“Gimana Melbourne?” “Gue masih di rumah, belum keluar.” “Ah, gue salah. Maksud gue, gimana rumah Pram?” Mia mengalihkan perhatiannya dari ponsel, melihat ke area outdoor rumah Pram yang tak kalah aesthetic, dengan banyak tanaman di pot besar, atau langsung keluar dari tanah. Melihat ke arah kanan sedikit, maka, Mia bisa melihat Pram yang entah sedang membuat apa di dapur. Dapur Pram memang memiliki jendela besar yang menghadap ke luar rumah. “Bagus, comfy and fresh.” “Lo suka?” Mia mengedikkan bahu. “I dunno, tapi, gue nggak punya pilihan selain tinggal di sini.” Naomi melipat bibirnya sebelum menerbitkan senyum yang sedikit dipaksakan. “Gue jadi berharap punya pintu ke mana saja biar gue bisa ke sana dan peluk lo. Apart juga sepi nggak ada lo.” Mia mendongak saat sebuah nampan me

