Sekian lama Dirga tampak diam saja mengarahkan mobilnya menyusuri jalan di hari Minggu ini. Rania melirik, sejenak menebak-nebak apa isi kepala kekasihnya itu karena sejak meninggalkan rumahnya tadi, Dirga belum berkata apa-apa lagi. Keputusan Rania untuk menerima perjanjian Pra Nikah dari Para Tante jelas memuaskan mereka. Rania pun tidak tahu persyaratan apa yang mereka akan berikan nanti. Tetapi, jika Nyonya Puspa saja sanggup melakukannya, tentu dia juga begitu bukan? “Jangan diam saja…” rajuk Rania akhirnya, karena Dirga tak kunjung bersuara. “Apa aku membuatmu marah?” Dirga mendengus, otot rahangnya menegang. “Hei, ayo bicara Dirga, apa kamu marah, karena aku mengambil keputusan tanpa membicarakannya denganmu dulu?” gadis itu terdengar merasa bersalah. “Aku bukannya marah,” ungk

