Ziad masih memperhatikan Kia dengan segudang rasa bersalahnya. Ia bingung, darimana ia harus memulai percakapan. Kia juga hanya diam. Sedangkan Hindun dan Silvia sudah keluar terlebih dahulu. Kia tersenyum getir. Dari awal, ia memang menduga bahwa hati Ziad milik orang lain. Ada gadis lain selain dirinya. Meski Ziad jelas menyatakan cocok dan bersedia melanjutkan proses ta'aruf hingga jenjang khitbah ini, tapi Kia sadar bahwa Ziad tak melibatkan hati. Mungkin saat ini, sedikit isyarat telah Kia temukan. Sebuah isyarat tentang kemana hati Ziad bermuara selama ini. Petugas UKS selesai mengobati Kia. "Sudah selesai, ukhti! Hanya luka lecet, insya Allah tidak apa-apa." Kia mengangguk senang. "Syukron ukhti, kalo gitu saya pamit. Bang, saya pulang ke pondok dulu. Ustadzah Mia pasti sudah menu