Paris bermaksud menolak. “B-bukankah Daddy menunggumu? Apa beliau telah kembali ke rumahnya?” Arsen meraih pinggang istrinya, merapatkan tubuh Paris, mengikis jarak antara mereka. “Dia sedang berbicara dengan Sam.” “S-sam?” Bibir Paris bergetar, pria itu... untuk apa dia datang? Seketika pikiran panik menghantuinya, ia yakin Samuel pasti akan mengacaukan ketenangannya malam ini. “Ya, aku mengundangnya untuk makan malam di sini,” ujar Arsen lalu kurang dari sedetik bibir Paris telah terperangkap oleh bibir Arsen apa yang baru saja Arsen ucapkan masih berusaha di cerna oleh otaknya. Paris adalah wanita normal, saat kulitnya di cumbu oleh lawan jenis tentu saja ia akan bereaksi apalagi yang mencumbunya adalah Arsen, suaminya sendiri. Ia juga tidak bisa menolak karena bagaimanapun melayan