Proses interogasi terhadap mantan narapidana yang memberi tahu letnan Chen mengenai sindikat perdagangan narkoba itu akhirnya dihentikan.
Pria itu kembali harus mendekam di balik jeruji besi, namun kali ini hukumannya tidak cukup berat dan tidak selama hukuman yang dia terima sebelumnya. Sebelum pria itu dibawa ke selnya, letnan Chen sudah terlebih dahulu menjanjikan keselamatan keluarga pria itu pada pria itu.
"Dia hanyalah seorang pesuruh, dia juga tidak memiliki hak untuk menolak ataupun membela diri. Dan kita tidak bisa memaksanya." Menjawab pertanyaan dari adik sepupunya Jing Yi, letnan Chen kembali berkata, "Itulah seorang ayah, dia rela mengorbankan apapun bahkan nyawa orang lain untuk keluarganya, tetapi tidak semua hal yang dia pilih itu baik."
Ucapan letnan Chen ini tentu saja menyangkut pertanyaan Jing Yi tentang mengapa letnan Chen memberikan pria yang hampir membunuhnya itu jaminan keselamatan pada keluarganya.
Letnan Chen adalah seorang pria dewasa yang mampu menjaga emosinya, sementara adik sepupunya yang berusia dua puluhan itu masih pemuda yang labil, yang hanya memandang kebenaran dari apa yang dia lihat tanpa menengok kembali ke belakang hal-hal lain yang berada dibalik kebenaran yang dia lihat.
"Bagaimana perkembangan kasus pencarian orang yang pergi bersama Mo Yun saat itu? Apakah kau sudah mendapatkan informasi?" Tanya letnan Chen.
Jing Yi memeluk lengan letnan Chen dan membantu kakak sepupunya itu berjalan. Sembari melakukan hal itu, mulutnya berkata, "Kami sedang melacak CCTV yang ada di pelabuhan dan memang ada seorang pria yang pergi bersama Mo Yun. Tetapi CCTV iitu merekam bahwa pria itu keluar dari pelabuhan Waigaoqiao sendirian memakai sebuah SUV berwarna putih. Kami masih berusaha melacak kemana mobil itu pergi melalui rekaman CCTV yang ada di daerah lalu lintas Pudong."
Jing Yi membuka pintu ruangan letnan Chen ketika dia berkata, "Ini tidak akan memakan waktu lama letnan, dia akan segera tertangkap."
Satu-satunya yang mengganggu pemikiran letnan Chen adalah sulitnya mendapatkan informasi keterlibatan perusahaan-perusahaan besar dalam sindikat pengedaran narkoba ini. Walaupun perusahaan-perusahaan besar itu hanyalah sebagai pengguna ataupun pemesan dan bukan sebagai pengedar, namun akar permasalahan harus di basmi. Jadi tentu saja letnan Chen tidak bisa melepaskan hal ini.
Selain itu, ini adalah sindikat perdagangan narkoba terbesar yang ada di kota Shanghai, dan Shanghai adalah kota malam dan kota kedua terbesar di Tiongkok yang memungkinkan pemesan dari narkoba ini tidak hanya berasal dari perusahaan-perusahaan besar tetapi bisa melibatkan industri hiburan!
Jika kasus ini berhasil terungkap, maka akan lebih mudah lagi bagi pemerintah untuk meminimalisir kasus narkoba yang benar-benar marebak di tahun ini.
"Apa yang kalian temukan saat kalian menggeledah club malam itu?" Letnan Chen duduk di sofa yang ada di ruangannya, matanya melirik ke arah kakinya yang baru saja gips. Tampak kaku dan sulit untuk digerakkan.
"Kami menemukan beberapa dokumen dan juga perangkat lainnya. Dan itu masih dalam tahap pemeriksaan. Mereka merusak barang bukti itu dengan terburu-buru. Benda-benda itu dibawa ke digital forensik untuk dipulihkan. Si Zhui yang bertugas dalam hal ini, kita hanya perlu menunggu infonya ." Kata Jing Yi.
"Minta surat perintah dari atasan kita, harus segera melakukan tes narkoba pada Song Manchu. Ah, bukankah di catatan rekening Mo Yun, dia menerima sejumlah dana besar dari sekertaris Song Manchu?" Tanya letnan Chen.
"Itu sebenarnya tidak menggunakan nama asli sekertarisnya. Mereka menyamarkannya dan sengaja menggunakan rekening lain, tetapi kami berhasil melacaknya dan itu memang benar-benar berasal dari Song Group. Dana itu tentu saja tidak sedikit mengingat harga narkoba yang benar-benar mahal."kata Jing Yi.
Tes narkoba hanya bisa dilakukan menggunakan beberapa metode saja. Apalagi jika sang pengguna narkoba yang bersangkutan, selama beberapa minggu ini tidak menggunakan barang haram itu atau menggunakannya secara diam-diam.
Satu hal yang ditakutkan oleh letnan Chen adalah ketidakakuratan hasil tes narkoba yang nantinya akan dijalani oleh Song Manchu. Itu karena pria yang hampir dipenjara karena kasus pembunuhan istrinya itu berada di lapas selama kurang lebih dua minggu. Jadi untuk mendapatkan hasil tes dari cairan ataupun lendir ataupun tes urine dari tubuh Song Manchu, maka hasilnya pasti akan nihil. Jalan satu-satunya yang bisa dilakukan adalah menggunakan rambut ataupun kuku sebagai sampel.
Tetapi jika Song Manchu telah menyadari bahwa kasus ini telah tercium oleh pihak kepolisian, terlebih lagi berita mengenai penggerebekan club malam itu telah tersebar melalui media sosial dan juga pemberitaan yang ada di televisi nasional, maka kemungkinan Song Manchu dan orang-orangnya untuk menghilangkan bukti akan semakin besar!
Letnan Chen menyadari betul kesalahannya, dia terlalu membuang-buang waktu tanpa terlebih terlebih dahulu meminta surat perintah untuk melakukan tes narkoba pada Song Manchu.
*/
Sementara itu, dokter Gu yang telah kembali ke rumahnya, dengan malas melemparkan sepatunya tanpa memperbaikinya terlebih dahulu. Tetapi ketika kakinya baru saja melangkah sebanyak 2 langkah, dia tiba-tiba berbalik dan mengambil sepatunya itu merapikannya di atas rak.
Suara dokter Gu terdengar begitu lesu ketika menghela napas, "Hidup bersama Chen Yu benar-benar mengajarkanku bagaimana caranya harus bersikap rapi. Setidaknya itulah yang aku pelajari salama beberapa hari tinggal serumah dengannya."
Saat itu sudah tengah malam dan letnan Chen masih belum kembali. Dan juga, hari dimana dokter Gu seharusnya menghabiskan malam bersama dengan teman-temannya di acara reuni teman kuliah, tiba-tiba menjadi batal karena kasus besar yang baru saja ditangani oleh letnan Chen, dimana dia harus terlibat di dalamnya.
Dokter Gu melihat pakaiannya, terlihat kusut dan sangat tidak rapi, "Aku membeli pakaian ini, bahkan aku menghabiskan beberapa juta yuan sejak aku pindah ke Shanghai. Aku membeli mobil, menyewa rumah dan bahkan membeli pakaian untuk acara reuni. Tetapi siapa yang menyangka bahwa pakaianku tidak sempat dilihat oleh teman-temanku dan mobil baruku harus masuk bengkel? Tetapi ini lebih baik…"
Dokter Gu tiba-tiba bangkit dari sofa tempat ia duduk dan berjalan menaiki anak tangga, dokter itu tengah mendalami perannya ketika dia berbicara sendiri, "..beruntung aku tidak meminjam satu set pakaian yang ditawarkan oleh Jin Ling kepadaku. Jika tidak, dia pasti akan memarahi ku karena noda darah malekat di pakaiannya!"
Pakaian yang dipakai oleh dokter Gu itu adalah pakaian yang baru saja dibelinya beberapa jam yang lalu. Itu adalah set pakaian yang sengaja dipesan oleh dokter Gu untuk acara reuni. Berniat untuk memamerkan pakaian bermereknya, dokter Gu malah harus menerima kenyataan bahwa pakaian dengan label GC itu harus ternodai oleh darah. Darah milik letnan Chen melekat di pakaiannya yang mahal.
Berdiri di lantai dua dan melihat seluruh ruangan, dokter Gu tampaknya merasa kesepian. Dia tinggal bersama dengan teman barunya, tetapi teman barunya itu bahkan jarang pulang atau bahkan pulang disaat dia sudah tidur. Keduanya benar-benar orang yang sibuk, kecuali di pagi hari saat sarapan, maka letnan Chen dan dokter Gu tidak akan bertemu satu sama lain karena pekerjaan dan waktu mereka pulang juga tidak menentu
Terkadang letnan Chen akan pulang terlebih dulu, tetapi pihak lain juga akan terlambat di waktu yang bersamaan. Tidak ada waktu bagi keduanya untuk bermain game atau pun bermain kartu bersama, hal ini tentu saja membuat dokter Gu merasa frustasi. Dia bahkan memiliki pemikiran untuk membawa Jin Ling tinggal bersamanya, tetapi dia tahu bahwa bocah itu tidak mau. Dokter Gu menghela nafas, "Sebaiknya aku memelihara beberapa ekor kucing atau anjing."
*_
Di pagi hari berikutnya, dokter Gu terbangun sangat awal. Bahkan jam masih menunjukkan pukul 07.00 pagi dan dia sudah terbangun . Ada rasa jengkel di hatinya ketika dia bangun pagi-pagi, bukan rasa bangga, tetapi rasa jengkel!
Dokter Gu segera membuka gorden dan membiarkan cahaya masuk ke dalam kamarnya. Kali ini dokter forensik yang tampan itu tampak sangat rajin ketika dia dengan sangat ulet merapikan tempat tidurnya, mengambil buku-buku yang berserakan dan memasukkannya kembali ke dalam rak buku.
Ketika dokter Gu telah keluar dari kamarnya, dia melirik ke arah kamar letnan Chen, "Pintunya masih tertutup." Dokter Gu berkata, "Dia pasti belum pulang."
Kata 'belum pulang' tampaknya sangat tidak benar, karena ketika dokter Gu berjalan menuruni tangga, dia mendapati tiga orang pria tengah tertidur di ruang tengah rumah.
Satu orang tidur di atas sofa dan dua orang lainnya tidur di bawah beralasan karpet bulu, itu adalah letnan Chen dan kedua bawahannya, Jing Yi dan Si Zhui.
Dokter Gu secara hati-hati berjalan mendekat ketiga orang yang tengah tertidur itu. Mereka tidur menggunakan pakaian yang masih mereka gunakan kemarin, hanya sepatu yang terlepas dari tubuh mereka.
Letnan Chen tampak sangat damai ketika tidur, posisinya bahkan sangat teratur. Posisi lain yang mirip dengan gaya letnan Chen ketika tidur adalah pemuda bernama Si Zhui. Si Zhui juga tidur dengan posisi yang sangat rapi. Tetapi satu orang lainnya tampak benar-benar menyerupai dokter Gu. Sekilas dokter Gu melihat dirinya tengah tidur di ruang tamu. Itu adalah Jing Yi, pemuda pemarah tapi tampan itu hampir membuang dirinya keluar. Jika pintu ruang tengah itu terbuka, maka tubuh pemuda itu pasti sudah akan masuk ke dalam kolam berenang.
Dokter Gu segera mengambil keputusan, dia secara sumbrono menarik Jing Yi seperti seseorang yang tengah menarik karung beras ke karpet. Dengan telaten, dokter Gu mengatur posisi tidur Jing Yi dengan posisi yang masuk akal. Beruntung pemuda itu tidak terbangun, dokter Gu seperti seorang penjahat yang tengah mencuri sesuatu. Dia melirik letnan Chen beberapa kali, tetapi letnan itu masih tetap tidur.
Sementara menyelimuti Si Zhui dan letnan Chen menggunakan selimut yang di ambilnya, dokter Gu bergumam, "Mereka pasti kelelahan."
Dokter Gu akhirnya pergi dari ruang tengah dan berjalan menuju dapur, bersiap untuk memasak sarapan. Kali ini dia akan memasak porsi besar. Beberapa bahan makanan seperti daging dan juga sayuran dikeluarkannya dari lemari pendingin.
Tak lama setelah itu, bunyi pisau memotong terdengar dari dapur. Dokter Gu adalah seorang dokter forensik yang tidak hanya ahli menggunakan pisau bedah untuk membedah mayat, tangan dokter Gu juga ahli dalam memotong sayuran dan juga bahan makanan lainnya.
Bunyi 'tok tok tok' yang cocok untuk dijadikan konten ASMR terdengar dari dapur dan berhasil membangunkan seseorang yang masih kelelahan. Siapa lagi kalau bukan letnan Chen?
Letnan Chen mengambil ponselnya, dia melihat jam telah menunjukkan pukul setengah delapan. Ini adalah rekor terbarunya bangun pagi. Sebelumnya, dia tidak pernah bangun sangat siang. Dia selalu bangun pagi hari, di pukul enam dia akan lari pagi di sekitar kompleks perumahannya. Tetapi kali ini, dia benar-benar ketiduran karena kelelahan bekerja selama hampir 48 jam.
"Eh kau sudah bangun? Kemarilah, aku memasak makanan untuk kalian. Bangunkan juga dua anak-anak itu." Dokter Gu terlihat sibuk, dia masih memakai celemek dan membawa sebuah mangkuk besar di tangannya.
"Maafkan aku karena bangun kesiangan." Kata letnan Chen.
"Untuk apa kau minta maaf? Sudahlah, bangunkan dua bocah itu dan sarapanlah bersamaku. Bukankah kalian masih harus menangani kasus hari ini?" Mirip seorang ibu rumah tangga yang cerewet, dokter Gu tidak pernah berhenti mengoceh disana sini.
Letnan Chen segera membangunkan kedua bawahannya itu. Si Zhui adalah orang yang begitu mudah untuk dibangunkan. Begitu dia selesai mencuci mukanya, dia langsung membantu dokter Gu merapikan peralatan makan di meja makan. Sementara satu orang lainnya benar-benar nampak seperti orang mati yang siap untuk di autopsi oleh dokter Gu!
"Jika caramu membangunkan Jing Yi seperti itu, maka aku yakin, bahkan ketika langit runtuh pun dia tidak akan bangun." Dokter Gu segera meletakkan piring yang dia pegang di atas meja dan berjalan mendekat ke arah Jing Yi. Tangannya memberikan isyarat pada letnan Chen untuk segera berdiri dan menyingkir.
"Biarkan aku yang membangunkannya." Kata dokter Gu.
Letnan Chen, "..."
Si Zhui, "..."
Dokter Gu mencubit hidung mancung Jing Yi, membuat oksigen tidak bisa masuk melalui hidungnya. Dokter itu juga menutup mulut Jing Yi menggunakan tangan satunya. Kini pemuda itu benar-benar tidak bisa bernafas dan akhirnya pemuda itu bangun dengan wajah memerah.
Jing Yi, "Uhuk, uhuk, uhuk."
"Tenanglah, kau tidak mati. Aku hanya ingin tahu apakah kau memiliki nafas yang panjang atau tidak." Dokter Gu berkata, "Bangunlah, aku sudah membuatkanmu sarapan." Dokter Gu tersenyum ketika dia menempuk pundak Jing Yi dan berjalan menuju ke meja makan.
Jing Yi hampir muntah karena amarahnya, tetapi dia menahannya begitu tatapannya bertemu dengan tatapan mata sepupunya, letnan Chen.
Keempat pria akhirnya sarapan dengan tenang, ketenangan itu tiba-tiba terusik ketika letnan Chen mendapatkan telepon dari seseorang. Orang ditelepon itu berkata, "Letnan, mayat orang yang pergi bersama Mo Yun telah ditemukan!"
"Mayat katamu?!" Tanya letnan Chen.