7. Dua Kisah

1220 Kata
"Dir, lo barusan ngobrol sama Pak Ariano?" Nadira mempercepat langkah, setengah menyeret Anya untuk berjalan bersamanya menuju lift yang kini sudah lebih lengang. Teman-temannya yang lain sudah lebih dulu kembali ke lantai atas sedangkan Anya dan Nadira pergi membeli kopi. Siapa sangka di kedai kopi itu Nadira malah berinteraksi lagi dengan Ariano. "Lo harus tahu!" Nadira menoleh ke kiri dan kanan, memastikan tidak ada manusia-manusia kepo yang ingin tahu pembicaraannya. "Gue tadi keceplosan gombalin Pak Ariano!" "HAH?" Nadira mencubit pinggang Anya karena berhasil menarik perhatian beberapa orang karena pekikannya. "Ssst! Asli sumpah gue nggak sadar, Nya!" Nadira memukuli bibirnya sendiri, seolah menyalahkan bagian tubuhnya tersebut atas kebodohan yang ia lakukan tadi. "I mean gue nggak ada niat ngomong gitu, tapi tiba-tiba nyeplos sendiri pas lihat muka kikuk dia." "Jangan-jangan lo naksir?" "Mana ada!" Nadira dengan cepat membantah. "Cuma gemes aja lihatnya." "Kalau lihat bayi atau anak kucing dan anjing terus lo bilang gemes itu wajar, ini lo lihat laki-laki umur tiga puluh tahun begitu pake kemeja kembang-kembang pula dan lo bilang gemes ya perlu dipertanyakan lah." Anya geleng-geleng kepala. "Asli sih kalau sampai lo naksir, gue ketawain sampe mampus." "Bacot lo, Nya!" Nadira pun berlalu meninggalkan Anya ketika pintu lift telah terbuka. Memangnya kalau gemas tandanya naksir? Ini Nadira loh, yang list laki-lakinya hanya diisi cowok-cowok ganteng dan keren di Life Care. Membayangkan dirinya bersanding di sebelah Ariano dengan kemeja bunga-bunganya saja sudah bikin Nadira mulas. Nggak, nggak mungkin! "Mbak Nadira!" Nadira tersentak dari lamunannya ketika mendengar namanya dipanggil. Gadis itu menatap orang yang memanggilnya. "Oh, kenapa Raf?" Laki-laki itu, si anak magang alias Raffi menatap Nadira malu-malu. Terlihat dari gerak-geriknya yang agak ragu dengan mata yang bergerak gusar. "Ngg anu Mbak, nanti..." "Nanti?" "Nanti Mbak pulangnya mau nggak saya anter?" Nadira menahan tawa. Lucu sekali si Raffi ini, meski malu-malu tapi ternyata nekat juga. "Kenapa kok tiba-tiba nawarin nganter pulang?" "Nggak tiba-tiba, sebenernya udah lama pengen ngajak." Raffi menggaruk belakang telinganya salah tingkah. "Tapi baru berani sekarang. Kebetulan hari ini saya lagi bawa mobil." "Ok." "Hah?" Raffi menatap Nadira tidak percaya. "Beneran mau, Mbak?" Nadira mengedikkan bahunya. "Ya itu pun juga kalau kamu mau nunggu sampai jam tujuh malam sih." "Iya Mbak, nggak apa-apa sampai malem juga saya tungguin!" Raffi tidak bisa menyembunyikan antusiasmenya. "Kalau gitu nanti saya samper ke sini ya Mbak jam tujuh!" Lalu lelaki itu pamit dan berlalu kembali ke ruangannya yang ada di east wings. "Baru kali ini gue dideketin sama brondong." Nadira geleng-geleng kepala sambil berlalu kembali ke kubikelnya. Biasanya gadis itu tidak 'mendekati' atau menerima didekati oleh anak magang. Karena biasanya anak magang di kantornya adalah mahasiswa semester tujuh yang sedang memenuhi syarat mata kuliah magang. Gila aja kali Nadira ngegebet mahasiswa yang skripsi aja belum kelar malah mikirin pacaran. Tetapi Raffi ini beda kasus karena dia sudah lulus dan masa magangnya ini adalah masa training untuknya sebelum jadi karyawan tetap di Life Care. Kebetulan Nadira juga hari ini tidak bawa mobil, lumayan kan jadi tidak harus buang uang untuk bayar taksi online. *** Tidak seperti biasanya, malam itu Ariano tidak langsung mengemudikan mobilnya menuju apartemen melainkan berbelok ke sebuah pusat perbelanjaan elite di kawasan Senayan. Ariano juga tidak tahu atas dasar apa dirinya tiba-tiba ingin mampir ke mall. Padahal tidak ada benda yang ingin dia beli. Dan di sinilah Ariano berada. Di salah satu store pakaian branded ternama membeli sebuah setelan kerja yang ia lihat di salah satu laman internet tadi siang. Sambil menenteng paper bag yang terasa asing di tangannya itu, Ariano pun melipir ke food court mall untuk mencari makan malam. Ariano sangat jarang pergi ke mall kalau bukan untuk bertemu client atau karena diseret Jayler dan Ben untuk nongkrong atau sekedar makan malam. Ariano adalah tipe anak rumahan yang lebih senang menghabiskan waktu santainya di apartemen untuk nonton film, baca buku dan merawat tanaman hiasnya. Untuk belanja kebutuhan, Ariano biasanya hanya turun ke supermarket di lantai bawah apartemennya, sedangkan ntuk belanja pakaian atau keperluan lain yang tidak ada di supermarket biasanya dilakukan secara online. Yah hidup sebagaimana laki-laki lajang pada umumnya. Itu sebabnya Rasmini gencar untuk mencarikannya jodoh. Katanya biar ada yang mengurus. Ariano jelas tidak setuju dengan tujuan ibu mencarikannya istri hanya untuk mengurusnya. Wanita bukan dinikahi untuk sekadar menjadi baby sitter dan asisten rumah tangga. Seorang wanita dinikahi itu untuk menjadi pasangan hidup. Lelaki itu menikmati potongan sayap ayam berbumbunya dengan tatapan kosong. Ariano sengaja memilih food court untuk tempatnya makan malam. Setidaknya keramaian di sekitar bisa mengisi kekosongan dari kesendiriannya. Tetapi seperti terkurung di dalam gelembung, Ariano tetap merasa sepi dan kosong di tengah keramaian. Di saat seperti ini, Ariano mulai memikirkan hidupnya. Apa ia terlalu sibuk bekerja sehingga membuatnya banyak menghilangkan kesempatan untuk memiliki seseorang di sisinya? Atau gaya hidupnya yang terlalu membosankan sehingga tidak ada satupun orang yang bersedia masuk ke dalam kehidupannya? Apa yang salah? Dirinya yang merasa belum pernah menginginkan orang lain di dalam hidupnya atau karena tidak ada orang yang pernah benar-benar mencoba ingin masuk ke dalam kehidupannya? Ben yang tidak pernah terbuka dengan perempuan sebelumnya kini sudah membuka hati. Bahkan Jayler, lelaki yang merasa tidak pernah cukup dengan satu wanita saja dan selalu bermain-main kini sudah mulai memiliki tujuan. Apa ini juga saat untuk dirinya sendiri mulai memikirkan soal pasangan hidup? Tapi kenapa? Apa hanya karena teman-teman dekatnya mulai merasakan benih cinta dirinya juga harus ikut jatuh cinta? Bukan begitu cara mainnya. Lagipula Ariano merasa hidupnya baik-baik saja sejauh ini. Semua masih tertata rapi sesuai pada tempatnya, ia masih bisa bangun pagi untuk menyiram tanaman dan minum secangkir kopi sebelum berangkat ke kantor. Dirinya masih bisa pulang dua minggu sekali ke Solo untuk menemui Ibu. Tapi kenapa akhir-akhir kehidupannya terasa...kosong? "Sayang kamu mah, tuh kan mulut aku jadi belepotan saus!" Ariano menatap pasangan yang duduk tidak jauh darinya. Sang laki-laki tertawa melihat bibir wanitanya yang berlumuran saus. Sesederhana gerakan lembut tangan sang laki-laki yang mencoba membersihkan noda saus dari bibir si wanita, sesederhana wanita itu tersenyum malu-malu untuk kemudian menjatuhkan kepalanya pada bahu sang kekasih. Ariano tahu mereka saling jatuh cinta sehingga hal-hal sederhana itu dapat membuat keduanya bahagia. Ariano mendorong piring yang masih terisi empat potong sayap ayam yang belum tersentuh itu, kehilangan selera makan. Setelah menenggak air mineralnya, Ariano memilih pergi dengan suasana hati yang lebih kelam dari sebelumnya. Tidak pernah dalam hidup Ariano ia menyangka akan tiba hari di mana dirinya cemburu melihat pasangan tidak dikenal bermesraan di depan matanya. Ariano jadi merasa menyedihkan. Tapi kenapa di saat seperti ini Ariano malah teringat Nadira, ya? Ariano: Ler Ariano: Jayler Jayler: wassup bro Ariano: Kalau ada cewek tiba-tiba bilang lo manis sampe bisa bikin diabetes, gua harus gimana? Ariano: Maksudnya lo harus gimana Ariano: ini bukan gue Ariano: misalkan doang Jayler: first, gue ganteng man bukan manis Ariano: Misalkan. Ariano: ohiya dan cewek ini... cantik Jayler: widih tau ya lo yg cantik Ariano: gue single, bukan bego Jayler: as gentle man, bilang thankyou dan puji balil lha man. Cewek2 suka dipuji apalagi dikasih chanel Jayler: tapi jangan ngasih chanel man Jayler: ngasih senyum aja udah bisa bikin cewek klepek-klepek. Tapi itu gue sih, kalau lo dan kemeja kembang-kembang lo sih nggak yakin Ariano: jadi harus gue senyumin? Ariano: eh bukan gue beneran, misalkan Jayler: Mau lo tidurin juga gapapa Ariano: Emang seharusnya gue nggak nanya sama kadal kayak lo Jayler: Cie anak tukang jamu udah naksir cewek nih?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN