Rosemary XIV: Words That Turn a Person into a Monster

1665 Kata
Pengintaian lokasi di hutan Yan resmi dilaksanakan. Akan ada empat polisi yang menyamar sebagai pendaki gunung. Mereka akan mencari keberadaan bangunan tua ketiga yang masih belum ditemukan. Membawa anjing pelacak adalah salah satu hal yang bisa dilakukan dalam menemukan sesuatu. Tetapi pilihan ini sama sekali tidak bisa menjadi alternatif yang cukup bagus kali ini. Tidak ada pendaki gunung membawa anjing. Sial, kenapa mereka tidak menyar menjadi pemburu saja? Ya, membawa anjing pelacak akan menimbulkan kecurigaan bagi Hu Lixin. Dikhawatirkan bahwa Hu Lixin akan benar-benar berada di sana dan jika keberadaan polisi diketahui oleh penjahat itu, maka keselamatan korban bisa menjadi taruhannya. Oleh karena itu, letnan Chen memilih untuk melakukan pencarian secara diam-diam, dia khawatir akan nyawa para korban yang mungkin saja di sekap di dalam bangunan tua itu. Di tempat terpilih lainnya, telah siap siaga beberapa petugas kepolisian untuk berjaga. Mereka telah tersebar di berbagai titik untuk menghindari pelaku kabur. "Letnan, kami masih belum menemukan bangunan itu. Dari sketsa yang diberikan oleh direktur Wang, kami melihat bahwa letak bangunan ketiga itu berada di dekat sini." Kata salah satu petugas berbicara. "Terus cari. Bangunan itu sudah tua dan kemungkinan besar akan tersamarkan oleh tumbuh-tumbuhan." Letnan Chen berbicara melalui sambungan telepon pada bawahannya itu. Tidak mungkin bagi para polisi muda untuk terjun ke lokasi, jadi Si Zhui dan Jing Yi pergi untuk menemani. Keduanya telah menyamar, merubah penampilan hingga mereka sulit dikenali. "Senior." Xiao Xue, gadis yang ikut dalam misi ini tiba-tiba melihat sesuatu, "Aku melihatnya. Disebelah sana." Ke-empat polisi itu segera pergi menuju titik. Ya, itu adalah bangunan yang mereka cari. Jing Yi, "Menyebar! Bersembunyi, hati-hati. Tersangka mungkin saja ada di dalam." Bangunan tua di kunci. Ada pintu yang harus mereka buka. Tetapi akses jalan benar-benar membuat Jing Yi akan mengutuk. Ada senjata pada masing-masing polisi, jadi mereka memberanikan diri untuk masuk setelah mendapatkan izin dari letnan Chen. "Lapor letnan, kami tidak menemukan keberadaan Hu Lixin disini. Tapi, kami mendengar suara beberapa wanita." Si Zhui berbicara melalui sambungan telepon. Letnan Chen benar-benar merasa frustasi, dia seharusnya adalah orang yang pergi, tetapi mengingat bahwa Hu Lixin sangat mengenal letnan Chen, maka hal itu bisa menjadi titik kelemahan misi ini, "Berhati-hatilah, segera kirimkan sinyal bahaya ketika kalian melihat keberadaan Hu Lixin." Letnan Chen dan beberapa petugas yang sedang mengintai di titik lain secara tidak sengaja melihat target mereka. Itu adalah Hu Lixin! "Hu Lixin!" Letnan Chen, "Dia menyadari keberadaan kita. Kejar!" Hu Lixin tidak membawa mobil, dia berjalan kaki dan baru saja akan masuk ke hutan. Tetapi Keberadaannya telah diketahui oleh letnan Chen. Jadi penjahat itu hanya bisa melarikan diri ke dalam hutan. Namun, Hu Lixin ini nampaknya benar-benar seorang psikopat. Dia secara berani mengirimkan pesan pada letnan Chen. Di pesan itu Hu Lixin menulis, "Kalian kira kalian akan selamat? Begitu aku berada di ambang kematian ku, maka aku tidak akan mati sendiri. Pengantin-pengantinku akan mati bersamaku! Mereka akan meledak dan menyusul kepergianku!" Letnan Chen menghentikan pengejarannya, dia segera memberi aba-aba melalui sambungan telepon pada Si Zhui, "Kalian! Apakah kalian sudah menemukan para korban?" Si Zhui, "Ya letnan! Mereka semua ada disini, ada pula Da Yu!" Letnan Chen benar-benar akan gila, "Bergegaslah, ada peledak di dalam bangunan itu!" Yang merasakan kegilaan yang lebih besar tentu saja ke-empat polisi itu. Mereka masih berusaha mengeluarkan korban yang berada di dalam sel itu. Total ada tiga korban! Lalu, kemana nona Hu? Jing Yi, "Gadis asal Changsa yang memiliki nama yang sama dengan Hu Lixin? Kemana dia?" Nona Zhao, salah satu korban berkata, "Dia..dia telah mati." Si Zhui, "…" Jing Yi, "!!" Tidak ada waktu untuk berbicara dan melakukan interogasi disini. Waktu mereka tidak banyak. Sebelum Hu Lixin itu semakin gila, maka akan lebih baik untuk mereka semua keluar dari bangunan itu. Sementara itu letnan Chen masih dalam pengejaran Hu Lixin. Dia dan beberapa petugas kepolisian lainnya berusaha untuk menangkap pemuda tidak waras itu. "Kau sudah tersudut. Kau tidak bisa mundur lagi." Kata letnan Chen. Pistol letnan Chen sudah keluar dari tempatnya. Dia tidak lagi ragu-ragu saat menodongkan pistolnya ke arah Hu Lixin yang kini telah terpojok. Laki-laki itu benar-benar sial, dia lari ke arah yang salah. Dia berlari ke arah tebing. Tidak ada jalan lain, dia harus menyerahkan diri! "Melihat bagaimana kau berani mengepungku sampai ke titik ini, pastilah para pengantinku sudah kalian dapatkan." Hu Lixin mencibir, "Tidak heran kau terkenal sebagai letnan yang cekatan." Beberapa menit sebelum letnan Chen berhasil memojokkan Hu Lixin, Si Zhui telah memberitahukan padanya bahwa mereka berhasil keluar dari gedung tua itu bersama para gadis. Letnan Chen sebenarnya hanya memperkirakan segala kemungkinan yang ada dikepalanya. Dia berpikir, membeli bahan peledak dengan harga mahal akan sedikit menyulitkan Hu Lixin. Jadi kemungkinan terburuknya, Hu Lixin pasti akan membeli beberapa bahan peledak dengan harga murah. Walaupun mampu menghilangkan nyawa dan meledakkan sebagian gedung tua, tetapi bahan peledak seperti itu masih memiliki kelemahan. Setidaknya itulah pelajaran yang masih di ingat oleh letnan Chen ketika dia masih menjadi siswa pelatihan di akademi kepolisian. Benar-benar hipotesis yang akurat. Bahan peledak murahan itu macet dan mampu mengulur waktu bagi para petugas untuk mengevakuasi korban. "Kau melakukan kejahatan besar. Tidak pernah kah kau berpikir rasa kehilangan para keluarga dan rasa sakit yang dirasakan mereka saat mereka meregang nyawa?" Ujar letnan Chen. "Ayolah, apakah letnan mencoba bernegosiasi denganku? Aku memang gila. Aku melakukan semua ini karena aku mencintai mereka. Tetapi kebencianku pada para wanita yang menyukai aroma Rosemary itu jauh lebih besar." Hu Lixin menendang batu ke arah tebing. Tidak ada yang terlihat, batu yang ditendangnya itu tenggelam ke laut dalam. Letnan Chen mulai menarik pelatuknya sekali, "Kau gila." Jika letnan Chen menarik pelatuk pistolnya untuk kali kedua, maka peluru panas sudah bisa dipastikan bersarang ditubuh Hu Lixin. "Aku gila?! Ahahah ya, kau benar, aku memang gila." Hu Lixin menghirup angin yang bisa saja menerbangkannya ke neraka, "Jika bukan karena Da Yu! Jika bukan karena gadis sombong itu, maka aku tidak akan melakukan hal ini!!" "Dia sombong, jadi aku mau dia sedikit belajar!" Hu Lixin menatap letnan Chen, "Tetapi walaupun demikian, aku tetap menyukainya dan berniat membawanya bersamaku." ~FLASHBACK~ 5 bulan yang lalu Hu Lixin adalah mahasiswa pascasarjana yang berkuliah di Universitas F. Dia adalah mahasiswa jurusan bisnis yang berkuliah dengan beasiswa pemerintah. Dan secara tidak sengaja dia jatuh cinta pada temannya dan orang itu adalah Da Yu. Saat itu, pertemanan keduanya masih terbilang cukup sehat. Melihat bagaimana gadis cantik yang tidak pernah dia lihat di kampungnya itu, membuat Hu Lixin jatuh cinta pada Da Yu. Saat itu Hu Lixin berkuliah menggunakan beasiswa yang dia dapatkan, tetapi perlahan-lahan dia mulai kehilangan beasiswa itu karena keteledorannya sendiri. Dia juga sibuk mencari uang, bekerja sebagai pekerja paruh waktu yang ada di supermarket. Hu Lixin, dia bekerja sebagai petugas yang mengoperasikan ikan-ikan yang masuk ke dalam supermarket. Jadi otomatis dia selalu memiliki bau amis di tubuhnya tidak peduli berapa kali dia membersihkannya. Mulanya Da Yu sama sekali tidak mempermasalahkan hal ini. Gadis itu mengerti betul kondisi Hu Lixin yang harus mencari uang demi menghidupi dirinya sendiri di Shanghai. Gadis itu juga menaruh simpati dan respek pada Hu Lixin yang mau bekerja keras. Namun rasa simpati itu sama sekali bukanlah rasa suka dan perhatian berlebih melebihi perhatian terhadap seorang teman. Tetapi Hu Lixin rupanya telah menyalah artikan bentuk perhatian yang diberikan oleh Da Yu padanya. Hingga dia memberanikan diri untuk mengaku pada Da Yu bahwa dia jatuh cinta padanya. Kebanyakan perhatian dan cara bergaul anak-anak yang besar dan tinggal di kota dan di desa sama sekali berbeda. Anak-anak yang besar di perkotaan biasanya akan lebih bebas. Memeluk, sentuhan fisik, skin ship, atau bentuk perhatian lainnya adalah suatu bentuk perhatian yang wajar. Tapi bagi pemuda yang selalu tinggal dan besar di desa seperti Hu Lixin, itu mungkin bisa dikatakan sebagai bentuk perhatian yang berbeda. "Apakah kau mau menjadi pacarku? Aku tahu, aku tidak memiliki sesuatu. Tapi aku akan bekerja lebih keras lagi. Apakah kau mau?" Itu adalah kalimat yang dilontarkan oleh Hu Lixin pada Da Yu. Pemuda pekerja keras itu dengan berani mengungkapkan isi hatinya pada gadis yang dia suka. "Kau.., aku.., ini tidak benar Lixin. Kita adalah teman." Da Yu sangat sopan ketika dia menjawab pertanyaan dari Hu Lixin. "Ya, aku tahu. Dan sekarang, aku benar-benar ingin menjalin hubungan yang lebih jauh lagi denganmu." Mata Hu Lixin saat itu benar-benar mencerminkan ketulusan dan kepolosan. "Maafkan aku Lixin. Tapi aku, aku menyukai orang lain." Tidak ingin bertele-tele dan memberikan harapan palsu pada Hu Lixin, Da Yu memutuskan untuk memberitahu Hu Lixin isi hatinya. Hu Lixin, "Tapi..,tapi kau baik padaku. Kau memperlakukanku berbeda dari orang lain." "Aku baik pada semua orang." Sebelum pergi Da Yu berkata, "Tolong jangan begini. Aku hanya akan menganggap hal ini tidak pernah terjadi. Jadi, mari kita berteman dan melupakan apa yang terjadi hari ini." Maka hari itu, tepatnya lima bulan yang lalu adalah hari patah hati bagi Hu Lixin. Dia ditolak oleh Da Yu, tetapi pemuda itu sama sekali tidak mau menyerah. Karena terlalu fokus bekerja dan mengejar cintanya, Hu Lixin kehilangan penopang kuliahnya, beasiswanya dicabut karena daftar hadir untuk menghadiri kuliah sudah terlalu banyak yang bolong. Tugas kuliah lalai dan segala macam aktivitas berhenti, membuat pihak Universitas F memutuskan untuk mencabut beasiswa Hu Lixin. Kehilangan beasiswanya tidak membuat Hu Lixin patah semangat, dia tetap bekerja keras sebagai petugas di supermarket dan mulai mengumpulkan uang. Hu Lixin yang tidak kapok, kembali menyatakan perasaannya pada Da Yu. Tetapi Da Yu sudah lelah dengan segala macam tindakan Hu Lixin ini. Jadi dia ingin berusaha menjauhi Hu Lixin dengan mengutarakan kata-kata yang pedas. Itu sama sekali bukan kata-kata yang terbesit dalam hatinya, hanya saja, dia melontarkan nya secara tiba-tiba karena emosi. Tidak mau menerima alasan Da Yu yang tidak masuk akal. Hu Lixin masih bersikeras meminta alasan, "Kau sama sekali tidak masuk akal. Aku tidak percaya bahwa kau menyukai laki-laki lain. Kau baik hanya padaku." "Aku tidak menyukaimu karena kau bau amis. Kau bau ikan! Setiap kali aku dekat denganmu, aku akan selalu mencium bau itu dan hal itu membuatku ia ingin muntah!" Da Yu menggertakan giginya, "Itu adalah alasan kenapa aku tidak menyukaimu. Apa kau mengerti?!"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN