“Sudah kukatakan aku tidak mengizinkan kau mengenakan pakaian terbuka seperti ini, apa bedanya dengan membuka pakaian di depan orang lain jika kau mengenakan gaun kurang bahan seperti ini?” Omel Samuel kepada Paris, ia menyeret Paris ke toilet. Saat itu mereka sedang berada di tengah-tengah acara ulang tahun Mark Hubert yang di rayakan di sebuah hotel mewah. Paris mengerucutkan bibirnya. Samuel memang tidak main-main di setiap ucapannya, pria itu hampir setiap hari menemuinya untuk memberikan tanda merah di kulitnya agar Paris tidak bisa membuka pakaiannya di depan Arsen. “Bagaimana caranya agar kau mengerti? Kau itu terlalu berharga untuk di pertontonkan, tubuhmu itu... oh, Astaga! Sayangku, Paris. Apa kau tahu? Aku tidak suka cara pria lain menatapmu dengan tatapan lapar,” ucap Samuel