“Memangnya kita mau menginap, Ma?” tanyaku mengikuti langkah Mama yang sedang memasukkan beberapa barangnya ke dalam mobil. Tadi beliau memintaku membawa beberapa baju ganti sebelum kami akan berangkat. “Mau jalan-jalan ‘kan?” Mama hanya menjawab dengan pertanyaan dan aku mengangguk. Memang kedatanganku ke sini selain ingin melihat Mama dan Papa, ya, mau jalan-jalan, tapi boleh nggak sih dikasih tahu dulu ini mau ke mana-mananya, protesku di dalam hati. Aku menoleh ke arah Aa, dan dia hanya mengedikkan bahunya seraya mengusap lembut punggungku—memintaku untuk tersenyum dengan menarik sudut bibirku ke atas dengan telunjuknya. Aa memintaku mengikuti saja keinginan Mama, toh, kami jarang-jarang berada di sini. “Jangan kaget, ya, Aa. Mama suka begitu memaksakan kehendaknya sendiri.” “Iya,

