Rosemary XIII: Gege

1884 Kata
Benang merah sudah ditemukan, kini saatnya untuk menariknya. Ikan telah memakan umpan, sudah saatnya menarik pancing. Dokter Gu memberikan aba-aba pada letnan Chen. Dia kemudian mengambil ponsel letnan Chen kembali dan berniat memperlihatkan sebuah gambar pada ZhenZhen. Tetapi sebelum hal itu terjadi, dokter Gu terlebih dahulu berkata pada ZhenZhen dengan suara yang sangat lembut, "Aku akan menunjukkan gambar seseorang padamu. Jika kau mengetahui siapa orang itu, bisakah kau memberitahunya pada kami?" ZhenZhen mengangguk dan dokter Gu juga menggangguk padanya. Dia kemudian memperlihatkan sebuah foto yang ada di ponsel letnan Chen. itui adalah foto Hu Lixin! Dan ketika ZhenZhen melihat gambar orang itu, ZhenZhen yang semula sudah tenang, kini tidak bisa lagi menyembunyikan rasa takutnya. Seketika, dia berteriak dan meronta-ronta. Dokter Gu yang panik langsung berusaha menghentikan ZhenZhen. Para perawat bahkan tidak bisa membantu karena ZhenZhen sudah terlebih dahulu memegang benda tajam di tangannya. Dokter Gu berkata, "ZhenZhen, tenanglah. Dia hanyalah gambar. Dia tidak ada di sini, kami akan menjagamu." "Monster itu, monster itu…" ZhenZhen terlihat begitu frustasi, "Menjauhlah! Kalian semua! Menjauh dariku! Jangan dekati aku." Entah sejak kapan gunting yang berada di atas meja itu sudah berada di tangan ZhenZhen, membuat bulu kuduk orang-orang yang di sekitarnya merinding. Letnan Chen juga tidak bisa menyembunyikan ekspresi tenangnya lagi ketiga dia berkata, "ZhenZhen, tenanglah. Tenanglah, kami tidak akan menyakitimu." Dokter Gu menimpali dan berkata, "Itu benar, sekarang berikan gunting itu padaku. Kita akan menangkap penjahat itu bersama-sama." Dokter Gu perlahan mendekat, dia melangkah semakin dekat pada ZhenZhen. Dokter Gu berniat untuk mengalihkan perhatian ZhenZhen dan mengambil gunting yang ada di tangan gadis itu. Tetapi nyaris, semua itu hanya usaha yang sia-sia. ZhenZhen sudah sangat ketakutan hingga dia kehilangan akal sehatnya dan melihat wajah dokter Gu tiba-tiba berubah menjadi wajah Hu Lixin yang ditakutinya. ZhenZhen mengarahkan gunting yang ada di tangannya itu ke arah dokter Gu. Dokter Gu belum sempat menghindar, sehingga dadanya tertusuk oleh gunting. Darah mengucur dari tubuh dokter Gu, membuat kemeja biru langitnya yang bersih langsung penuh dengan darah. Letnan Chen, "!!" Para perawat langsung bergerak untuk menenangkan ZhenZhen. Gadis malang itu disuntik menggunakan obat penenang sehingga dia pingsan seketika. Sementara letnan Chen langsung berlari untuk menopang dokter Gu. Letnan Chen, "Gu Wei! Gu Wei." Letnan Chen berkata, "Pa.., pa.., panggil dokter!" Ini adalah kali pertama dokter Gu melihat letnan Chen yang selalu cerdas menjadi tergagap. Dia tersenyum dan berkata, "Aku tidak apa-apa. Aku tidak akan mati. Letnan Chen masih menopang dokter Gu, "Ge, bertahanlah. Gege.." Suara dokter Gu semakin samar ketika matanya hampir tertutup. Tetapi dia bisa mendengar dengan jelas bahwa letnan Chen telah memanggilnya dengan sebutan "Gege." Dokter Gu pingsan! Letnan Chen tidak bisa lagi tidak panik, "Percepat! Mana dokter??" Jing Yi dan Si Zhui saling menatap untuk memastikan apa yang mereka dengar itu tidak salah. Ya, Jing Yi dan Si Zhui bahkan mendengar panggilan yang dilontarkan oleh letnan Chen pada dokter Gu, tetapi mereka tidak sempat untuk bertanya karena keduanya buru-buru pergi mencari dokter. Dokter Gu langsung dibawa oleh para petugas medis untuk segera ditangani. Sementara itu letnan Chen dengan bajunya yang masih terkena darahh dokter Gu, tengah duduk di sebuah bangku di koridor rumah sakit dan menunggu dokter memberikan hasil diagnosanya. Bukan dokter yang keluar dari ruangan penanganan, tetapi itu adalah seorang perawat. Perawat itu bertanya, "Keluarga pasien atas nama Gu Wei. Apakah ada?" Letnan Chen langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri perawat itu. Dia segera berkata, "Aku disini. Apa yang terjadi pada Gu Wei?" "Anda siapanya?" Tanya perawat itu, "Kami membutuhkan wali pasien untuk menandatangani surat operasi. Ada pembuluh darah yang pecah dan kami harus menjahitnya. Jika tidak, kami tidak bisa menanggung konsekuensi yang lebih buruk lagi." "Dia Gege-ku. Aku akan menandatangani surat persetujuan itu." Kata letnan Chen. Jing Yi dan Si Zhui saling memandang dan tidak mengatakan apa-apa, tetapi ekspresi keduanya sama-sama menunjukkan bahwa ada pertanyaan sama yang juga terbesit di dalam hati mereka. Keduanya melihat atasan mereka pergi bersama dengan perawat untuk mengurusi keperluan administrasi untuk operasi dokter Gu, sementara Jing Yi dan Si Zhui kembali duduk di bangku dengan tatapan linglung. Jing Yi masih sangat terkejut dan Si Zhui bertanya padanya, "Apakah dokter Gu dan letnan Chen adalah saudara? Aku benar-benar tidak mengetahui hal ini. Kau adalah adik sepupu dari letnan Chen, seharusnya kau mengetahui hal ini kan?" Jing Yi menatap Si Zhui dengan ekspresi keheranan. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Tidak, aku tidak tahu. Bukan, bukan,..." Jing Yi segera memperbaiki ucapannya dan berkata, "Maksudku mereka bukan saudara. Bukankah dokter Gu adalah orang asli Beijing? Keluarga letnan Chen tidak memiliki kerabat yang berasal dari Beijing. Keluarga kami hanya berasal dari Shanghai dan provinsi Henan. Selebihnya kami tidak memiliki saudara dari Beijing. Aku tidak tahu kenapa dia mengatakan hal seperti itu." Si Zhui mengangguk, dia berusaha berpikiran jernih ketika dia berkata, "Ini adalah kondisi darurat, jadi wajar saja untuk seseorang berbohong." Jing Yi tampak tidak setuju ketika dia mendengar ucapan Si Zhui itu. Dia berkata, "Biaoge-ku adalah orang yang kaku. Dia adalah bikkhu yang pantang berbohong. Dia sama sekali tidak bisa berbohong, selain itu dia tidak akan pernah berbohong walaupun seserius apapun kondisinya. Jika diibaratkan dengan benda-benda yang ada di dunia ini, maka batu adalah perumpamaan yang cocok untuk menggambarkan Biaoge-ku. Batu akan tersiram hujan, terkena panas, tapi dia tidak akan berubah bentuk. Mungkin itu akan berubah bentuk tapi akan membutuhkan waktu yang lama dan itu sama dengan Biaoge-ku." (Biaoge: Kakak sepupu laki-laki) Jing Yi menopang dagunya menggunakan tangannya, "Aku mengenalnya dari kecil. Dan aku selalu mengikutinya kemanapun dia berada. Jadi aku tahu persis bagaimana perangainya." Kedua junior itu segera menutup mulut mereka begitu letnan Chen datang menghampiri mereka. Letnan Chen berkata, "Kalian pergilah memantau Hu Lixin. Jangan biarkan dia lolos. Dia tetap prioritas kita. Dan untuk sementara, aku akan menjaga di sini. Kalian harus melaporkan segala sesuatu yang kalian dapatkan kepadaku." Letnan Chen melanjutkan ucapannya, "Selalu berhati-hati." Jing Yi dan Si Zhui mengangguk. Sebelum pergi, mereka terlebih dahulu saling memandang. Ketika pandangan mereka jatuh ke baju letnan Chen yang penuh darah, mereka tidak bisa diam lagi. Si Zhui dengan sopan bertanya, "Letnan, sebaiknya letnan bersihkan dulu baju letnan. Bukankah tidak baik memakai baju yang penuh dengan darah?" "Aku mengerti." Kata letnan Chen. Letnan Chen mengambil baju gantinya yang ada di dalam mobil lalu memakainya dan memberikan kunci mobilnya pada dua juni-o-rnya untuk dibawa sementara dia tinggal di rumah sakit sembari menunggui dokter Gu yang tengah berada di ruang operasi. Semua benda-benda yang disimpan oleh dokter Gu di saku mantelnya telah diberikan pada letnan Chen selaku kerabatnya. Letnan Chen memegang ponsel dokter Gu. Dia berniat menghubungi kerabat dokter Gu yang ada di Shanghai, itu adalah ayah baptis dokter Gu yang juga adalah dokter forensik yang bekerja di tempat yang sama dengan dokter Gu, Profesor Jiang. Dokter Gu telah menceritakan perihal masa lalunya pada letnan Chen, jadi letnan Chen tentu saja mengetahui bahwa keluarga dokter Gu atau lebih tepatnya keluarga angkatnya berada di Shanghai. Selain itu, letnan Chen juga tidak ragu untuk menekan ponsel milik dokter Gu karena dokter Gu pernah berkata padanya, "Password ponselku tidak sesulit kombinasi password yang kau atur untuk keamanan rumah ini. Jika kau membutuhkan sesuatu dalam keadaan darurat, dan aku tidak berada di sana dan kau membutuhkan ponsel, kau bisa menggunakan ponselku. Password nya adalah 100508051823." Mengapa ada banyak sekali angka?! Letnan Chen teringat alasan mengapa dokter Gu memilih nomor itu. Dokter Gu juga pernah berkata, "Tidak ada alasan, hanya saja aku selalu mengingat angka-angka itu tanpa sebab." Dan alasan mengapa letnan Chen memanggil dokter Gu dengan sebutan 'gege', itu adalah karena masa lalu mereka. Jing Yi dan Si Zhui sama sekali tidak salah ketika mereka mendengar panggilan itu keluar dari mulut letnan Chen. Dan begitu pula dengan dokter Gu yang saat itu kesadarannya mulai memudar, pendengarannya yang mendengar letnan Chen memanggilnya dengan sebutan 'gege' itu benar adanya. *FLASHBACK* Shanghai, musim panas, delapan tahun yang lalu. Para siswa SMA Chen Xi yang berada di kelas tiga akan segera mengadakan ujian. Ujian masuk Universitas lebih tepatnya. Saat itu Letnan Chen juga adalah salah satu siswa SMA Chen Xi yang akan mengikuti ujian masuk Universitas, bukan atas kemauannya, tetapi kemauan orangtuanya. Chen Yu muda sama sekali tidak berniat untuk berkuliah dan mengambil fakultas hukum dan menjadi jaksa. Tetapi sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, Chen Yu tetap pergi ke Universitas Fudan untuk mengikuti tes. Jaksa Xifan adalah temannya, pemuda itu dengan senang hati mengikuti ujian masuk Universitas dengan menembak jurusan hukum. Ya, setidaknya itu adalah kemauannya sendiri, bukan karena paksaan. Keduanya berangkat ke Universitas Fudan bersamaan, tetapi Xifan masuk ke ruang ujian sendirian. Chen Yu, remaja dengan sikap kaku dan sulit untuk di ajak bicara itu pergi entah kemana, meninggalkan meja ujiannya dan juga Xifan. Universitas Fudan sendiri bukanlah Universitas kecil. Saat itu dan bahkan saat ini, Universitas itu adalah Universitas ternama yang besar. Jadi untuk seorang remaja yang bukan mahasiwa disana, pastilah sangat sulit untuk menemukan arah. Tapi tidak dengan Chen Yu, dia dengan mudah keluar dari Universitas Fudan dengan cara melompati pagar. Dia adalah pemuda dengan keterampilan bela diri yang tinggi. Chen Yu sangat pandai dalam Kung Fu, jadi melompati pagar yang tinggi bukanlah masalah untuknya. Tapi satu hal yang menjadi masalahnya, dia bertemu dengan kumpulan mahasiswa nakal yang berada di lorong tempat dia menginjakkan kakinya. Chen Yu muda bukanlah Chen Yu delapan tahun kemudian. Dia tidak memegang pistol atau senjata lainnya. Dan walaupun dia memiliki Kung Fu yang tinggi, tetapi dia kalah jumlah. Menolak memberikan uangnya pada sekumpulan preman yang berstatus sebagai mahasiwa itu, Chen Yu berakhir dengan pengeroyokan. Dia sudah babak belur, kakinya nyaris patah jika seorang mahasiswa tampan tidak datang untuk menyelamatkannya. Secara alami itu adalah dokter Gu, atau lebih tepatnya Gu Wei muda. Gu Wei adalah orang Beijing yang datang untuk berkuliah di Shanghai. Saat itu dia tinggal dirumah Profesor Jiang. Benar, letnan Chen lebih muda dari dokter Gu. Hanya saja pangkatnya di kepolisian yang tinggi telah membuat dokter Gu salah sangka pada usianya. Mahasiswa kedokteran umum, Gu Wei, tidak sengaja lewat di gang itu saat dia baru saja membeli banyak manisan. Dan dia sendirian. Dia bukanlah ahli bela diri, tetapi dia tahu sedikit tentang Kung Fu. Berbekal ilmu beladiri pas-pasan dan mulut licik khas Gu Wei, para mahasiswa nakal itu berhasil di atasi. Entah dari mana dia menemukan megaphone, tetapi karena suara sirine buatan yang dibuat oleh Gu Wei, para mahasiswa itu segera mundur. "Kau tidak apa-apa?" Gu Wei membantu Chen Yu yang babak belur, "Ayo bangun, aku akan mengobatimu." Keduanya baru saja akan pergi dari lorong, tetapi beberapa mahasiwa itu kembali. Mereka tahu jika mereka telah dibodohi, jadi mereka kembali untuk membalas dendam. Itu adalah sebuah botol minuman kaca, mirip dengan botol minuman keras. Salah satu mahasiswa nakal itu memecahkan botol minuman itu dan mengarahkan ujung botol yang tajam ke arah Gu Wei dan Chen Yu. "Ah!" Gu Wei menggunakan lengannya untuk melindungi remaja yang sudah babak belur itu. Alhasil lengannya robek. Kali ini bukan tipuan, sirene mobil polisi yang bertugas benar-benar datang. Para mahasiswa itu langsung kabur melarikan diri. "Kau..kau berdarah!" Chen Yu tampak khawatir. Dia membuka kemeja luarnya dan menggunakannya untuk mengikat lengan Gu Wei yang terus-menerus mengeluarkan darah. Gu Wei tersenyum, "Aku tidak apa-apa Xiao Didi. Gege ini tidak akan mati." (Xiao Didi: Adik laki-laki kecil. Gege: Kakak Laki-laki) Tidak akan mati pantatku! Gu Wei langsung pingsan setelah dia mengatakan hal itu. Dia hampir menumpahkan satu liter darah dari lengannya!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN