Rosemary XX: He's Really Back

1440 Kata
"Chu Hua, dia adalah sahabatku. Aku benar-benar bersalah padanya sampai akhir. Aku akan pergi menemuinya dan meminta maaf padanya. Aku juga berharap bahwa di kehidupan yang selanjutnya, dia masih mau bersahabat denganku. Aku memintanya untuk tidak datang karena aku tidak mau dia dianiaya oleh Hu Lixin. Aku mengatakan segala hal buruk padanya. Itu adalah kebohongan belaka dan aku sama sekali tidak berniat mengatakan hal itu. Aku mengatakan padanya bahwa dia adalah gadis munafik dan aku sangat membencinya. Tapi aku bersumpah, itu hanyalah kebohonganku agar dia tidak datang pada Hu Lixin untuk menyelamatkanku. Aku pikir, jika Chu Hua sakit hati, maka dia akan meninggalkanku dan tidak masuk ke dalam bahaya. Tetapi nyatanya, karena kata-kataku itulah Chu Hua menjadi berkecil hati dan lebih memilih mati. Ini semua salahku." Begitulah isi surat Da Yu. Tulisannya masih sangat berantakan, huruf-huruf Hanzi yang biasanya dia tulis dengan rapi, kini terlihat sangat buruk dan hampir tidak bisa dibaca. Gemetaran karena ketakutan, itu mungkin alasannya. FLASHBACK… Empat bulan yang lalu… Hu Lixin yang sangat terobsesi dengan Da Yu, tentu saja mengetahui segala hal yang berhubungan dengan Da Yu. Dia tahu betul bahwa Da Yu memiliki sahabat yang sama cantiknya dengan Da Yu bernama Chu Hua. Hu Lixin memang sudah gila. Jadi dia melancarkan teror pada Chu Hua. Itulah cara lain yang dilakukan oleh Hu Lixin untuk menyiksa Da Yu, membuat orang-orang yang disayangi oleh Da Yu menderita, dengan ini, maka Da Yu pasti juga akan menderita. Hu Lixin, pria gila itu memberikan pilihan pada Da Yu. Gadis itu disuruh untuk membujuk Chu Hua agar Chu Hua mau datang untuk menyelamatkannya. Menyuruh Da Yu untuk memelas pada Chu Hua. Tetapi siapa yang menyangka bahwa Da Yu malah memaki Chu Hua dan membuat sahabatnya itu sakit hati? Alhasil kesempatan Chu Hua untuk bisa datang sendiri ke sarang iblis milik Hu Lixin akhirnya gagal total! Hu Lixin, psikopat itu benar-benar tidak akan pernah membiarkan mangsanya kabur. Apalagi saat dia tahu bahwa Chu Hua juga menyukai aroma Rosemary yang amat sangat dibenci oleh Hu Lixin. Hu Lixin mengirimkan sejumlah ultimatum berupa pesan pada Chu Hua. Dalam pesan itu Hu Lixin menulis, "Datanglah padaku sendiri, maka aku tidak akan menyakitimu. Tapi jika kau tidak datang dan malah bertindak bodoh dengan melapor pada polisi, maka aku benar-benar akan mencincangmu!" Chu Hua mengabaikan pesan ini. Dia mengira bahwa semua ini akan baik-baik saja selama dia mengganti nomor ponselnya. Tetapi Hu Lixin bukanlah manusia normal. Dia sama sekali tidak berhenti! Melihat bagaimana Chu Hua mengabaikannya, Hu Lixin kembali mengiriminya pesan singkat, "Kau benar-benar berani mengabaikanku! Datanglah padaku atau bunuh dirimu sendiri sebelum aku datang untuk membunuhmu malam ini! Lompatlah dari gedung, aku akan melihatmu dari suatu tempat. Jika tidak mau mati, maka pergilah ke titik X dan temui aku." Chu Hua benar-benar berhasil dibuat stress oleh teror ini. Hu Lixin mengancamnya tidak hanya sekali. Semakin Chu Hua mengabaikan ancaman itu, maka Hu Lixin semakin menerornya. Memikirkan bagaimana dia akan berakhir dengan penderitaan jika dia pergi ke Hu Lixin, Chu Hua yang putus asa akhirnya memilih jalan kedua. Kematian! Di malam yang sunyi, saat hujan gerimis, Chu Hua, sendirian, pergi ke atap gedung Universitas F. Tidak ada petugas dan tidak ada mahasiswa yang lalu-lalang karena gerimis. Jadi tempat itu teramat sangat sepi. Dari atas atap gedung, Chu Hua melihat seseorang berdiri dibawah pohon. Itu adalah seorang laki-laki, tersenyum menyeramkan, mirip seperti Joker, secara otomatis itu adalah Hu Lixin. Tanpa banyak berpikir lagi, Chu Hua yang stress dan tidak berdaya melangkahkan kakinya lebih dekat ke ujung gedung. Selangkah lagi dia melangkah, maka rohnya akan berpindah alam. Hujan gerimis membuat suhu menjadi dingin, dinginnya tubuh Chu Hua menjadi semakin meningkat saat kata-kata sahabatnya, Da Yu, terngiang di telinganya. Chu Hua memejamkan matanya, dan bayangan Da Yu yang sedang memakinya terlihat di benaknya. Chu Hua berniat berbicara pada Da Yu dan dia melangkahkan kakinya, tamat! Ilusi itu membuatnya melangkah ke kematiannya yang tragis. FLASHBACK BERAKHIR Untuk kesekian kalinya, fakta bahwa menangkap Hu Lixin, memang benar-benar sulit! "Dia tidak mencuri kartu kredit, dia membawa uang tunai bersamanya. Akan sangat sulit melacaknya." Kata Jing Yi. "Dia tidak memiliki kerabat di Henan. Jika tetap berada di provinsi itu, maka akan sulit untuk bertahan hidup. Dia akan kembali ke Shanghai." Letnan Chen memperkirakan hal ini, "Tidak melalui pesawat, tetapi melalui kapal. Pemeriksaan di bandara benar-benar ketat. Hu Lixin adalah buronan nasional, jadi akan sangat sulit untuknya bisa melarikan diri." Pemberitaan mengenai Hu Lixin, masih tersebar, jadi pastilah Hu Lixin akan sangat berhati-hati. Wajahnya kini lebih sering menghiasi layar tv jika dibandingkan dengan selebriti kenamaan China macam Xiao Zhan, Wang Yibo, atau Dilraba Dilmurat. Letnan Chen, "Perketat penjagaan di bandara dan di dermaga. Jangan membuat keributan. Akan sangat sulit menangkap tikus dengan suara kucing yang mengeong di sana-sini." *_ Jiangguo, kucing berkaki pendek milik dokter Gu yang telah menambah berat badannya itu tampak tidur di atas perut dokter Gu. Sementara sang majikan, yang perutnya menjadi kasur hangat bagi si "buah kering" Jiangguo tampak fokus membaca bukunya. Letnan Chen baru saja turun dari lantai dua dan berniat untuk membuat teh, tetapi langkahnya menuju dapur langsung berubah saat dia melihat pemandangan aneh antara kucing dan majikan. Letnan Chen, tanpa banyak berkata langsung mengangkat bola bulu dengan berat empat kilogram itu dari perut dokter Gu. Dokter Gu sedikit terkejut karena rasa hangat yang dia rasakan tiba-tiba hilang, "…." "Kucing itu berat, dan lukamu masih butuh perawatan." Kata letnan Chen. "Xiao Didi benar-benar perhatian padaku." Dokter Gu tersenyum tetapi tidak meletakkan bukunya. Letnan Chen meninggalkan dokter Gu dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. "Eh? Kau akan membuat teh?" Tanya dokter Gu tanpa bangkit dari tempatnya berbaring. Letnan Chen belum menjawab, tetapi dokter Gu sudah berkata, "Di kabinet ada teh tradisional dari Jiang Pa. Dia memberikannya padaku, aku tidak begitu menyukai teh, kau ambil saja." Letnan Chen membuka kabinet dan melihat paper bag dengan isi teh kotak di dalamnya. "Sampaikan rasa terimakasihku pada Paman Jiang." Letnan Chen akhirnya memberikan respon pada dokter Gu. Dokter Gu, "Bagaimana denganku?" Teh di dalam teko telah siap. Letnan Chen menuangkan teh itu ke dalam cangkir dan membawanya untuk dokter Gu yang 'tidak begitu menyukai teh.' "Kenapa denganmu?" Tanya Letnan Chen. Dokter Gu akhirnya menutup bukunya, dia bangun dari posisi berbaring dan menatap ke arah letnan Chen yang sama sekali menolak untuk menatapnya, "Teh itu milikku. Xiao Didi, Jiang Pa memberikan teh itu padaku, secara otomatis itu milikku. Jadi kau juga harus mengucapkan terima kasih pada Wei Gege ini." Letnan Chen tidak merespon, dia menyodorkan gelas berisi teh hangat pada dokter Gu, "Minumlah, teh ini baik untuk kesehatan." Dokter Gu, "tcih." Wajah dokter Gu si 'tidak begitu menyukai teh' langsung berubah ketika dia meneguk teh itu sedikit, "Oh? Rasanya benar-benar ringan." "En." Kata letnan Chen, "Minumlah." Dokter Gu mengikuti arahan letnan Chen, dia menghabiskan segelas teh itu dengan sekali teguk. Dia kemudian berkata, "Datanglah untuk mengucapkan terimakasih sendiri pada Jiang Pa. Putra Jiang Pa baru saja mendapatkan promosi, dan bibi mau mengadakan pesta. Datanglah bersamaku, dia mengundangmu juga. Lagi pula, membawa teman akan lebih baik." Tentu saja membawa teman akan lebih baik. Melihat bagaimana sikap istri Profesor Jiang pada dokter Gu yang mirip seperti ayam betina yang baru saja menetaskan teluranya, akan lebih baik membawa seseorang untuk dijadikan teman berbicara. "Jiang Pa memiliki seorang putra seusiaku. Namanya Jiang Qing. Kami berada di fakultas yang sama ketika berada Universitas dulu, sama-sama mahasiswa kedokteran." Dokter Gu menyeret Jiangguo yang kembali datang padanya, "Ketika program spesialis dan sub-spesialis, kami memilih jalan kami. Dia mengambil program spesialis bedah jantung dan aku forensik." Masa depan seorang dokter memang bisa dikatakan cukup cerah. Apalagi untuk dokter spesialis yang bekerja di rumah sakit besar seperti Jiang Qing. Dan kali ini, putra profesor Jiang itu berhasil mendapatkan promosi untuk menjadi kepala di devisi bedah. Usianya masih sangat muda, tetapi kemampuannya tidak bisa diragukan. Walaupun temperamennya benar-benar mewarisi ibunya, nyonya Yi, tetapi Jiang Qing ini juga mewarisi kecerdasan Profesor Jiang. *_ Sebuah pemberitaan mengejutkan tiba-tiba terdengar. Bahkan seluruh petugas kepolisian yang sedang bertugas di kantor polisi menjadi heboh karena berita ini. Jing Yi, dengan langka kaki terburu-buru langsung masuk ke dalam ruangan letnan Chen tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. "Letnan, apa yang harus kita lakukan?" Jing Yi panik, "Tidak ada yang berani menangkapnya, Hu Lixin benar-benar menggila!" Bersamaan dengan ucapan Jing Yi ini, pembawa berita masih terus berbicara dan mengabarkan kondisi terkeni yang terjadi di salah satu stasiun kereta api bawah tanah cabang X di Shanghai, "Buronan Hu Lixin yang telah dicari-cari oleh pihak kepolisian akhirnya muncul dengan sendirinya. Buronan itu ketahuan setelah dia tiba-tiba menikam salah satu penumpang dengan brutal. Kondisi stasiun kini menjadi tidak terkendali, para petugas tidak berani mendekat karena Hu Lixin memegang sandera bersamanya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN