mengalihkan pembicaraan. “Exel, bagaimana dengan pekerjaanmu?” “Berjalan dengan lancar, Grandpa.” “Apa kamu masih bekerja dengan Ahmed Ali?” “Masih, Grandpa.” “Sayang, mari sarapan. Mommy sudah menyiapkan s**u untukmu.” Mommy Freya menyapa Ariella Xander yang baru saja duduk di sampingku untuk sarapan. “Terima kasih, Mom.” Ariella Xander menanggapi ucapan Mommy Freya dengan wajah sedikit lesu. Sepertinya akhir-akhir ini ia sedang banyak pikiran. Walau bagaimana pun kakakku pasti merasa bersalah atas kejadian beberapa hari lalu itu. Ia merasa telah mempermalukan keluarga di depan orang ramai. Ia juga pasti merasa bersalah pada Samuel Arthur atas apa yang telah terjadi. Ia hanya menunduk melanjutkan sarapannya. Sedangkan yang lainnya tidak banyak bicara padanya dan melanjutkan perbincangan tadi. Grandma yang duduk di samping Mommy Freya pun ikut bersuara. Beliau menoleh pada Daddy Abraham dan bertanya, “Abraham, kenapa kamu tidak langsung biarkan Steve bekerja di perusahaanmu?” “Aku tidak bisa mengajarinya, Mom. Jadi lebih baik ia belajar dengan Ahmed saja. Lagi pula jika ia bersama Ahmed, ia akan lebih patuh. Jika langsung bekerja denganku, ia akan melakukan apa pun sesuka hatinya.” “Daddy, aku bukan seperti itu. Aku…” Belum selesai aku bicara, ponsel yang ada di saku celanaku pun berbunyi. Aku mengeluarkan ponselku dari celana kerjaku, terlihat nama Oliver Bastian terpajang di layar ponsel. Spontan aku merasa gugup dan berkata, “Maaf, aku harus mengangkat panggilan masuk dulu.” Semua yang ada di meja makan pun menganggukan kepala dan melanjutkan sarapan mereka. Sedangkan aku dengan segera melangkah ke halaman belakang villa yang tidak jauh dari meja makan untuk menjawab telepon dari Oliver Bastian. “Hallo…” “Steve… Kenapa lama sekali menjawab panggilanku?” Oliver Bastian yang ada di seberang telepon bicara dengan nada manja. “Maaf Oliver, aku sedang sarapan dengan keluarga besarku. Aku tidak bisa langsung menjawab panggilanmu. Jadi aku harus mencari tempat lain untuk menjawabnya.” “Steve, besok siang aku akan sampai di Hong Kong. Apa kamu bisa menjemputku?” “Aku akan menjemputmu besok siang. Tapi aku hanya bisa menjemputmu ke bandara dan mengantarmu ke hotel. Kita tidak bisa berlama-lama bersama.” Dengan merengek Oliver Bastian bertanya, “Kenapa?” “Aku harus menyiapkan segalanya untuk acara besok malam.” “Baiklah. Yang penting aku bisa bertemu denganmu saat pertama kali sampai di sana.” “Ya sudah, kabari aku saat kamu telah sampai di Hong Kong.” “Baiklah. Satu jam lagi aku akan berangkat dari Milan.” “Oke, sampai ketemu besok. Bye-bye.” “Bye-bye, Sayang, Aku sangat merindukanmu.” “Aku juga.” Setelah mengakhiri panggilan dengan Oliver Bastian, aku pun kembali memasuki villa dan bergabung dengan yang lainnya untuk sarapan. Daddy Abraham Xander pun bertanya padaku saat aku baru saja duduk di kursi yang ada di ruang makan, “Siapa yang meneleponmu, Steve?” “Temanku, Dad. Ia akan berangkat dari London hari ini untuk menghadiri resepsi pernikahan Cece besok malam.” “Oh, begitu. Apa kamu sudah menyiapkan hotel untuk temanmu itu?” “Sudah, Dad.” Kemudian Daddy Abraham menoleh pada Mommy Freya yang duduk di sampingnya dan bertanya, “Sayang, apa kamu sudah menghubungi Albert Ma? Minggu lalu ia tidak bisa hadir, tidak mungkin besok ia juga tidak datang untuk menghadiri resepsi pernikahan Ariella.” “Kakak sudah menghubungiku kemarin, Sayang. Ia juga akan berangkat hari ini ke Hong Kong dari Singapore bersama Kakak Ipar Violet dan Adrian Ma. Rasanya sudah sangat lama kita tidak bertemu dengan mereka. Semenjak perpisahannya dengan Allura belasan tahun lalu, ia semakin tertutup meski telah bersama Violet.” “Tentu saja. Cintanya tetap untuk Allura meski ia telah kembali bersama Violet. Apalagi mereka sudah memiliki Adrian Ma yang merupakan anak mereka. Hingga sekarang ia juga tidak pernah mendengar kabar tentang Allura. Ia hilang begitu saja.” “Hmmm… Cinta memang rumit.” “Serumit kisahku, Mom.” Ariella Xander menambahkan dengan tersenyum tipis. Mommy Freya pun tersenyum, “Benar.” Aku yang merasa sedikit gelisah karena takut ditanya tentang kekasih pun dengan segera mengakhiri sarapanku. Dengan nada tergesa-gesa aku pun berkata, “Mom, Dad, Cece, Grandma, Grandpa, maaf jika aku selesai sarapan lebih dulu. Aku takut terlambat. Dari villa menuju kantorku memakan waktu lebih dari satu setengah jam.” “Tapi kamu kan bekerja dengan Ahmed, Steve.” Grandma bersuara seolah tidak ingin aku pergi. “Tapi Grandma, meski Uncle Ahmed adalah uncle ku, di kantor beliau tetaplah atasanku. Aku bekerja di perusahaannya, bukan di perusahaan Daddy. Jadi dari pada nanti jadi tidak enak hati, lebih baik aku pergi sekarang.” Grandpa pun berkata, “Baiklah. Kalau begitu hati-hati di jalan cucuku.” “Baik, Grandpa.” Aku tersenyum pada semua orang yang hadir di meja makan dan kembali berkata, “Aku pergi dulu.” “Pulanglah lebih awal. Nanti malam kita makan malam bersama, Sayang.” Mommy Freya berteriak padaku. Sedangkan aku yang telah berlalu pergi menuju pintu keluar villa pun menjawab dengan berteriak, “Baik, Mom.” Sepanjang perjalanan menuju gedung perusahaan milik Uncle Ahmed Ali, aku mengendarai mobilku dengan tenang sambil berpikir. Berpikir bagaimana caranya agar tak seorang pun orang yang tahu bahwa Oliver Bastian adalah kekasihku. Karena akhir-akhir ini kakakku Ariella Xander sudah mulai curiga setelah melihat fotoku bersama Oliver Bastian waktu itu. Aku harus bisa menutupi ini semua dari keluargaku. Jika keluargaku tahu yang sebenarnya, mereka semua pasti merasa kecewa dan marah kepadaku. Selain itu aku juga tidak ingin reputasiku tercoreng. Meski aku bekerja dengan Uncle Ahmed Ali, tapi orang-orang tahu aku adalah pewaris Crown Corp. Dan aku tidak ingin merusak pandangan baik semua orang terhadapku hanya karena mengetahui bahwa aku adalah seorang gay.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN