Sangat tidak mungkin sekali jika direktur Wang akan membodohi letnan Chen perihal jumlah bangunan mirip Colloseum yang ada di hutan Yan itu.
Walaupun keadaan senior letnan Chen itu tidaklah seenerjik atau mungkin tidak se-b*******h masa mudanya, dan hanya menyukai tanaman hias di masa-masa sekarang, ingatannya sama sekali tidak bisa di anggap remeh. Dan hal itu terbukti.
"Ini, ini adalah gambar-gambar yang sempat di ambil waktu itu. Ada banyak album foto disini. Kau bisa mencarinya sendiri." Direktur Wang memberikan album foto gambar yang berisi catatan-catatan dari kasus-kasus yang terjadi sepuluh tahun yang lalu.
Letnan Chen secara khusus datang ke ruangan direktur Wang dikeesokan harinya setelah pecinta tanaman hias itu memanggilnya.
"Jangan terlalu berharap banyak dengan kualitasnya. Dulu komputer adalah benda mahal dan langka, jadi hanya ada beberapa unit saja. Kami harus mencetak foto-foto itu dan menempelkannya di buku album." Kata direktur Wang, "Tapi saat itu memang masa-masa yang menyenangkan dan penuh tantangan."
Dari bagaimana foto-foto kasus itu disusun, mulai dari foto-foto kasus kecil hingga kasus-kasus besar, semuanya tersusun begitu rapi. Tulisan yang menjadi penjelas ditulis di samping masing-masing foto, tampak sangat rapi dan indah.
"Tulisan anda benar-benar sangat rapi." Kata letnan Chen.
Tahu bahwa juni-o-r nya itu adalah orang yang jarang memuji, ketika direktur Wang mendengar pujian diberikan padanya, hatinya tidak bisa tidak senang.
Dia sangat bangga ketika berkata, "Yah, tentu saja. Kami dulu harus melakukan semuanya secara manual. Jadi tidak heran kami harus berlatih menulis."
Tidak heran pula tulisan tangan para milenial belangan ini tampak sangat menyeramkan, tidak bisa dibaca dan mirip dengan ular tangga.
"Ada tiga." Kata letnan Chen, "Anda benar, memang ada tiga bangunan. Seperti yang telah anda katakan, lokasi bangunan pertama dan bangunan kedua memang tidak jauh. Tetapi untuk pergi ke bangunan ketiga, dibutuhkan cukup waktu. Tidak bisa ditempuh dengan berjalan kaki." Jari-jari letnan Chen yang ramping masih membolak-balikkan halaman album foto.
Direktur Wang mengangguk, "Bangunan ketiga adalah bangunan pertama yang ditutup. Kondisinya pasti sudah sangat buruk sekarang. Mungkin saja telah tenggelam ke genangan lumpur. Tanah disana benar-benar buruk."
Rapat tim investigasi kembali di adakan secara dadakan.
Letnan Chen secara langsung memimpin jalannya rapat. Dia berkata, "Kita harus menemukan bangunan ketiga ini. Tapi terlebih dahulu kita akan membagi tim. Jika Hu Lixin tahu bahwa kita telah menargetkannya, maka kita harus benar-benar berhati-hati."
"Aku, Jing Yi dan Si Zhui, adalah orang yang secara langsung bertemu dengan Hu Lixin waktu itu. Jadi kemungkinan dia untuk mengenali kami akan sangat besar. Aku akan menunjuk beberapa orang dari tim khusus ini untuk pergi ke dalam hutan Yan dan mencari banguan tua itu." Letnan Chen berkata, "Penyamaran sebagai pendaki gunung atau pemburu bisa menjadi alternatif."
Letnan Chen,"Jika ada yang ingin menawarkan diri untuk…"
"Aku!" Seorang polisi wanita mengangkat tangannya, "Aku bersedia letnan. Selain itu…"
Itu adalah polisi wanita yang masuk ke dalam tim Si Zhui, yang nampak imut dan membuat Jing Yi ingin merekrutnya. Namanya adalah Shen Xue.
"Xiao Xue kita ini, apa yang ingin kau katakan?" Jing Yi menatap gadis itu dengan tatapan menggoda.
Shen Xue, gadis muda itu sangat profesional dan tidak banyak memperhatikan Jing Yi. Dia berkata, "Biarkan aku menjadi umpan letnan. Jika dia juga menangkapku, maka aku juga bisa mengetahui kondisi dari orang-orang yang kita cari."
"Tidak. Itu terlalu beresiko." Kata letnan Chen, "Kita tidak menukar nyawa untuk menyelamatkan nyawa lain."
"Kalau begitu, izinkan aku ikut menyamar sebagai pendaki gunung atau pemburu." Xiao Xue, gadis ini benar-benar berani.
Sangat jarang sekali untuk menemukan sosok wanita muda yang begitu pemberani di era seperti ini. Kebanyakan wanita muda akan memilih karir mereka sebagai pekerja kantoran, menjabat sebagai sekertaris, ataupun pekerjaan yang hanya membutuhkan keahlian mengetik atau semacamnya. Namun, berbeda dengan gadis bernama Xiao Xue ini. Dia tampak begitu tertantang dan berani untuk menghadapi penjahat. Benar-benar membuat anggota polisi yang memiliki gender yang berbeda darinya hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Karena kau menawarkan dirimu sendiri, maka aku tidak bisa menghalanginya lagi. Tetapi kau tidak bisa pergi sendirian. Akan ada beberapa petugas yang ikut menyamar bersamamu. Ingat, keselamatan adalah yang paling utama. Jangan mengorbankan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang belum pasti." Kata letnan Chen memperingatkan para anggotanya.
*_
Saat malam hari, di mana rencana mereka akan dilaksanakan di keesokan harinya, Letnan Chen menyuruh para juni-o-rnya untuk beristirahat dan pulang lebih awal.
Mereka akan memulai tugas penting di keesokan harinya, jadi tidak ada rapat ataupun lembur hari ini. Dan sebagai gantinya, letnan Chen pergi ke rumah sakit untuk menjaga dokter Gu.
Dokter Gu di lain sisi, dia sudah diberitahu untuk memberitahukan kedua orang tuanya yang ada di Beijing, tetapi dia adalah orang yang keras kepala. Membuat kedua orang tuanya panik ataupun cemas adalah hal yang paling tidak disukai oleh dokter Gu. Jadi dia menolak untuk memberitahu kedua orang tuanya, bahkan dia telah membungkam profesor Jiang dengan kata-kata manis yang sangat dia kuasai.
Dokter Gu tengah duduk santai di ranjang rumah sakitnya. Dia sudah beberapa kali mengomel tidak jelas karena tidak ada teman untuknya bisa diajak bicara.
Dia benar-benar tidak berharap bisa dirawat di ruangan VVIP yang sebenarnya hanya ada dirinya di dalam ruangan itu. Dokter Gu berharap bisa dirawat di bangsal, sehingga dia bisa bertemu dengan beberapa kawan baru dan berbicara hal-hal lainnya.
Tentu saja itu bukan tanpa alasan, dokter Gu adalah orang yang mudah bosan, jadi ketika tidak ada orang di sampingnya, dia hanya bisa memainkan ponselnya lalu kemudian tidur kembali. Tidak berbicara ataupun bergosip seharian adalah hal yang mustahil untuk dilakukan oleh dokter Gu. Jadi ketika dia belajar untuk berpuasa dan tidak bergosip, dia merasa telah kehilangan jati dirinya.
Kali ini, dokter itu ditemani oleh asisten andalannya, Jin Ling dan Fu Pei. Keduanya menjenguk dokter Gu dan menjaga dokter itu selama beberapa jam. Malangnya, keduanya harus siap menerima omelan dan pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut dokter Gu.
Tangan dokter Gu sudah gatal ingin memegang pisau bedah. Tidak pergi ke Badan Forensik dan ke ruang autopsinya selama beberap hari, sudah membuatnya gila.
Rasa gila dan frustasi juga menyelimuti Jin Ling dan Fu Pei ketika mereka harus mendengar ocehan dari senior mereka itu.
Dan ketika letnan Chen tiba, Fu Pei dan Jin Ling merasa bahwa penolong mereka telah datang. Keduanya buru-buru keluar dan melarikan diri dari ruangan dokter Gu. Jin Ling berkata, "Kami akan menunggumu dokter. Cepatlah sembuh, kami pergi dulu. Dah."
Dokter Gu, "...."
Dokter Gu melihat letnan Chen. Letnan itu terlihat membawakan beberapa buah untuk dokter Gu.
Dokter Gu tidak bisa membantu, tetapi dia juga tidak bisa tidak mencibir, "Berhentilah membawakanku buah. Yang memakan buah-buahan itu bukan hanya aku, tetapi para bocah itu. Selain itu, aku benar-benar ingin memakan makanan manis. Tidak bisa kah kau membawakan kue ataupun permen? Berhentilah membawakanku buah-buahan, oke?"
"Makanan manis seperti itu tidak diizinkan. Kau harus memulihkan kondisimu terlebih dahulu." Letnan Chen meletakkan buah-buahan yang dibawanya di atas meja.
Dokter Gu akhirnya teringat sesuatu. Bukan teringat, tapi lebih tepatnya ingin mengkonfirmasi sesuatu. Itu mengenai pendengarannya saat dia akan pingsan. Dia benar-benar bisa memastikan bahwa dia mendengar letnan Chen memanggilnya dengan sebutan 'gege'. Dan kali ini, dokter Gu ingin menebalkan kulitnya dan bertanya pada letnan Chen.
Dokter Gu, "Xiao Yu."
"En?" Letnan Chen duduk di sebuah sofa yang ada diruang rawat inap dokter Gu.
"Aku yakin bahwa aku mendengarnya. Kau memanggilku dengan sebutan 'gege'. Awalnya aku mengira itu hanyalah semacam Dejavu. Tapi setelah memikirkannya, aku merasa bahwa itu memang benar-benar terjadi." Dokter Gu bertanya, "Apakah aku salah?"
Letnan Chen, "Tidak. Aku memang memanggilmu dengan sebutan 'gege'."
Dokter Gu, "Alasannya?"
Letnan Chen mengambil pisau dan mulai mengupas kulit apel dengan wajah tenang, "Kau mungkin lupa, tapi aku tidak akan pernah melupakan kejadian delapan tahun yang lalu."
"Delapan tahun yang lalu?" Dokter Gu mulai menggali ingatan-ingatan dikepalanya.
Ada jutaan peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu delapan tahun itu. Sekalipun dokter Gu memiliki ingatan yang kuat, tetapi dia tetaplah manusia biasa. Seseorang bahkan akan melupakan dimana dia menyimpan pulpennya hanya dalam waktu beberapa menit saja. Jadi lupakan soal ingatan delapan tahun yang lalu.
"Maafkan aku, tapi aku benar-benar tidak bisa mengingatnya. Apakah kau adalah kenalan lamaku?" Dokter Gu menggaruk kepalanya dan berkata, "Aku pernah kecelakaan dan mengalami gegar otak ringan. Mungkin karena itu."
"Kau pernah kecelakaan?" Kali ini letnan Chen mengalihkan pandangannya dari buah apel ke dokter Gu.
Dokter Gu tersenyum, "Lupakan, itu terjadi sudah lama sekali. Aku bahkan sudah melupakannya."
"Jadi, sekarang beritahu aku. Apa yang terjadi delapan tahun yang lalu?" Tanya dokter Gu.
Letnan Chen mulai menceritakan kejadian konyol delapan tahun yang lalu itu pada dokter Gu. Dan dokter Gu tidak bisa tidak bereaksi secara berlebihan.
Dia sangat bersemangat, "Ya Tuhan! Jadi Xiao Didi yang aku tolong itu adalah kau?!"
Letnan Chen mengangguk, "En."
"Kenapa kau tidak mengatakannya dari awal? Aku kira kita sebaya, seharusnya kau mengatakannya dari awal." Kata dokter Gu lagi.
Apakah saat mereka bertemu untuk pertama kalinya setelah delapan tahun, dokter Gu pernah memberikan kesempatan pada Letnan Chen untuk berbicara? Lupakan saja! Letnan Chen juga tidak akan pernah mau membuka mulutnya.
"Aiya, Xiao Didi." Dokter Gu menikmati kenyataan ini, "Ahahahha, bolehkan aku memanggilmu seperti itu?"
Letnan Chen, "Gu Wei…"
"Aiya! Mulai hari ini kau harus memanggilku Gege. Panggil aku Wei Gege!" Dokter Gu sangat gembira karena dia tiba-tiba mendapatkan seorang adik.
Apakah sudah terlambat untuk menarik semua ucapan letnan Chen tadi? Mengapa kini dia merasa sedikit menyesal?
"Baiklah, baiklah, aku hanya akan memanggilmu dengan sebutan Xiao Yu. Kau bukan lagi remaja imut itu. Sekarang kau adalah pemuda tampan." Dokter Gu berkata, "Panggil aku Wei Gege atau Shixiong. Terserah padamu, tapi jangan pernah memanggilku dengan sebutan 'Gu Wei' lagi."
(Shixiong: Kakak senior)