Merdekanya Si Perkasa

1133 Kata

Aku masih terus melayani si dedek perkasa, kata Aa, si dedek perkasa sedang melepas rindu—lega karena tak lagi perlu terbungkus hingga menjadi tak terkendali saking merdekanya. Aku segera menyudahi kegiatan panas kami. Bahaya kalau terus nempel-nempel, yang ada Mama datang menggedor pintu kamar kami. Setelah makan siang, kami pun meninggalkan hotel dan menuju taman. Mama mampir ke sebuah toko cemilan untuk membeli beberapa hidangan lokal yang bernuansa sakura. “Aa, mau mochi sakura,” rengekku pada Aa yang mendekat ke arahku. “Terbuat dari bunga sakurakah?” tanyanya membuat aku mengulum senyumku. “Nggak gitu juga, sih,” kekehku. “warnanya saja yang menyeruapi sakura merah muda, terus ditutupi dengan daun sakura yang diawetkan isinya malah pasta kacang merah.” “Pilih saja yang kamu su

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN