Bab 25

1389 Kata
Entah sudah berapa lama Luna tidur tapi yang pasti ketika ia terbangun dari tidurnya ia merasakan badannya masih lengket dan di bagian pahanya masih terasa sakit. Perlahan Luna pun duduk di ranjang dan berusaha memulihkan kesadarannya yang belum sepenuhnya sadar. Ketika ia melihat kearah sekeliling dan sadar bahwa saat ini ia berada di kamar yang beberapa hari terakhir ia tempati. Dan saat kesadarannya penuh ia tak menemukan keberadaan Bastian. "Dimana kak Bastian?" gumam Luna ketika tak melihat keberadaan Bastian. Dengan perlahan Luna bangkit dari ranjang dan bersiap untuk melangkahkan kakinya mencari keberadaan Bastian tiba-tiba ia merasakan rasa sakit di pangkal pahanya. "Aduh rasanya masih sakit," kata Luna mengaduh. Luna mengurungkan niatnya untuk mencari keberadaan Bastian dan memilih melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Ia pikir dengan mengguyur tubuhnya dengan air panas akan membuat tubuhnya rileks. Dan di tambah lagi ia bisa memakai bathup yang ada di kamar mandi milik mandi. Ia bisa berendam sebentar biar membuat rasa sakit di tubuhnya hilang. Sementara itu di ruangan misterius tampak Bastian baru saja menyelesaikan beberapa pekerjaan sebagai seorang Draco. Walaupun pekerjaan utamanya adalah dokter bedah tapi tak membuat ia melupakan pekerjaannya yang lain yaitu menjadi kepala mafia dari kelompok Draco. Sebenarnya Bastian ingin menyerahkan kepemimpinan sebagai kepala mafia dari kelompok Draco. Banyak hal yang Bastian pikirkan ketika memutuskan untuk melepas tugasnya sebagai seorang Draco. Dan alasan yang paling mendasar adalah Luna. Bastian sudah memutuskan untuk memulai hubungan yang serius dengan Luna. Ia sudah terlanjur jatuh cinta dengan Luna bahkan mereka sudah menghabiskan waktu bersama dengan melakukan hubungan intim. Untuk pertama kalinya Bastian merasa puas melakukan hal itu dengan seorang wanita. Bastian tak munafik jika sebelumnya ia sudah pernah melakukan hal itu dengan beberapa wanita. Walaupun ia melakukan semua itu hanya sebatas pelampiasan saja. Sedangkan dengan Luna ia benar-benar melakukannha dengan penuh suka cita. Maka dari itu Bastian harus memikirkan cara jika Luna harus tetap aman apapun yang terjadi. Ia tak ingin kehilangan lagi orang yang ia cintai. Selama ini Bastian hidup sendiri dan tak mempunyai tujuan hidup sama sekali. Tapi ketika ia mengenal Luna ia menjadi memiliki tujuan hidup untuk bisa membangun sebuah keluarga. Selama ini Bastian hidup di jalanan dan tak pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Walaupun ia masih tinggal bersama sang mama tapi sang mama tak pernah menunjukan rasa kasih sayangnya kepada dirinya. Bahkan sampai akhir hidupnya di pikiran mama dirinya hanya bisa membuat dirinya susah dan membuat dirinya harus kehilangan orang yang ia cintai. Memang mamanya Bastian sudah meninggal ketika Bastian berusia 15 tahun. Beberapa hari sebelum ia bertemu dengan Luna dan juga sang ibu ia baru saja melihat sang ibu meninggal akibat penyakit kanker serviks yang ia derita. Pekerjaannya yang sebagai wanita malam membuatnya mendapatkan penyakit itu. Bahkan ketika mamanya tahu jika ia mendapatkam penyakit itu lagi-lagi ia menyalahkan dirinya. Beliau menganggap jika ketika Bastian lahir ia hanya membawa sial saja. Kata-kata itu terus berputar di kepala Bastian sehingga membuatnya tak pernah memiliki belas kasih kepada orang lain. Bahkan bisa di bilang ia tak memiliki eskpresi sama sekali. Tapi sejak kedatangan Luna semuanya berubah. Ia menjadi seperti manusia pada umumnya bukan sebagai mayat hidup yang hanya ada kata kerja di otaknya saja. Bastian melihat layar laptopnya dan melihat Luna sudah terbangun tidurnya. Dan sekarang gadisnya itu sedang berjalan kearah kamar mandi dengan sangat perlahan. Bastian tersenyum melihat tingkah Luna yang menahan sakit di pangkal pahanya. Sesekali Bastian bisa melihat jika Luna mengernyitkan dahinya karena merasakan sakit. Ia tahu Luna merasakan sakit karena ulahnya. Tapi entah kenapa setelah ia melakukan hubungan intim dengan Luna ia menjadi tak bisa menahan dirinya untuk tak melakukan lagi kepada Luna. Ia seperti candu kepada tubuh Luna. Ingin rasanya Bastian segera menjadikan Luna miliknya karena ia benar-benar tak tahu gimana hidupnya tanpa seorang Laluna Fabrizio. "Sayang akan harus memastikan kamu menjadi istri aku. Aku akan terus berusaha untuk meyakinkan kamu untuk bisa menikah dengan aku," kata Bastian berjanji pada dirinya sendiri. Bastian terus memperhatikan Luna hingga gadis kecilnya itu masuk ke kamar mandi. Ketika Bastian ingin segera bertemu dengan Luna tiba-tiba ada telepon dari Frans. Jika Frans sudah menelponnya berarti ada hal penting yang harus di bicarakan. "Maaf tuan Bastian menganggu waktu tuan malam-malam seperti ini. Tapi ada hal yang harus saya sampaikan," kata Frans membuka pembicaraan. "Katakan saja Frans hal apa yang ingin kamu sampaikan kepada saya," jawab Bastian langsung. "Ini ada hubungannya dengan kelompok Darkstone dan keluarga Fabrizio tuan," jawab Frans mulai menjelaskan. Bastian mengerutkan keningnya karena merasa bingung dengan apa yang dikatakan oleh Frans. Kenapa Frans membawa-bawa kelompok Darkstone dan juga keluarga daddynya? "Maksud kamu apa Frans? Kenapa keluarga Daddy ada hubungannya dengan kelompok Darkstone?" tanya Frans yang tak paham. " Saya mendapatkan informasi jika Philip Darkstone berusaha untuk menjodohkan Aero Darkstone dengan putri keluarga Fabrizio. Saya dengar-dengar jika Philip untuk memperluas kekuasaan di daerah Italia. Selain itu dengan menjadikan kedua anak mereka pasangan maka dapat menguntungkan bagi kelompok Darkstone. Saya tahu jika hubungan antara tuan Bastian dan keluarga Fabrizio sangat dekat. Jadi lebih baik anda mencegah perjodohan ini karena maksud dari perjodohan ini tidak baik," kata Frans memberi saran. Bastian mendengarkan saran dari Frans. Secara hukum Bastian memang bukan bagian dari keluarga Fabrizio tapi baginya keluarga dari daddynya itu juga adalah keluarganya sendiri. Jadi ia ingin memastikan tak ada orang yang bisa menyakiti keluarga mereka. "Frans terus pantau terus situasi yang ada. Pastikan jika ada informasi baru lagi segera laporkan kepada saya," perintah Bastian. "Baik tuan Bastian," jawab Frans patuh. Setelah itu sambungan telepon pun terputus. Bastian kembali mencerna informasi yang baru saja di sampaikan oleh Frans. Ia tahu jika seorang Philip Darkstone yang notabennya adalah ayah kandungnya sendiri memiliki ambisi yang sangat besar. Walaupun saat ini ia sudah tak memimpin kelompok Darkstone tapi kekuasaan yang dimiliki kelompok Darkstone masih berada di bawah kendalinya walaupun saat ini seorang Darkstone yang memimpin kelompok Darkstone tapi tetap saja Philip masih memegang kendali. Terkadang Bastian sering membayangkan bagaimana jika seorang Philip Darkstone tahu bahwa musuhnya selama ini adalah anak kandungnya sendiri. Mungkin ia akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa mendapatkan dirinya sehingga kekuasaan yang dimiliki kelompok Draco bisa bergabung dengan kelompok Darkstone. Tapi selama ini Bastian selalu berpikir jika tak akan ada yang namanya penggabungan kekuasaannya. Baginya ia sudah tak memiliki ayah sejak lahir. Dan ayah yang hanya Bastian akui hanya Carlos Fabrizio. Sementara itu Luna menutup mulutnya dengan tangan ketika melihat tampilan tubuhnya di cermin. Setelah tadi ia mandi dengan air hangat dan juga berendam membuat tubuhnya lebih enakan dan tak begitu terasa sakit lagi. Tapi ketika ia ingin mengeringkan rambutnya ia dibuat kaget ketika melihat tubuhnya penuh dengan kiss mark yang ditinggalkan oleh Bastian. "Ya ampun kak Bastian benar-benar gila dan beringas," gerutu Luna. Luna memilih untuk segera menyelesaikan proses mandinya daripada berlama-lama melihat begitu tanda yang ditinggal oleh Bastian. Dengan memakai bathrobe Luna berjalan keluar dari kamar mandi. Luna meruntuki kebodohannnya karena tak membawa baju gantinya. "Sayang kamu gak lagi menggoda aku kan?" tanya Bastian yang ternyata sudah duduk di sofa di kamar itu. "Kak Bastian...." Luna kaget ketika tak menyadari jika Bastian sudah berada di sana. "Siapa yang menggoda kakak. Aku cuma lupa bawa pakaian aja. Jadi kakak gak usah mikir yang aneh-aneh lagi," kata Luna yang memang tak sedang menggoda Bastian. Luna pun mengeratkan bathrobe miliknya agar tak lepas. Kalau sampai lepas maka ia akan diterkam oleh Sebastian Philip. Luna pun memilih untuk segera melangkahkan kakinya menuju lemari untuk mengambil bajunya. Tapi baru beberapa langkah Luna berjalan menuju lemarinya tiba-tiba sebuah tangan yang memeluk tubuhnya. "Kakak selalu suka dengan harum tubuh kamu. Gimana keadaan kamu? Apa masih ada yang sakit?" bisik Bastian tepat di telinga Luna. Luna hanya menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Bastian. Tubuh Luna meremang ketika bisa merasakan hembusan nafas dari Bastian. "Sayang kakak serius dengan ucapan kakak sebelum tentang serius dengan hubungan kita ini. Kakak ingin kita menikah secepatnya agar kakak bisa menjaga kamu. So, Laluna Fabrizio Will you marry me?" tanya Bastian dengan sangat serius. Luna kaget mendengar lamaran yang di sampaikan oleh Bastian. Luna kembali menatap kearah Bastian. Dan Bastian sendiri menatap Luna dengan harap. Luna sendiri tak tahu harus menjawab apa. Yang pasti ia masih bingung harus menjawab apa karena ia sendiri masih bingung dengan perasaannya sendiri kepada Bastian. Apakah dia benar-benar mencintai Bastian ataupun hanya terikat dengan perjanjian yang dulu ia tanda tangani. Kira-kira apa jawaban Luna atas lamaran yang disampaikan oleh Bastian? See you next chapter..... Happy reading.....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN