41. Menantu dan Mertua Part 1

908 Kata

“Kalau saja kamu mendengarkan apa kata Ibu, semua ini pasti ndak akan terjadi, Nadira.”   Tatapan itu tampak menusuk jiwa raganya. Ada marah, kesedihan dan emosi lainnya ikut terakumulasi menjadi satu. Tetapi Nadira tidak ingin memahami apapun saat ini selain keinginannya untuk pergi.   “Bu!” Ariano yang berdiri di belakang Nadira kini mengambil langkah sehingga berdiri sejajar dengan istrinya, berhadapan dengan Asmarini. “Udah, cukup, Bu.”   “Ini urusan antara Ibu dan Nadira, Ariano.” Asmarini bahkan tidak memanggil anaknya dengan panggilan ‘Mas’ seperti biasa. Hal itu sudah cukup menunjukkan seberapa seriusnya keadaan mereka saat ini.   “Nadira istri aku, dan Ibu adalah Ibuku. Bagaimana bisa aku diam saja jika dua wanita terpenting dalam hidupku bertengkar seperti ini?”   “Kam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN