Dirga menyelesaikan satu per satu pekerjaannya dan memanggil Anggun untuk membawakan kopi terakhir untuk malam ini. Ada cukup banyak pekerjaan yang harus diperiksanya setelah cuti karena sakit berbulan-bulan. Ia juga harus mendengarkan laporan dari bawahan atas tugas yang telah didelegasikannya. “Kamu pulang saja,” kata Dirga kepada sekretarisnya. “Besok jangan lupa jam 10 semua harus sudah siap.” “Baik, Pak, kalau memang sudah tidak ada lagi yang diperlukan, saya permisi,” pamit Anggun setelah meletakkan cangkir kopi di atas meja kerja Dirga. Setelah menghabiskan lagi sekitar dua jam di meja kerjanya, Dirga melirik jam yang sudah menunjkkan waktu jam 9 malam. Ia sangat sibuk sampai-sampai belum sempat lagi bertemu dengan Rania. Begitulah, larut dalam pekerjaan memang bisa membuatnya ba