Rosemary XXI: Tragedy

1497 Kata
Stasiun kereta bawah tanah cabang X, Shanghai. Untuk sementara waktu pintu keberangkatan nomor 10 harus ditutup, semua penumpang kereta api dialihkan. Pemandangan yang tidak pantas, atau lebih tepatnya 'menyeramkan dan sadis' terlihat di sepanjang lorong area keberangkatan itu. Genangan darah berwarna merah benar-benar nampak di atas lantai stasiun yang putih. Beberapa orang tua yang sedang bersama anaknya langsung menutupi mata anak-anak mereka menggunakan tangan. Di tengah-tengah darah yang bersimbah itu ada seorang mayat wanita muda yang bisa dipastikan telah tewas. Hampir seluruh darahnya terkuras, pakaian hitam wanita muda itu penuh dengan lubang yang memperlihatkan daging yang telah robek dan terkoyak. Hu Lixin berada disamping mayat itu, ada seorang gadis muda lainnya bersamanya. Pisau yang penuh dengan darah masih dipegang oleh Hu Lixin. Sedikit saja pergerakan atau kegilaan dari Hu Lixin kambuh, maka urat kehidupan gadis muda itu bisa dipastikan akan terputus. Bukannya tidak ada petugas kepolisian, para petugas telah datang, tetapi Hu Lixin mengancam mereka, "Selangkah lagi kalian maju, maka aku akan menggorok lehernya. Jangan mencoba untuk mengelabuhi aku, kalau kalian berani menembak, maka tubuh gadis juga akan mati bersamaku." Gadis muda yang berada ditengah-tengah hidup dan mati itu hanya bisa menahan tangisnya. Kakinya begitu lemah, jika saja Hu Lixin tidak menopang tubuhnya, maka pastilah dia akan pingsan. Pintu otomatis yang dijaga ketat dan melarang orang untuk masuk ke area pembantaian itu tiba-tiba terbuka. Letnan Chen dan tim datang. Melihat petugas polisi yang amat sangat dikenalnya, Hu Lixin tiba-tiba tersenyum licik dan mencibir, "Hmmph, kau lagi letnan! Senang bertemu denganmu. Bagaimana? Apakah aku berhasil membuatmu marah?" "Lepaskan gadis itu." Letnan Chen berjalan ke arah Hu Lixin. "Sekali lagi kau melangkah, aku akan benar-benar menggorok leher gadis muda ini!! Berhenti disitu dan jangan bergerak." Pisau yang dipegang oleh Hu Lixin itu sudah mengiris daging di leher gadis muda itu. Ada sedikit darah yang keluar. "Aiyo, bau apa ini? Apa ini adalah bau amis?" Suara yang benar-benar tidak pernah letnan Chen harapkan untuk dia dengar di stasiun kereta, tiba-tiba terdengar memecah keheningan. Dokter Gu muncul dari belakang kumpulan orang-orang. Letnan Chen berbalik hanya untuk melihat Dokter Gu yang tersenyum dan mengedipkan mata padanya. Letnan Chen, "…." Jing Yi, "Dia.., kapan dia muncul? Kenapa dia muncul di mana-mana?" Si Zhui, "…." "Aku juga disini." Jin Ling, memakai kaca mata hitam dan tampak tidak berdaya setelah dokter Gu menyeretnya ke tempat berdarah itu. "Ah? Jadi ini yah, kau benar-benar menghiasi segala macam platform di negeri ini. Kau hebat saudaraku! Aktor setampan Xiao Zhan dan Wang Yibo pun kalah darimu! Ahahah." Dokter Gu kini berdiri di samping letnan Chen, hendak melangkah maju tetapi ditarik kembali oleh letnan Chen. "Kau! Berhenti bicara omong kosong!" Hu Lixin membentak orang yang tiba-tiba muncul di depannya itu. "Kenapa kau marah padaku?" Dokter Gu tertawa terpingkal-pingkal, membuat semua orang yang melihatnya mengerutkan dahi. "Aku memujimu dan kau marah? Kau lucu sekali. Lalu apakah aku harus menghinamu agar kau tidak marah lagi padaku?" Dokter Gu berhenti, lalu kemudian berkata, "Aiya, apa kau tahu, pisau yang kau gunakan untuk melukai leher gadis itu penuh dengan darah, itu akan membuatmu menjadi lebih berbau amis. Da Yu, dia tidak menyukainya kan?" Mendengar na Da Yu, Hu Lixin tampak pucat. Dia kembali teringat bagaimana saat Da Yu mati di depannya, bagaimana gunting tajam menancap di leher gadis itu. "Dia tidak bisa lagi membenciku, dia sudah mati!" Kata Hu Lixin. "Mati? Siapa yang mati? Maksudmu Da Yu mati? Ahahah, kau salah! Dia masih hidup. Kondisinya kritis saat dia dibawa ke rumah sakit. Detak jantungnya berhenti selama beberapa saat, ini adalah hal yang wajar, tetapi dia berhasil selamat." Kata dokter Gu. "Penipu! Kau kira aku bodoh?!" Dokter Gu masih tersenyum, dia mengambil ponselnya dan terlihat melakukan sesuatu. Sesaat kemudian, dokter Gu memperlihatkan layar ponselnya. "Aku akan menelpon temanku yang bekerja di rumah sakit di Henan, dia adalah dokter yang menangani Da Yu." Dokter Gu berkata, "Kau bisa menanyakannya sendiri." "Ah, Lao Xiao, ini aku Gu Wei. Aku membutuhkan bantuanmu, bisakah kau memberitahuku kondisi gadis bernama Da Yu yang menjadi pasienmu?" Orang yang berbicara di panggilan telepon itu berkata, "Ah baiklah, aku kebetulan tengah berada di kamarnya. Dia baik-baik saja, dia telah melewati masa kritis. Kondisinya masih sangat lemah." Hu Lixin melebarkan pupil matanya, "Biarkan aku mendengarkan suaranya!" Letnan Chen masih diam, dia tidak menunjukkan ekspresi yang bisa membuat pimikiran dan isi hatinya mudah ditebak. Si Zhui yang berada di samping letnan Chen ingin menanyakan hal ini pada Jing Yi. Jing Yi, tentu saja bersikap tidak biasa. Jika ada kejadian seperti ini, seharusnya dia adalah orang yang paling cepat merespon. Tapi ketika Si Zhui menoleh ke samping kirinya, dia sama sekali tidak melihat sosok adik sepupu letnan Chen itu. Si Zhui, "…." Si Zhui tidak lagi mencari. Melihat bagaimana letnan Chen masih tenang, Si Zhui bisa merasakan bahwa sesuatu telah terjadi. Dokter Gu, "Lao Xiao, kau dengar kan? Biarkan kami mendengar suara Da Yu." Lao Xiao berkata, "Ini dia, dia masih belum pulih, jadi dia masih sangat lemah." "Aku, aku, tahu, itu…,itu adalah dia…" Suara wanita terdengar dari ponsel Dokter Gu. Hu Lixin, "!!" "Aku memeriksa denyut nadinya, aku tahu dia mati! Kalian jangan membodohiku!" Hu Lixin meraung, tetapi cengkeramannya pada sandera masih sangatlah kuat. "Lixin, ma..maakan aku.." Suara itu terdengar begitu lemah, "Aku minta maaf padamu. Ja..jangan melukai orang la..lagi. Aku akan mati dan..dan membayar per..buatan..ku pa..padamu." "Tidak! Da Yu! Jangan mati!" Hu Lixin menitihkan air matanya, "Kau tidak boleh mati! Aku akan pergi menemuimu! Aku akan membawamu bersamaku!!" "En, tetapi lepaskan dulu orang yang kau sandera." Berbahaya! Dia salah bicara! Orang yang berbicara melalui sambungan telepon itu salah memilih kata-katanya. Dor! Suara tembakan tiba-tiba terdengar, membuat semua orang yang berada di situasi ini kaget. Letnan Chen melepaskan peluru panas dari pistolnya ke arah tangan Hu Lixin! "Selamatkan sandera!" Perintah letnan Chen. Si Zhui dengan sigap menarik gadis muda yang nyaris akan gila itu bersamanya. Sementara Hu Lixin jatuh ke lantai dengan salah satu lengannya berlumuran darah! "Amankan semua orang!" Letnan Chen berteriak dan memerintahkan, "Petugas tetap bersiaga!" Dokter Gu sedikit terkejut dengan pergantian situasi yang begitu mendadak ini. Letnan Chen segera menyeret dokter forensik itu ke belakanganya, sementara salah satu tangannya menodongkan pistol ke arah Hu Lixin yang masih duduk di lantai. Letnan Chen menatap Hu Lixin yang tertunduk lesu, "Menyerahlah Hu Lixin! Kali ini kau tidak akan pernah kabur lagi!" "Ahahhahahah! Pei!" Psikopat itu menaikkan kepalanya, dia bangkit dari posisinya dan segera berkata, "Bukankah aku sudah bilang pada kalian, bahwa aku lebih baik mati daripada harus mendekam di penjara!" Pisau itu, Hu Lixin masih memiliki pisau di bawah kakinya! "Benar-benar hebat, kalian menipuku! Da Yu tidak mungkin hidup lagi setelah memotong lehernya sendiri! Ahahhaha, baiklah." Hu Lixin meraih pisau yang ada di bawah kakinya itu dan mengarahkannya ke lehernya, "Aku juga sudah cukup lelah. Mari kita akhiri sampai disini." Tentu saja itu hanyalah trik murahan yang diusulkan oleh Jing Yi di tengah-tengah kondisi kritis ini. Adik sepupu letnan Chen itu sangat menguasai teknologi. Dia bahkan manfaatkan kemampuannya untuk merubah suaranya menyerupai suara Da Yu. Nyatanya itu sempat berhasil, walau hanya bertahan beberapa menit saja. Si Zhui, "Hu Lixin.." Hu Lixin menikam dirinya sendiri menggunakan pisau yang dia pegang. Dia secara brutal menusukkan pisau itu ke leher dan dadanya. Baik letnan Chen maupun petugas lainnya tidak bisa menghentikan adegan berdarah ini. Hu Lixin, seolah-olah tidak merasakan sakit saat dia mengiris daging di tubuhnya sendiri, tampak memasang senyum di wajahnya. Benar-benar membuat seseorang merinding. Setelah beberapa kali tusukan, Hu Lixin akhirnya tumbang. Penjahat itu tewas di tempat! "Bersihkan tempat ini. Telpon petugas rumah sakit untuk membawa kedua mayat ini." Letnan Chen, "Mayat wanita itu, temukan identitasnya dan hubungi pihak keluarganya." Si Zhui, "Ya letnan." Mayat Hu Lixin akhirnya di serahkan ke pihak keluarga untuk kemudian dimakamkan. Penjahat yang selama ini membuat negeri heboh itu telah mendapatkan hukumannya sendiri. Pemberitaan mengenai Hu Lixin yang buron juga telah berganti menjadi status kasus penculikan berantai dimana si penjahat tewas karena bunuh diri. Kematian bukanlah hal yang patut untuk di syukuri, tetapi untuk beberapa kasus yang melibatkan hukum dan kejahatan, kematian seorang penjahat dinilai sebagai pilihan terbaik. Hal ini juga berlaku pada korban. Dua korban tersisa, ZhenZhen dan nona Zhao Lin akhirnya bisa sedikit tenang saat mereka mendengar kematian dari Hu Lixin. Dua hari kemudian, letnan Chen, di aula konferensi kantor kepolisian Shanghai, akan merilis pernyataan mengenai kasus besar yang melibatkan banyak nyawa ini. Dokter Gu tentu saja tidak akan pernah melewatkan kesempatan ini. Letnan Chen adalah orang yang tidak terlalu suka untuk berbicara, apalagi jika dia harus dihadapkan dengan banyak kamera. Di kondisi serupa yang pernah terjadi, letnan Chen hanya akan kabur dan menyerahkan tugas berbicara di depan awak media ini pada direktur Wang. Namun kali ini, direktur Wang sendiri yang mendorong letnan Chen untuk memperlihatkan dirinya pada media. "Orang-orang selalu menilai bahwa kantor polisi selalu penuh dengan orang-orang yang menyeramkan dan jelek. Kali ini, saat mereka melihat Xiao Yu kami, mereka akan berubah pikiran kan?" Direktur Wang berbicara pada dokter Gu. Dokter Gu, "Paman Wang benar."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN