Melihat Kenyataan

1532 Kata

Dirga berdiri di pintu masuk arena pertunjukan ice skating. 15 menit lagi pertandingannya dimulai. Dia sudah mengirim pesan kepada Rania bahwa dia sudah menunggunya. Gadis itu pasti datang. Dirga tidak mungkin salah mengira. Semua kehangatan dan kasih sayang Rania saat ia sakit, sudah menjelaskan semuanya. Sentuhannya, tatapannya, senyumannya. Dan reaksi gadis itu jika Dirga melakukan hal yang sama kepadanya. Rona merah di kulitnya, pendar bahagia di matanya, senyum malu-malu di bibirnya. Juga bagaimana gadis itu menyerah begitu saja acapkali Dirga mengecupnya. Mengingat hal itu Dirga mendengus tipis, menahan senyumnya. “Dirga…”sapaan hangat seorang gadis membuat lelaki itu berhenti dari lamunannya dan menoleh ke arah suara. “Belum dimulai ‘kan ya?” katanya riang. Dirga memutar total m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN