Hello, Tokyo!

1237 Kata

Pukul sepuluh pagi waktu Tokyo, aku kembali menapakkan kaki di rumah keduaku. Rencananya dulu setelah koas aku akan ikut Papa dan Mama ke sini, entah itu akan kembali menimbah ilmu atau bekerja di sini. Intinya begitu tahu aku memilih tinggal sendiri di apartemen alih-alih tetap bersama Mas Seno, Papa memintaku berkumpul bersamanya saja di Jepang. “Lalu, tidak jadi karena kita mendadak menikah?” tanya Aa saat aku menceritakan hal itu padanya. Aku mengangguk membenarkannya. “Baguslah, kalau tidak, kita tidak bersama.” Aku menatap wajah teduh Aa, dia mengatakan itu terlihat begitu tulus. Seolah sadar aku tengah memandanginya, Aa mengecup puncak kepalaku. Saat ini kami tengah berada di dalam mobil. Papa memesan supir untuk menjemput kami di Bandara, katanya beliau tidak bisa menjemput.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN