The End Of Rosemary Case. A Side Story (Pt.1)

1563 Kata
Awak media, utamanya yang berasal dari stasiun berita dan portal berita online sudah berkumpul di ruang konverensi. Tak lama berselang, letnan Chen yang memakai seragam polisinya masuk ke dalam aula. "Wah, ini adalah kali pertama aku melihat Xiao Yu memakai seragam polisi. Dia benar-benar keren." Dokter Gu tidak bisa tidak memuji penampilan letnan Chen yang dilihatnya dari layar televisi di ruangan direktur Wang. Ada kebanggaan tersendiri di hatinya. "Para petugas hanya akan memakai pakaian semi-formal saat bertugas. Itu akan memudahkan mereka bergerak. Mungkin hanya kemeja terbuka dengan kaos di dalam." Direktur Wang berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Hanya ketika ada event tertentu saja baru kami akan mengenakan pakaian dinas. Ya, kau benar, bocah itu, Xiao Yu, dia tampan dan sangat mumpuni. Jika dia tidak memiliki hati yang teguh dan mencintai negeri ini, maka dia pasti sudah menjadi model internasional." Ucapan pecinta tanaman hias, direktur Wang, ini tentu saja bukan tanpa alasan. Tidak perlu bukti, tidak perlu menyuruh letnan Chen membuka bajunya untuk memperlihatkan seberapa bagus badannya dan seberapa tampannya letnan itu, di aula sudah terjadi keriuhan yang bisa menjadi bukti konkret. Benar saja, awak media, utamanya wartawati yang sudah mengantuk, tetapi tiba-tiba bersemangat setelah cahaya cerah masuk ke dalam aula. "Wah! Dia letnan Chen yang terkenal itu?" Wartawati A bertanya pada wartawan B. Wartawan B juga tidak bisa tidak mengagumi seseorang yang tengah berdiri di podium itu, "Ya, itu dia. Kabarnya dia masih muda, pangkat dan usianya benar-benar tidak cocok. Dia terlalu cerdas." "Lalu kenapa dia tidak pernah muncul, yang biasanya akan muncul pasti direktur Wang. Polisi gendut itu, aku sudah bosan melihatnya. Bukankah kita membutuhkan sesuatu yang menyegarkan seperti ini?" Wartawan C mulai menyemprotkan face mist ke wajahnya, wajah yang kusut pun berubah menjadi fresh seketika. Para awak media itu masih belum selesai bergosip, tetapi konferensi pers sudah siap dimulai. "Halo, aku adalah Letnan Chen Yu, kapten Unit Kejahatan Kepolisian Shanghai yang juga mengepalai Tim Investigasi Khusus dalam kasus Penculikan Berantai yang terjadi beberapa hari yang lalu." Ekspresi wajah letnan Chen sama sekali tidak berubah, sangat serius, dan kurang tersenyum. Direktur Wang di ruangannya, "…." Dokter Gu sudah terbiasa dengan hal ini, jadi dia tidak akan berkomentar apapun. "Apakah ada pelatihan atau pengobatan untuk mengobati orang yang jarang tersenyum dan berbicara seperti dia?" Direktur Wang menunjuk ke arah layar tv nya. Dokter Gu terkekeh, "Dia baik-baik saja paman Wang. Tidak perlu mengkhawatirkannya, dia juga tidak membutuhkan pengobatan apapun. Dia seratus persen normal." "Hari ini aku akan memberikan keterangan dan pernyataan kasus yang sempat menjadi fokus utama, tidak hanya bagi kami tim penyidik, tetapi untuk semua lapisan masyarakat." Letnan Chen, "Tersangka kasus penculikan, pelecehan, dan pembunuhan beberapa orang gadis itu bernama Hu Lixin, usia dua puluh lima tahun, seorang pekerja swasta yang juga berstatus sebagai mantan mahasiswa Pascasarjana Universitas F. Jumlah keseluruhan korban ada sembilan orang, dengan total korban tewas berjumlah lima orang atas nama Da Yu, Chu Hua, Zhen Ning, Hu Lixin, dia adalah gadis asal Changsa yang memiliki nama yang sama dengan penjahat, kemudian ada salah satu korban bermarga Mo, dia adalah korban yang meninggal di stasiun kereta bawah tanah. Satu korban terakhir bernama Zhao Ying, dia adalah nelayan yang sengaja dibunuh oleh Hu Lixin. Sementara itu, dua korban yang selamat kini berada dalam penanganan psikolog dan penjagaan ketat petugas kepolisian Shanghai. Mereka berdua adalah Zhao Lin dan gadis SMA bernama ZhenZhen." "Kasus ini dinyatakan selesai setelah pelaku dinyatakan tewas karena bunuh diri. Untuk pernyataan lengkapnya, kalian semua bisa menunggu tim kami untuk memberikan pernyataan tertulis. Sekian." Letnan Chen benar-benar ingin segera pergi dari podium itu. Ditatap oleh puluhan mata dan kamera, Letnan tampan itu benar-benar terlihat kaku. Jing Yi tiba-tiba muncul dari sudut, dia segera berlari ke arah letnan Chen dan berbisik, "Letnan, masih ada sesi tanya jawab." Letnan Chen, "…." Dokter Gu benar-benar tidak menyesali keputusannya untuk menonton konferensi pers ini. Perutnya benar-benar dikocok sampai sakit karena sikap letnan Chen. Direktur Wang, "Sebaiknya kau ajari Xiao Yu untuk berbicara. Andai saja kemampuan dan kemauannya berbicara mencapai dari setengah kemampuanmu, maka aku tidak akan khawatir lagi dengannya. Yah itu benar, manusia memang tidak ada yang sempurna." Wartawan A mengangkat tangannya dan bersuara, "Letnan, lalu bagaimana dengan keluarga tersangka? Tersebar berita bahwa keluarga tersangka meminta pihak asuransi mengeluarkan asuransi kematian atas Hu Lixin? Apa komentar anda?" Letnan Chen, "Itu semua berada di luar yurisdiksi kami. Maaf, tapi aku tidak berhak berkomentar." Dia berhenti sejanak lalu kemudian berkata, "Kalian bisa menanyakannya ke perusahaan asuransi yang bersangkutan." Wartawan A, "…." "Ah, baiklah." Merasa sedikit malu, wartawan A itu segera menggaruk kepalanya. Dokter Gu dan direktur Wang benar-benar merasa terhibur dengan jenis lelucon yang jarang mereka dapatkan ini. Letnan Chen bahkan tidak merubah ekspresinya ketika dia menjawab pertanyaan konyol dari wartawan A itu, membuat dokter Gu geli. "Xiao Yu, dia benar-benar tidak memberikan wajah pada wartawan itu. Hahaha." Dokter Gu tertawa puas. Direktur Wang hanya bisa menghela napas. Apakah dia perlu bersikap se kaku itu? Florist Wang bahkan tidak bisa menegur atau memarahi letnan Chen karena sikapnya ini, benar-benar membuat direktur Wang sakit kepala. Wartawati B yang cukup terpesona dengan Letnan Chen kini telah mengubah dirinya menjadi seorang wartawati yang profesional, "Letnan, aku wartawati dari stasiun berita CCTV. Bisakah letnan sedikit membeberkan motif dari perilaku menyimpang dari tersangka Hu Lixin? Tindakan kejahatan yang telah dia lakukan benar-benar membuat para wanita ketakutan. Mereka takut hal ini akan terjadi lagi." Letnan Chen, "Dendam." Wartawati B, "…." Jing Yi merasa dirinya akan mati, dia benar-benar berharap bisa menggali lubang untuk bersembunyi atau meminjam pintu kemana saja milik Doraemon. Dia segera berbisik lagi di telinga letnan Chen, "Letnan, katakanlah sesuatu yang lebih panjang. Jelaskan lebih banyak lagi!" Ada penekanan di empat kata terakhir yang keluar dari mulut Jing Yi. "Itu, Hu Lixin tidak terima mengenai ujaran kasar yang sempat dilontarkan oleh korban. Walau itu tidak sengaja, tetapi ucapan itu telah membuat seseorang berubah menjadi orang yang menyimpang." Letnan Chen berkata, "Menjaga ucapan adalah hal yang sangat dianjurkan. Kata-kata yang mungkin saja kita anggap sepele, bisa saja terasa menyakitkan di hati sebagian orang." Letnan Chen akhirnya bisa mengakhiri konferensi pers itu setelah kata-kata bijak yang dia keluarkan. Letnan Chen bergegas meninggalkan aula untuk menghirup udara segar. "Kau melakukannya dengan baik."Di balkon atap gedung, letnan Chen tampak melihat gerombolan wartawan keluar dari kantor polisi saat dokter Gu datang dan menyodorkan sparkling water dingin padanya. "Ini tidak manis." Dokter Gu memperjelas, "Haruskah aku menjelaskan kandungannya padamu?" Letnan Chen tersenyum, "Tidak, aku percaya. Kapan kau datang kemari?" "Hmm, tadi. Saat kau akan masuk ke ruang konferensi. Paman Wang menyeretku masuk ke ruangannya." Dokter Gu tersenyum lebar, "Ah, dia juga memberiku beberapa tanaman hias. Itu cukup mahal." Letnan Chen, "Shixiong…" Dokter Gu terlihat seperti akan menangis. Ini adalah kali pertama letnan Chen alias Xiao Didi yang selalu dokter Gu harapkan untuk memanggilnya dengan sebutan "Shixiong", akhirnya memanggilnya dengan sebutan itu tanpa adanya paksaan, sangat jelas terdengar di telinga dokter Gu. "Katakan, Gege ini akan melakukan apapun untukmu." Dokter Gu benar-benar senang, lebih senang daripada ketika dia untuk pertama kalinya dipanggil dengan sebutan "dokter." "Tidak ada, lupakan saja." Letnan Chen berbalik untuk kemudian pergi. Dokter Gu yang masih tercengang segera mengejar letnan Chen dan meminta letnan polisi itu untuk menindaklanjuti ucapannya yang belum selesai. "Aiya, Xiao Yu, katakan saja. Kau kenapa?" Dokter Gu Wei merengek, "Jangan membuatku merasa tidak enak, apa ada sesuatu yang mengganggumu? Atau…apakah aku mempunyai hutang padamu? Aku adalah tipikal orang yang selalu merasa tidak enak, jadi jangan seperti ini, okay?" Omong kosong? Siapa yang dia maksud dengan tipikal orang yang selalu merasa tidak enak pada orang lain? Lupakan saja ucapan dokter Gu itu! Walaupun letnan Chen sudah tidak sedingin dulu, saat dokter Gu pertama kali bertemu dengannya, atau saat dokter Gu secara sembarangan tidur di kamar letnan Chen, tetapi letnan Chen masih perlu untuk menjaga image-nya. Dia masih ragu untuk mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya, membuat dokter Gu yang sekali lagi menumpang di mobil letnan Chen menjadi penasaran. "Aiya, kita akan mengadakan pesta makan malam nanti. Sekalian untuk merayakan kesuksesan tugasmu ini. Ini juga kali pertama aku merayakan syukuran karena aku pindah rumah." Dokter Gu, walaupun rasa penasarannya terhadap apa yang akan dikatakan oleh letnan Chen itu masih ada, dia juga tidak lupa untuk memikirkan hal lain. Seolah-olah otaknya memiliki banyak ruang untuk menampung segala macam ingatan jangka pendek, dokter Gu kembali berbicara, "Aku sudah menelpon ibuku, dia menyuruhku membeli bahan-bahan makanan. Memesan makanan memang cukup efisien, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan masakan rumahan." Itulah alasannya dokter Gu memberikan mobilnya pada Jing Yi dan Si Zhui, kedua juni-o-r letnan Chen yang malang itu harus berakhir dengan membersihkan rumah letnan Chen dan dokter Gu. Kabar baiknya, Xiao Xue, polisi wanita muda itu akan bergabung bersama mereka . Bagi Jing Yi, ada pula kabar buruknya, ya, semua anggota tim investigasi khusus termasuk Direktur Wang akan bergabung bersama mereka juga. Sesampainya di supermarket, dua pria lajang, satu dokter forensik dan yang lain adalah letnan polisi, terlihat sedang memilah sayuran segar. Keduanya nampak seperti kakak beradik yang saling menyayangi. Tetapi rupanya, dokter Gu harus menarik kembali ucapannya 'tidak ada yang bisa mengalahkan masakan rumahan'. Mengiris daging dan memasaknya, pasti akan memerlukan banyak waktu! "Xiao Yu, mari memesan makanan saja." Dokter Gu akhirnya menyerah. Letnan Chen tidak tahu apakah dia harus tertawa atau menangis, dia hanya bisa mengangguk dan berkata, "En. Lalu, mari kita pergi membeli beberapa cola dan minuman lainnya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN