"Aku memang tampan. Tapi tidak sopan menatap atasanmu seperti p*****r yang kelaparan." Deg! Sakit, seakan hatinya dikuliti. Raina tengah menyerahkan laporan pekerjaannya sesuai perintah Satya. Tapi, apa itu tadi? Ia hanya memperhatikan Satya karena merasa iba jika apa yang dikatakan teman barunya benar adanya. Tapi tidak sepatutnya ucapan Satya begitu tajam menyayat bukan? Raina hanya menunduk menggigit bibir bawahnya kuat. Satya berdiri dari duduknya dan berdiri di hadapan Raina yang terdiam kaku. "Kau harus siap dengan kata kasar, jika ingin benar-benar bekerja." Raina seketika menegakkan kepala menatap Satya yang menatapnya dengan sorot mata yang dingin dan tajam. Sangat berbeda dengan Satya yang biasanya menggodanya. Mungkinkah ini Satya yang sebenarnya? Atau ini Satya mode on sa