Hari sebelumnya..
Keluarga Narendra dapat terbilang keluarga terpandang yang lebih mementingkan martabat dan nama baik keluarga dibandingkan keharmonisan itu sendiri. Putra tunggal mereka, Regan Narendra, untungnya dapat mempertahankan nama baik keluarga itu melalui prestasinya semenjak menjabat CEO di perusahaan keluarga Blythes.Co. Regan bisa mengikuti dan mempertahankan jejak ayahnya yang sudah menurunkan jabatan itu untuk dirinya.
Acara makan malam keluarga kali ini, Astuti dan Ganindra, orangtuanya mengundang beberapa teman keluarga untuk ikut menghadiri acara malam itu. Salah satunya ada keluarga Tamani, pemilik perusahaan televisi swasta yang paling terkenal di tanah air. Rama, sang direktur, telah berteman sejak lama dengan Ganindra karena perusahaan mereka berdua sering melakukan kerja sama. Anaknya, Veronica, belakangan mencoba menekuni dunia entertain dengan menjadi selebgram.
Kehidupan Veronica seringkali di sorot oleh public. Belum lagi mengenai kedekatan wanita itu dengan pewaris Blythes.Co tersebut, yaitu Regan. Selain karena Vero adalah public figure, Regan sendiri pun sudah sangat menarik perhatian para kaum wanita dengan wajahnya yang tampan dan memiliki tubuh seindah dewa yunani, membuat para pria lainnya iri karena ia memiliki tiga hal penting untuk menarik lawan jenis dengan mudah. Harta, tahta dan kesempurnaan fisiknya.
Wanita itu selalu mengaku bahwa mereka berdua sudah berteman dekat sejak kecil karena pertemanan kedua orang tua mereka. Meski Vero tidak pernah mengatakan bahwa mereka berdua terlibat hubungan romantis seperti yang netizen bicarakan di social media. Tetapi wanita itu suka membiarkan pikiran netizen bahwa Regan memiliki hubungan spesial dengannya.
Regan di sisi lain sama sekali tidak peduli dengan berita yang belakangan ini mengait-ngaitkan namanya dengan Vero. Dan tidak ingin repot – repot mengoreksi mereka, sehingga ia membiarkan gosip itu beredar di media. Vero adalah satu – satunya wanita yang tidak pernah ia sentuh, selain karyawannya. Ia tidak ingin merusak hubungan keluarga yang sudah terjalin sejak lama di antara kedua orang tua mereka.
Tamu undangan lainnya adalah Widya dan Eryadi, kedua orang tua gilang. Eryadi adalah satu – satunya adik Ganindra yang juga ikut mengurus perusahaan Blythes sejak awal berdiri. Sekarang, setelah Eryadi pension, jabatannya di teruskan oleh Gilang yang tidak lain adalah sepupunya. Regan bersyukur hari ini sepupunya itu tidak datang ke acara makan malam tersebut, karena jika gilang hadir, dia tidak dapat berjanji untuk menjaga kepalan tangannya dari wajah b******n itu.
Astuti telah menyajikan semua hidangan utama di atas meja makan berukuran panjang itu. Memastikan semua tamu mendapatkan makanan dengan layak. “Wid, coba kepiting saus krimnya. Enak banget.” Tangannya menyodorkan piring besar berisi kepiting itu.
“Ah, iya mba.” Widya mengambil piring itu dari Astuti dan menyendokkan beberapa potong kepiting ke dalam piringnya. “Padahal ini favoritnya Gilang, tapi sayang anakku malah ga dateng malam ini.”
“Ah iya, gilang kemana sih, sangat jarang sekali dia melewatkan acara rutin makan kita ini.” Astuti sejak tadi ingin menanyakannya karena tidak melihat keponakannya, yang juga teman bermain regan sejak kecil, datang ke rumahnya.
“Lagi sibuk mba, biasalah anak muda jaman sekarang. Kalo udah punya pacar maunya berduaan terus.”
Mendengar perkataan widya, astuti dan Lina, istri rama, sama-sama menoleh padanya karena kebingungan. “Loh, gilang udah punya pacar lagi mba?” Kali ini Lina yang bertanya mewakili isi pikiran astuti.
“Iya belakangan ini kayaknya serius juga, beberapa kali minta ijin sama aku dan Eryadi untuk bawa pacarnya ke rumah, mau di kenalin katanya.” Lina sebenarnya malu menjawab pertanyaan itu karena semua orang tahu bahwa pernikahan yang belum lama akan di adakan beberapa bulan lalu itu gagal dan berantakan karena ulah anaknya. Tetapi kini, anaknya justru sudah memiliki pasangan lain di hidupnya.
“Clara kan tante?” Sela Vero bertanya pada Widya. Clara adalah salah satu selebgram ternama juga. Walau pun mereka tidak dekat tetapi keduanya pernah bekerja sama dalam suatu project sehingga di haruskan untuk menjaga tali pertemanan antar sesama selebgram.
“Setahu tante bukan, Ver. Kemarin Gilang bilang sama tante katanya pacarnya yang sekarang karyawan di Blythes juga.”
Vero kebingungan saat mendengar jawaban Widya. “Aku kira masih sama Clara.”
“Sepertinya udah putus malah waktu masih berpacaran dengan Clara, Gilang tidak pernah ingin mengenalkan wanita itu sama tante. Sampe sekarang tante belum pernah ketemu sama dia.”
“Wah, cepet juga ya Gilang.” Lina terkejut mendengar pernyataan Widya mengenai putra laki-lakinya itu. Ia lalu menoleh pada pria yang duduk di samping Astuti untuk bertanya dengan nada bercanda. “Reg, kamu jangan mau kalah dong. Kapan mau nikahin anak tante?”
Regan yang sejak tadi mendengar pembicaraan mereka mengepalkan tangan, karena ia tahu persis siapa wanita yang mereka bicarakan. Ternyata hubungan mereka sudah sejauh itu, pikir regan dalam hati. Pantas saja hingga saat ini wanita itu enggan meninggalkan sepupunya. Regan menoleh pada Lina sambil tersenyum masam karena pertanyaan itu. “Kita masih nyaman berteman, tante.”
“Ah, ga usah khawatir Lin, sebentar lagi Regan sudah menginjak umur yang matang untuk menepati janjinya menikahi Vero. Ya kan, Reg?” Astuti menyentuh lengan anaknya di atas meja sambil tersenyum. Regan hanya memandangi ibunya tanpa mengatakan apa – apa.
Ia teringat janjinya beberapa tahun lalu untuk menikahi Vero. Regan tidak pernah menginginkan pernikahan, saat ditanya Astuti kapan ia akan menikah, Regan bilang bahwa ia tidak peduli kapan dan dengan siapa ia menikah karena ia sendiri tidak percaya mengenai ikatan sakral seperti itu. Jawabannya memunculkan ide di benak astuti untuk menjodohkan anaknya dengan Vero. Yang di setujui dengan cepat oleh pihak keluarga Lina dan Rama.
Regan dan Vero sama – sama memiliki tujuan yang sama. Mereka berdua tidak percaya pada cinta dan pernikahan. Jika mereka harus menjalankan pernikahan, mereka akan memilih pasangan yang menguntungkan untuk dirinya maupun keluarga. Dulu Regan berpikir bahwa Vero mungkin pilihan terbaik untuk menjadi istrinya. Sekarang, ia tidak tahu lagi apa yang ada di pikirannya.
=-=
Pagi ini di kantornya, Regan sedang sibuk mengurusi dokumen kerja sama dengan perusahaan asal Thailand yang baru saja memasuki pasar bisnis Indonesia dengan sukses. Ketukan di pintu mengalihkan perhatiannya dari lembaran kertas putih itu. Tita, sekertarisnya melongokkan kepala ke dalam ruangannya. Setelah pria itu menyuruhnya masuk, tita berjalan dengan hati – hati. “Pak, ada bu Vero mau ketemu bapak.”
Regan menghela napas dan bersandar pada kursinya. Mau tidak mau regan menganggukan kepalanya pada tita, tanda bahwa pria itu mengijinkan Vero masuk ke dalam ruangannya dan menganggu pekerjaan yang harus ia lakukan siang ini.
Wanita berambut cokelat itu berjalan dengan percaya dirinya saat memasuki ruangan regan. Vero berdiri dan menyilangkan tangannya selagi ia mulai berbicara mengungkapkan maksud dan tujuan ia datang ke kantor pria itu. “Gara – gara pertemuan semalam, mama jadi desak gue untuk buru – buru tanyain kejelasan status kita sama lo.”
Regan menaikan alisnya. “Apa yang harus di perjelas?”
“Ya ini.” Vero mengibaskan tangannya menunjuk dirinya dan Regan secara bergantian. “Kita. Dulu lo bilang sama mama mau nikahin gue sekitar lima tahun lagi kan?”
“Ver, gue belum mau mikirin itu sekarang. Nanti aja kita bahas lain kali.”
Vero berjalan ke samping meja regan dan menyandarkan bokongnya di meja. “Masalahnya nyokap worry karena gue sebentar lagi udah dua puluh tujuh tahun. Untuk kaum cewek, umur segitu udah seharusnya nikah dan punya anak.”
“Emangnya selama lima tahun ini lo ga nemu calon yang bisa lo ajak nikah?”
“Percaya ga percaya, selama itu gue nyari dan hingga saat ini ngga ada yang lebih bagus dari lo. Lo boleh besar kepala. Karena menurut gue, yang punya banyak penggemar cowok, lo tetep lebih baik dari semua cowok yang pernah deketin gue.”
Regan mengusap wajahnya. Ia menyesal dulu pernah berjanji yang tidak – tidak pada ibunya dan ibu wanita ini. Ia tidak menyangka ia akan berubah pikiran setelah lima tahun. “Kita ga bisa jadi pasangan lainnya. Gue bahkan ga bisa meluk lo seperti layaknya orang pacaran karena lo udah gue anggap sebagai sahabat gue sejak kecil.”
“Itu karena kita ga terbiasa. Lambat laun kita bisa kayak pasangan yang lain, pelukan, ciuman, bahkan kita bisa berhubungan badan seperti orang-orang. Lo jago dalam hal itu, apa bedanya ngelakuin sama gue dan sama orang lain?”
Regan tidak menjawab. Semua orang sudah tahu mengenai reputasinya yang sering berganti pasangan. Ia bahkan tidak segan b******u dengan wanita yang baru saja ia temui di klab malam. Jika wanita itu menarik perhatiannya, ia bisa dengan mudah menarik wanita itu ke dalam peluknya. Tetapi untuk kasus Vero, ia tidak pernah ingin melakukan itu dengan wanita ini. Terlalu berisiko karena wanita ini satu – satunya wanita yang memiliki hubungan terlama dengannya. Ia tidak ingin merusak pertemanannya dengan Vero.
Vero melihat Regan tidak merespon, maka ia mengusulkan sebuah ide yang sejak lama ada di pikirannya. “Kita bisa mulai latihan.” Wanita itu mendekati regan dengan perlahan.
Regan yang melihat tekad dalam wanita itu langsung menghentikannya. “Ver, kita bisa lakuin nanti. Gue masih ada banyak kerjaan.”
“Kenapa sih? Emangnya lo ga mau kayak Gilang, sepupu lo itu walau pun udah pernah ngegagalin pernikahannya tapi sebentar lagi dia bakal ngadain pertunangan. Kalo dia bisa, kenapa lo ga bisa?”
“Apa yang lo bilang barusan? Pertunangan apa maksudnya?”
“Lo ga tahu? Anak – anak udah heboh katanya Gilang mau ngelamar pacar barunya yang semalam kita omongin di ruang makan sama tante widya. Setelah denger kabar itu dari tante widya, gue penasaran dan tanya langsung sama Tyo. Lo tahu kan tyo deket banget sama Gilang dan pasti tahu mengenai kabar terbarunya. Dan bener kata tyo, dia mau ngelamar pacarnya yang baru beberapa bulan ini jadian. Setelah dipikir – pikir gila juga dia, Clara yang udah jalan lebih lama sama dia aja di putusin demi ceweknya yang sekarang.”
Tyo adalah sahabat Gilang sekaligus pemilik harshmead. Regan berteman baik dengan Tyo, walau pun tidak sedekat pertemanannya dengan Reihan. Maka dari itu, Tyo tidak mungkin berbohong mengenai berita itu.
Sialan!
Rahangnya mengeras menahan umpatan yang ingin ia keluarkan. Matanya menggelap karena amarah. Jika tidak ada Vero mungkin saat ini ia sudah menyeret tif dan bertanya langsung mengenai hal ini. Ia bahkan baru melepaskan wanita itu beberapa saat namun kini wanita itu sudah akan menjadi milik pria lain.
Tangan vero tanpa ia sadari sudah mendarat di bahunya. Mengelus dan meraba otot – otot yang tersembunyi di balik pakaiannya. Regan mendongak saat melihat vero menundukan badannya. “Kita mulai belajar dari hal yang paling dasar.” Wanita itu menempelkan mulutnya pada mulut regan. “Kiss.” Ucapnya sebelum ia mulai menyatukan kembali bibirnya.
Regan diam saja, otaknya berpikir keras apakah ia harus melanggar prinsipnya untuk tidak menyentuh Vero atau ia harus mendorong wanita itu agar keluar dari ruangannya saat ini juga. Walau pun Vero sedang menciumnya, otaknya terus memikirkan dan membayangkan bahwa Tif lah yang berada di sana menggantikan posisi Vero saat ini. Dasar wanita terkutuk! Wanita itu bahkan bisa menguasai pikirannya di saat – saat seperti ini. Karena kesal terhadap bayangan yang berputar di kepalanya, Regan menarik leher Vero dan mulai membalas pagutan wanita itu di bibirnya.
Merasa ada respon dari pemilik bibir itu, Vero tersenyum dan mendekatkan tubuhnya lebih rapat pada pria itu. Hingga akhirnya ia duduk di atas pangkuan regan dan melingkarkan kakinya di sekitar tubuh pria itu. Tangannya menjelajahi otot – otot yang terbentuk di tubuh regan, yang tersembunyi di balik pakaian pria itu. Sementara tangan pria itu berada di kedua sisi tubuhnya, namun tidak melakukan apa – apa selain menjaga Vero agar tidak terjatuh dari kursinya.
Selama pertemanannya dengan pria itu, baru kali ini ia merasakan mulut dan ciuman dari pria itu. walau tidak pernah mengakuinya, dalam hati Vero sudah menginginkan ini terjadi sejak dulu. Jika ia mengakui itu, regan sudah pasti akan menjauhinya dan tidak mau berteman lagi dengannya begitu tahu isi pikiran Vero.
Tangannya sudah akan membuka kancing kemeja pria itu saat ketukan di pintu membuat regan menarik mulutnya dan menghentikan ciuman itu. dalam hati vero mendecak kesal pada siapa pun yang sedang berada di depan pintu ruangan regan.
Regan belum sempat mengatakan apa – apa pada si pengetuk pintu, tetapi pintu itu sudah di buka dan seseorang yang sudah mengisi pikirannya sejak tadi berdiri di sana dan mulai berjalan masuk dengan mengeluarkan tatapan menusuk padanya saat wanita itu melihat apa yang sedang ia lakukan di dalam ruangan ini.