Aku tidak menyangka, berkemah semenyenangkan ini. Mas Dion memang paling pandai memilih tempat. Tidak heran, sih, dia 'kan MAPALA (Mahasiswa Pecinta Alam) pada masanya. Percaya tidak, ternyata dulu Mas Dion dan Mbak Ayasha bertemu saat masku itu tengah menjalani proker KKN di desanya Mbak Ayasha—yang saat itu masih bocil. Singkat cerita mereka kembali bertemu setelah belasan tahun. Uu ... so sweet sekali, ya. "Apa bedanya dengan kita? Kita juga sebelumnya bertemu dan kembali dipertemukan setelah bertahun-tahun," ujar Aa setelah aku menceritakan kisah pertemuan Mas Dion dan Mbak Ayasha. "Iya, juga, ya." Benar juga, aku meringis memamerkan deretan gigiku—menerjap saat Aa menangkup kedua belah pipiku dengan kedua tangannya—menarik kepala hingga mendekat dengan wajahnya dan mengecup bibirku

