"Maju! Hancurkan Laksamana!" Teriak Airlangga pada pasukannya. Airlangga menaiki seekor kuda yang paling besar dan juga paling kuat. Dia menghentakkan kaki ke perut kuda. "Larilah anak hebat!" perintah Airlangga. Kuda itu memahami perintahnya dan berlari sangat kencang. Di Airlangga, para pasukannya membereskan sisa-sisa perlawanan pasukan Gandawasa. Detak jantung Airlangga berpacu sangat cepat. Secepat kilat dia menghindari Jangkung. Ya, dia tidak lari untuk memburu Gandawasa. Gandawasa hanyalah alasan Airlangga, agar dia bisa kabur dari kehadiran Jangkung. Pesan yang dibawa Jangkung, tidak ingin dia dengar. Airlangga tidak berpaling dari lokasi di mana Gandawasa berada. Dia sangat tahu, Gandawasa orang yang seperti apa. Pecundang yang hanya berani bergerak di belakang layar. Peng